Korlantas Mabes Polri Turunkan Anggota Guna Teliti Kecelakaan

Tim Korlantas Mabes Polri yang didampingi Ditlantas Polda Jatim dan Satlantas Polres Sidoarjo melakukan peninjauan dan olah TKP di tempat Bus Harapan Jaya terbalik, Selasa (14/10).

Tim Korlantas Mabes Polri yang didampingi Ditlantas Polda Jatim dan Satlantas Polres Sidoarjo melakukan peninjauan dan olah TKP di tempat Bus Harapan Jaya terbalik, Selasa (14/10).

Surabaya, Bhirawa
Kecelakaan maut Bus Harapan Jaya yang menewaskan tujuh orang korban dan 23 luka-luka, mendapatkan perhatian dari Korps Lalulintas (Korlantas) Mabes Polri. Sebanyak empat anggota diturunkan guna meneliti kecelakaan maut yang terjadi di kawasan Waru – Medaeng, Senin (13/10) lalu.
Tim Korlantas Mabes Polri yang didampingi Ditlantas Polda Jatim dan Satlantas Polres Sidoarjo, Selasa (14/10) kemarin, melakukan peninjauan dan olah TKP di tempat bus tersebut terbalik. Dengan dibantu perusahaan HINO, tim melakukan pemeriksaan terhadap bangkai Bus Harapan Jaya yang diletakkan di tempat penyimpanan barang bukti di samping kantor Jasa Marga Cabang Surabaya-Gempol.
Adapun yang dicek oleh tim dari Mabes Polri di antaranya yakni terkait kondisi bus. Dan mengarah kepada pemeriksaan ketebalan kampas rem dari Bus Harapan Jaya. Selain itu, tim juga memeriksa tekanan udara pada ban bus.
Kasubdit Bin Gakkum Kakorlantas Mabes Polri Kombes Pol Indrajit mengatakan, pihaknya datang ke Surabaya untuk melakukan penelitian terhadap kecelakaan maut yang menewaskan tujuh korban tersebut.  “Dengan didampingi tim ahli dari perusahaan mobil HINO, kami memeriksa kondisi Bus Harapan Jaya. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari kendaraan tersebut,” terang Kombes Pol Indrajit kepada wartawan, Selasa (14/10).
Lanjutnya, Ia belum bisa memberikan kesimpulan karena masih mempelajari kondisi yang ada. Walaupun belum ada kesimpulan, tapi hasil pemeriksaan sementara oleh petugas, kecelakaan tersebut dikarenakan tindakan sopir yang ugal-ugalan, baik itu tidak memperhatikan marka jalan ataupun adanya saling kejar dengan bus lain.
“Kami masih meneliti penyebabnya, baik dari faktor sopir, kendaraan, ataupun alam. Ini yang masih diteliti, faktor mana yang mendekati hal tersebut,” katanya.
Seperti diberitakan Bus Harapan Jaya Nopol AG 7900 UR jurusan Surabaya-Trenggalek terguling di depan Mahmil Medaeng, Senin (13/10).  Akibatnya, 7 penumpang tewas dan dibawa ke RSUD Sidoarjo. Sedangkan korban luka dirawat di RS Bhayangkara Polda Jatim, RS Mitra Keluarga Waru, RSUD Sidoarjo, RSUD dr Soetomo, dan RS Siti Khadijah Sepanjang. Sopir bus Harapan Jaya, Teguh Harianto setelah kejadian diketahui melarikan diri melalui kaca depan yang pecah. Kecelakaan tunggal diduga kuat karena  sopir bus ugal-ugalan berkejaran dengan bus lain untuk mengambil penumpang yang berada di pertigaan Medaeng.
Sementara itu Polda Jatim menetapkan sopir Bus Harapan Jaya, Teguh Harianto sebagai tersangka. Ia  dianggap paling bertanggung jawab saat peristiwa kecelakaan maut yang telah merenggut 7 nyawa.
Menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setyono, saat ini sopir tersebut menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) dan ditetapkan sebagai tersangka karena kecelakaan tunggal yang mengakibatkan hilangnya nyawa. “Tersangkanya ya sopir. Kecelakaan tunggal kan sopirnya yang harus tanggung jawab,” tuturnya, Selasa (14/10).
Dia menambahkan pihaknya saat ini masih melakukan pengejaran dan sopir diimbau segera menyerahkan diri. “Masih kita kejar dan kita sudah kita imbau agar segera menyerahkan diri termasuk meminta bantuan ke PO bus untuk ikut mencarinya. Sopirnya kan lari sesaat setelah kecelakaan,” imbuhnya.
Sampai saat ini Polda Jatim masih belum bisa mengetahui pasti penyebab kecelakaan yang terjadi karena menunggu hasil laboratorium. “Yang pasti kemarin itu out of control dan hasil sementara bus dalam kecepatan tinggi saat kecelakaan, terbukti dari posisi transmisi di gigi 5,” pungkasnya.
Kombes Pol Awi Setiyono juga menyatakan kenek dan kondektur Bus Harapan Jaya yang mengalami kecelakaan juga sudah diperiksa. “Hari ini (kemarin) penyidik dari Polres Sidoarjo dan Polda Jatim memeriksa lima orang saksi, termasuk kondektur dan kenek Bus Harapan Jaya, sedangkan sopir bus masih dicari (karena melarikan diri),” katanya.

Diminta Proaktif
Terpisah, Petugas Kepolisian Resor Kediri meminta keluarga kooperatif dan segera memberitahu keberadaan sopir Bus Harapan Jaya yaitu Teguh Harianto. “Kami sejak informasi kecelakaan itu langsung ke rumah istrinya di sini. Kami memberitahu keluarganya, agar menghubungi polisi guna proses hukum,” kata Kepala Polsek Plosoklaten Iptu Samsul Huda di Kediri.
Ia mengatakan, sudah bertemu langsung dengan istri Teguh Harianto di Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri. Saat itu, istrinya juga mengatakan sudah dihubungi suaminya, tapi tidak bicara banyak. “Istrinya sempat dihubungi tapi tidak bicara banyak, dan langsung terputus. Dihubungi lagi tidak bisa,” ucapnya.
Kapolsek juga menyebut, seluruh anggota sudah mendapatkan foto Teguh. Anggota juga akan memantau rumah keluarganya di Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten tersebut, serta rumah orangtuanya di Kota Kediri. [bed, mb2]

Tags: