Kota Probolinggo Jadi Kota Pembangunan Terbaik Kedua se-Jawa Timur

Wali kota Hadi dengan piagam penghargaan sebagai kota dengan pembangunan terbaik II se-Jawa Timur.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Kota Probolinggo menerima penghargaan sebagai kota dengan pembangunan terbaik II se-Jawa Timur. Ini tidak lepas dari kerja keras OPD dalam merencanakan pembangunan yang berkualitas dan sesuai target serta inovatif. Hal ini diungkapkan Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin usai menerima piagam dan piala dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Selasa 18/8/2020 siang saat berkunjung ke Kota Probolinggo.

“Alhamdulillah, kita patut bersyukur dengan diraihnya penghargaan yang merupakan hasil kerja tahun 2019 kemarin. Namun tidak boleh terlena, harus terus ditingkatkan kinerjanya. Meski kondisi sekarang menjadi berat akibat pandemi covid 19, namun komitmen untuk pembangunan di kota ini harus tetap berjalan sesuai rencana,” ujar Habib Hadi, rabu 19/8/2020.

Kepala Bappeda Litbang Rey Suwigtyo menuturkan ruang lingkup penilaian Penghargaan Pembangunan Daerah, meliputi 4 aspek yaitu proses penyusunan dokumen RKPD, kualitas dokumen perencanaan daerah, pencapaian pembangunan daerah, dan inovasi pembangunan yang dikembangkan.

Penilaian dilakukan pada bulan Februari lalu, melalui tahap penilaian dokumen, verifikasi dan wawancara. Dari beberapa daerah yang lolos penilaian tahap II, masuk dalam tahap penilaian tahap III (presentasi dan wawancara) secara langsung di Bappeprov Jatim.

Daerah yang mendapat penghargaan sesuai Keputusan Gubernur Jawa Timur adalah Kota terbaik I Kota Surabaya, Kota terbaik II Kota Probolinggo dan Kota terbaik III Kota Kediri.

“Sasaran yang akan dicapai melalui Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) adalah terciptanya keserasian perencanaan dan pelaksanaan pembangunan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,” urai Tiyok.

Lebih lanjut Rey Suwigtyo menuturkan, diantaranya pembvangunan tiga pengerjaan proyek milik Pemerintah Kota Probolinggo yakni revitalisasi Pasar Baru, Pasar Kronong Mayangan dan Alun-alun terus dipantau. Ini dilakukan untuk memastikan kemajuan pekerjaan, kualitas pekerjaan dan sounding kapasitas kontraktor. Hasilnya, progres paling lambat adalah pekerjaan di Alun-alun yang diperkirakan minus 5 persen.

Revitalisasi Pasar Baru (lanjutan) Dinas PUPR yang dikerjakan PT Trisna Karya dari Surabaya, dengan nilai pekerjaan Rp 10.500.029.469. Kondisi pasar baru sudah rata dengan tanah. Saluran udara yang disebut terusan dari Kali Banger pun sudah terlihat dan akan dipasang box culvert. Alat berat berupa eksavator sudah ada di dalam pasar yang bentuknya berliku-liku itu.

Beberapa hal pun disampaikan terkait proyek yang sangat bertahun-tahun dinanti oleh masyarakat Kota Probolinggo. PT Trisna Karya punya waktu 105 hari sejak 2 September lalu untuk mulai pengerjaan berupa saluran pemasangan kotak, titik pancang dan beberapa pekerjaan lainnya.

Ingin proyek ini segera selesai dengan kualitas yang baik. Karena bagaimana pun proyek ini sudah ditunggu-tunggu masyarakat setelah bertahun-tahun. Beliau juga berharap sesuai kualitas dan kami sangat menghargai antusiasme yang luar biasa, “katanya.

Revitalisasi Pasar Kronong di Mayangan yang juga sempat mandeg. Pasar ini dikerjakan CV Anugrah Purnawira selama 120 hari menggunakan DAU senilai Rp 704.798.074. Bedak-bedak permanen sudah mulai dikerjakan.

Di proyek ketiga, revitalisasi Alun-alun mendapat sorotan dari Kepala Dinas PUPR Amin Fredy. PT Faradis Mulia Makmur, yang masih berkutat pada revitalisasi kurang cepat karena pengangkatan yang ada di area dalam Alun-alun.

Dengan total anggaran revitalisasi Alun-alun Rp 4,8 M 120 hari. Nantinya, Alun-alun akan diurug sepanjang 80 cm dan pemugaran pagar keliling yang semula tembok berubah jadi tanaman hidup. Alun-alun perlu ditinggikan karena selalu terjadi genangan air ketika hujan, ungkapnya.

Pemantauan yang dilakukan Pemerintah Kota Probolinggo pada proyek yang dikerjakan oleh pihak ketiga ini dilakukan secara rutin, sesuai arahan Wali Kota Hadi Zainal Abidin kepada Wawali Subri. “Kami sampai dimana progres pengerjaan dilakukan, kualitas material, kualitas pekerjaan dan sounding kapasitas kontraktor. Overall masih di track tapi masih harus kami pantau lebih baik lagi karena semua proyek ini mendesak dengan historisnya masing-masing, “kata Wawali Subri.

Kepala Dinas PUPR Amin Fredy menambahkan, progres dari masing-masing proyek bermacam-macam. Proyek dibawah Dinas PUPR, untuk Pasar Baru sudah jelas pengerjaannya plus 3 persen. Sedangkan di Alun-alun pengerjaannya minus 5 persen.

“Kami memberikan arakan lengkap ada percepatan dengan metode apa yang digunakan. Bisa menambah alat berat sampai lembur. Pasar baru plus di atas target tetapi tetap kami awasi karena pernyataan dari kontraktor ada shift panjang, “jelas Amin.

Dalam latihan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo, kondisi eksisting dan progres akan dicocokkan. “Kami lakukan melakukan panggilan agar pekerjaan sesuai waktu dan kualitasnya tidak main-main,” imbuh Amin.

Revitalisasi Pasar Kronong Mayangan ada tambahan bangunan baru berupa kantor. “Progres kurang lebih 25 persen. Jumlah yang dapat disesuaikan dengan pedagang yang ada, bila perlu bisa lebih. Yang terdata ada 224 pedagang, “terangnya.

Proyek di Pasar Kronong telah ditempel bahwa pengerjaan tersebut dalam pengawasan Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D). Wawali mengucapkan, pola ini sudah dibuat sehingga sinergi antara Pemerintah Kota Probolinggo dengan APH (Aparat Penegak Hukum). “Ya pengawasannya sangat ketat, ada TP4D agar tidak terjadi hal-hal di kemudian hari,” tambah Subri.(Wap)

Tags: