Kota Malang Terus Tingkatkan Kewaspadaan

Wali Kota Malang H. Moch. Anton bersama dengan Forkompinda dan para tokoh masyarakat , saat memimpin rapat koordinasi, di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Selasa (16/5) kemarin.

(Jadi Miniatur Indonesia)
Kota Malang, Bhirawa
Berkumpulnya mahasiswa dari berbagai daerah untuk belajar di Kota Malang, maka Kota Malang ini, kerap disebut  miniaturnya Indonesia. Karena itu,  Kota Malang terus meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan sinergit antara Pemerintah dengan  Forkopimda, akademisi dan tokoh agama, untuk mewujudkan  Kota Malang yang selalu aman dan tentram.
Wali Kota Malang H. Moch Anton memimpin langsung rapat koordinasi yang diikuti oleh  Kapolres Malang AKBP Hoirudin Hasibuan,  Komandan Kodim Letkol Arm Aprianko Suseno, Ketua MUI Malang Baidlowi Muslich dan Akademisi serta para Tokoh Agama di Kota Malang.
Menurut Wali Kota, rapat koordinasi tersebut dilaksanakan dalam rangka mensinergikan gerak langkah untuk memantau serta menjaga kondisi dan perkembangan di Kota Malang.
“Kota Malang memiliki 63 Universitas,  empat di antara merupakan perguruan tinggi negeri. Kondisi ini,   berpotensi meningkatkan masyarakat urban yang masuk ke Kota Malang,” tutur Wali Kota yang kerap disebut  Abah Anton itu.
Abah menyatakan, kedatangan  di kalangan mahasiswa dari seluruh penjuru nusantara, menjadikan Kota Malang ini seperti miniaturnya Indonesia, yang terdiri dari berbagai entis dan ras. Makanya koordinasi untuk menjaga keamanan Kota Malang harus terus ditingkatkan.
“Saat ini,  ada 300 ribu orang masyarakat urban dari seluruh penjuru nusantara,   termasuk para pencari kerja,  makanya semua persoalan muncul,  dan berpotensi memunculkan konflik. Makanya kita harus selalu menjaga keamanan dan kenyamanan untuk Kota Malang,”imbuhnya.
Pada kesempatan itu Abah Anton menyampaikan harapannya agar para akademisi dari perguruan tinggi dan tokoh agama yang ada di Kota Malang turut serta berperan aktif menjaga kondusifitas Kota Malang, yang dapat dimulai dilingkungan tempat tinggal dan kampusnya masing-masing.
Sementara itu Kapolres Malang Kota AKBP Hoirudin Hasibuan menyampaikan kondisi keamanan dan ketertiban di Kota Malang. Tingkat kriminalitas  tertinggi di Kota Malang berada pada kasus narkoba.
“Kriminalitas tertinggi didominasi oleh narkoba, ini perlu mendapat perhatian semua pihak. Kemudian  kriminalitas kedua tertinggi berada pada kasus curanmor khususnya diwilayah Lowokwaru,”ujar Hoirudin.
Kondisi itu, lanjut dia,  disebabkan karena banyaknya mahasiswa yang membawa kendaraan baik roda dua maupun roda empat, namun seringkali lalai dalam pengawasan kendaraannya. Hoirudin juga menyatakan bahwa upaya-upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri harus ditingkatkan kembali karena diera demokrasi tanpa dukungan dan kepercayaan masyarakat maka akan sulit untuk melaksanakan tugas-tugas kepolisian.
Sementara itu, Dandim 0833 Letkol Arm. Aprianko Suseno, menegaskan,  tidak   ada negara lain yang akan menginvasi bangsa Indonesia karena Indonesia tidak menyimpan senjata pemusnah masal. Namun demikian,   Indonesia saat ini mendapat ancaman dari dalam sendiri yang ingin menghancurkan NKRI. Munculnya aliran dan faham-faham  radikalisme di Indonesia mengarah, ingin menghancurkan Bangsa Indonesia. Tetapi dengan  peran serta tokoh agama dan kalangan akademisi, NKRI akan tetap terjaga.
“Kita harus tetap bergandeng tangan,  jangan sampai persoalan yang ada ditempat lain,  berimbas di Kota Malang. Peranan para tokoh agama dan kalangan perguruan tinggi sangat dibutuhkan,”ujarnya. [mut]

Tags: