Kota Malang Publikasi Indikator Makro

foto ilustrasi

Kota Malang, Bhirawa
Pemerintah Kota Malang melalui Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Barenlitbang), menyampaikan  Publikasi Indikator Makro, sebagai Referensi untuk Perencanaan Kebijakan.
Kegiatan yang dihadiri oleh 90 peserta dari Organisasi Perangkat Darah (OPD)  Kota Malang, Camat, LPPM Kota Malang, Badan Usaha Milik Negara (BUMN)  dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di gelar di Ruang Sidang Balai kota setempat, Selasa (5/9 ) kemarin.
Kepala Berenlitbang  Kota Malang, Erik Setyo Santoso, ST., MT, membuka secara resmi kegiatan tersebut.  Ia menyampaikan, di Kota Malang ranking Indeks Pembangunan Manusia (IPM) nomor 1, Human Development Indeks 80,46.
Menurutnya data ini  sudah seharusnya  bisa memberikan publikasi kepada seluruh pemangku kepentingan untuk berbagi saran dan masukan agar bisa menjadi kota yang berpredikat IPM tertinggi.
“Baik  di Jawa Timur maupun di tingkat Nasional, IPM Kota Malang tertinggi. Harapannya dengan adanya angka-angka ini dapat terindikasi secara nyata dalam realita sehari-hari pada masyarakat kita,”tutur Erik.
Pada kesempatan kali ini, ia akan mempublikasikan indikator makro daerah yang telah dianalisa dan disimpulkan dalam sajian angka-angka makro oleh BPS Kota Malang tentang nilai tingkat keberhasilan kota malang berbasis angka.
Acara ini menghadirkan   narasumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang  Drs. Muhammad Sarjan. Sarjan  menyampaikan materi Memahami Indikator Makro Sosial Ekonomi Kota Malang.
Sedangkan pakar Unisma Ir. Dwi Handayani Prasetyowati menyampaikan Sensus ekonomi 2016 menakar potensi ekonomi Kota Malang.
Secara detail berdasarkan hasil sensus ekonomi 2016 menyajikan jumlah usaha/perusahaan dan tenaga kerja. Jumlah usaha non pertanian di Kota Malang dari tahun 2006 sampai 2016 meningkat 9,01 persen dibandingkan sensus ekonomi 2016.
Tercatat 113.131 usaha non pertanian pada sensus ekonomi 2016. Dari ribuan usaha tersebut mampu menyerap tenaga kerja sejumlah 416.873 orang. “Gambaran lengkap tentang level dan struktur selain diperlukan untuk penajaman perencanaan pembangunan secara makro dan mikro, juga untuk mengetahui daya saing bisnis di Kota Malang” ujar Dwi Handayani. [mut]

Rate this article!
Tags: