Kota Besar Rawan Golput

Vote3IndSurabaya,Bhirawa
Pertarungan dalam Pemilu Legislatif  9 April besok diprediksi bakal sengit di daerah non kota besar. Di daerah di luar kota Surabaya dan Malang sejumlah partai besar akan mencoba merebut basis massanya dari Partai Demokrat yang menyapu bersih di Pemilu 2009 lalu.
Pakar Sosial Politik Universitas Wijaya Kusuma, Andri Ariyanto menyebut partisipasi pemilih di kota besar masih akan tetap sama dengan Pemilihan Gubernur tahun lalu yang tidak lebih 50 persen. Namun di daerah lain, kata Andri, partisipasi masyarakat masih di atas 50 persen.
“Data Pilgub kemarin masih akan terjadi kembali. Partisipasi masyarakat dalam Pemilu di kota besar hanya dalam kisaran 50 persen. Tapi di daerah masih akan tinggi di atas 50 persen,” terang Andri, Senin(7/8).
Dari sini , lanjutnya, diperkirakan pertarungan sengit perebutan kursi akan terjadi di daerah-daerah. Terutama daerah yang secara tradisional menjadi basis politiknya , Andri memprediksi beberapa partai besar seperti PDIP, Golkar dan PKB bakal bertarung merebutnya kembali dari partai Demokrat yang menguasainya saat pemilu 2009.
” Partai dengan basis tradisional yang sebenarnya kuta di jatim seperti PDIP dan PKB tentunya akan berusaha merebut kembali daerah basisnya dari Demokrat yang menguasainya saat Pemilu lalu. Kerja mereka sudah cukup lama untuk memperbaiki diri, saya kira bakal berhasil,” katanya.
Upaya merebut kembali basis politick tradisional ini diperkirakan pula oleh pakar politik Uneversitas Airlangga, Hariadi. Ditanya prediksi partai terkuat yang bakal memenangi Pileg di wilayah Jatim, Hariadi yakin PDI Perjuangan yang akan memimpin.
Menurutnya prediski ini bukan tanpa sebab. Hingar binger mengenai munculnya Jokowi cukup ampuh dalam mendongkrak suara pemilih. Terlebih dalam dua pekan masa kampanye lalu, Jokowi telah bertandang langsung ke Jatim hingga dua kali.
Hal yang menarik bagi Hariadi, Jokowi justru tidak datang di rapat umum Surabaya, tetapi justru mendatangi kantong-kantong partai lawan, seperti Partai Demokrat. “Orang ini memang unik dan menarik. Daerah-daerah lawan justru dia datangi semua tanpa rasa ragu-ragu,” ungkap dia.
Sedangkan mengenai pola pemilih, Hariadi menyebut antusiasme terhadap pemilu legislatif (Pileg) tidak akan sebesar pemilu presiden (Pilpres) mendatang. Hal ini disebabkan saat pilpres mendatang, peran figur bermain dalam menarik minat pemilih. Sementara dalam pileg, sinisme masyarakat terhadap partai dan anggota dewan kian tinggi.
“Orang berangkat memilih presiden karena atas dasar sosok. Sedangkan pemilih mulai enggan memilih anggota dewan dan partai karena sinisme mereka yang cukup tinggi,” ungkap dia.
Sebenarnya bukan hanya karena sosok, tingginya angka pemilih saat pilpres juga dilatarbelakangi ambivalensi masyarakat terhadap pemilu. Sebab, disaat masyarakat enggan memilih partai dalam pileg, masyarakat tidak akan menolak jika ada calon presiden dari partai tersebut, sekalipun bukan sosok baru.
Haridai memaparkan, dalam pemilihan kali ini, terdapat dua identifikasi masyarakat dalam membuat keputusan untuk memilih. Di wilayah kosmopolitan seperti Surabaya, Sidoarjo, Malang dan beberapa daerah lainnya, pemilih akan cenderung langsung mengidentifikasi sosok calon legislatif. Sedangkan di wilayah pelosok, pemilih akan mengidentifikasi partai sebagai pilihannya.
Upaya PDIP merebut kembali basis suaranya dalam Pemilu 2014 terlihat pula dari pernyataan ketua DPD PDIP Jatim Sirmadji. Menurutnya , pelaksanaan Pemilu 2014 masih dibayangi kekhawatiran terjadinya berbagai bentuk kecurangan. Pria yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim ini menyebutkan satu di antaranya, yakni money politics yang sekarang auranya sudah terasa.
“Itu fokus kita pasca kampanye, yakni mengamankan pemilu dari tindakan kecurangan oleh siapa pun. Para caleg bersama tim-nya, serta jajaran struktural harus mengoptimalkan pengamanan pemilu agar tidak terjadi kecurangan,” tandas Sirmadji, Senin (7/4).
Dari pelaksanaan kampanye, baik yang konvensional maupun model kampanye seperti yang dilakukan Joko Widodo (Jokowi), kata Sirmadji, PDI Perjuangan Jawa Timur optimistis bisa meraih 28 persen suara di Pemilu 2014. Optimisme itu muncul setelah mendapat masukan dari pengurus di kabupaten/kota, serta melihat antusiasme masyarakat baik terhadap PDI Perjuangan maupun Capres Jokowi.
PDI Perjuangan Jatim, ungkap Sirmadji, sebelum memutuskan Jokowi sebagai capres menargetkan raihan suara antara 24 -28 persen. Setelah Jokowi mendapat mandat sebagai capres dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, jelas Sirmadji, pihaknya makin yakin target atas (28 persen) bisa dicapai. “Kita optimis tercapai,” katanya.
Agar capaian suara bisa lebih maksimal, Sirmadji juga mengajak seluruh pendukung PDI Perjuangan dan Jokowi benar-benar datang ke TPS saat coblosan Pemilu 2014 pada 9 April lusa. Pihaknya juga sudah menyiapkan saksi untuk mengamankan proses coblosan dan penghitungannya, mulai tingkat TPS hingga KPU setempat.gat.tam. [cty]

Rate this article!
Kota Besar Rawan Golput,5 / 5 ( 1votes )
Tags: