Kota Batu Alami Krisis Keadilan

Warga Peduli Basuki saat melakukan aksi pengumpulan koin untuk Imam Basuki yang digelar di depan Lippo Plaza Batu, Selasa (24/3).

Warga Peduli Basuki saat melakukan aksi pengumpulan koin untuk Imam Basuki yang digelar di depan Lippo Plaza Batu, Selasa (24/3).

Batu, Bhirawa
Warga miskin Kota Batu menyatakan saat kota ini tengah mengalami krisis keadilan. Hal ini dipicu setelah ada warga Kelurahan Temas RT 04, RW 02 bernama Imam Basuki menjadi korban kriminalisasi oleh perusahaan tempatnya bekerja. Akibatnya, kini Basuki sudah lebih sebulan mendekam di jeruji besi Polres Batu.
Kelompok masyarakat yang menamakan dirinya Warga Peduli Basuki menggelar aksi pengumpulan koin untuk Basuki bertempat di depan Lippo Plaza Batu, Selasa (24/3). “Kota Batu saat ini sudah mengalami krisis moral dan mental. Karena warga tidak mampu seperti Basuki telah dikriminalisasi oleh kelompok kapitalis. Akibatnya, Basuki tidak bisa memperoleh keadilannya. Kota Batu kini sudah mengalami krisis keadilan,”teriak kordinator aksi massa, Adi Uya.
Diketahui, sudah 3 tahun Basuki bekerja sebagai tenaga kebersihan di Hypermart yang ada di Lippo Plaza Batu. Selama itu pula Basuki dikenal vokal dan sering membela dan membantu rekan-rekannya yang memperoleh ketidakadilan dari perusahaan. “Bila ada temannya yang diberhentikan, maka Basuki melakukan pembelaan dan memprotes kebijakan perusahaan itu,”ujar Bowo, salah satu adik Basuki.
Akibat kevokalannya itu, membuat Basuki mendapatkan perlakuan khusus. Gerak-geriknya menjadi pantauan dan pengawasan dari perusahaan. Dan diduga hal ini pula yang melatarbelakangi tindakan kriminalisasi terhadap Basuki.
Aksi kriminalisasi ini bermula pada awal Februari lalu. Saat itu, basuki menemukan meja rusak milik perusahaan yang telah dibuang di tempat sampah yang ada di area Lippo Plaza. Saat itu Basuki memungut meja rusak yang sudah menjadi limbah/sampah itu untuk dimanfaatkan di rumahnya. Namun hal ini justru dijadikan alasan pihak perusahaan untuk mengirim Basuki ke balik jeruji besi Polres Batu.
“Padahal, saat membawa pulang meja rusak itu, Basuki telah meminta izin kepada petugas satpam berinisial D yang bertugas pada saat itu. Tapi entah bagaimana sehingga Basuki tetap dituduh mencuri,”ulas Bowo dengan nada penuh tanya.
Dalam kasus ini, sempat dilakukan mediasi yang dilakukan DPRD setempat antara Basuki sebagai terlapor dan perusahaan Hypermart sebagai pelapor. Meskipun ada kesepakatan damai, namun ternyata terlapor masih ditangkap dan ditahan oleh kepolisian.
Kondisi ini membuat rekan kerja dan warga yang mengenal Basuki menjadi geram. Dan pada Selasa (24/3), mereka yang mengatasnamakan Warga Peduli Basuki melakukan aksi pengumpulan koin untuk Basuki. Pengumpulan koin itu diperuntukkan untuk mengganti meja milik Hypermart yang diklaim telah dicuri Basuki. “Kita akan berikan koin ini kepada kapitalis yang telah bertindak sewenang-wenang kepada kaum lemah,”teriak salah satu massa dalam aksinya.
Terpisah, Manajer Departemen Pencegahan Kerugian Hypermart Fredy Wicaksono mengatakan bahwa apa yang telah mereka lakukan adalah untuk pelajaran dari pihak pelaku dan Hypermart. “Ke depannya supaya tidak terjadi lagi kasus seperti ini. Dan dalam proses ini, finalnya sudah dilakukan penangguhan penahanan. Artinya, kepada tersangka dikenakan wajib lapor,”ujar Fredy.
Apakah Basuki masih diberi kesempatan untuk bekerja? Fredi mengatakan bahwa kebijakan itu prosesnya diserahkan kepada pihak pengelola gedung Lippo Plaza. Karena Hypermart saat ini berstatus sebagai penyewa saja. Jadi yang memiliki kewenangan untuk memprioritaskan Basuki untuk dipekerjakan ulang dari pihak gedung. [nas]

Rate this article!
Tags: