Kota Probolinggo Masuk Zona Kuning, DPW PPNI Jatim Serahkan Donasi

DPW PPNI jawa timur serahkan donasi, APD dan santunan.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Kota Probolinggo kini masuk zona kuning. Artinya, kondisi kota ini risiko rendah atau terkendali dalam penyebaran Covid-19. Kendati demikian, tetap ada kemungkinan transmisi pergerakan atau perpindahan dalam penyebaran virus tersebut.

“Relatif lebih terkendali bukan berarti aman. Tetap harus mengedepankan protokol kesehatan Covid 19,” tegas Wawali Kota Probolinggo Mochammad Soufis Subri, saat rilis perkembangan Covid 19 secara video conference (vidcon), Selasa (21/7) malam.

Rekomendasi untuk kota berzona kuning ini antara lain, masyarakat masih bisa beraktivitas di luar rumah dengan protokol kesehatan yang ketat. Kemudian tetap menjaga jarak baik di dalam dan luar ruangan, salah satunya saat berada di transportasi publik atau ruang publik.

Untuk industri dan aktivitas bisnis bisa dilakukan kembali dan dibuka dengan protokol kesehatan yang ketat. Sedangkan kelompok rentan tetap disarankan berada di rumah. Siapakah kelompok rentan? Mereka adalah anak-anak, wanita hamil, lanjut usia dan yang punya komorbit (penyakit penyerta).

Namun, dengan perubahan zona ini, secara umum masyarakat yang tidak punya kepentingan urgent diimbau stay at home. “Saat tenaga medis bekerja dengan full, mari kita bantu mereka dengan stay at home,” kata Wawali Subri, yang saat vidcon didampingi Sekda drg Ninik Ira Wibawati, Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh dr Abraar HS Kuddah, Kepala Diskominfo Aman Suryaman dan perwakilan Dinas Kesehatan.

Masyarakat juga diminta tidak menstigma mereka yang sudah terpapar Covid-19, sebaliknya masyarakat menjadi penyemangat agar cepat sembuh. “Masyarakat harus tetap mengikuti anjuran pemerintah. Jangan bingung. Caranya dengan patuhi protap Covid-19. Semua sekarang berupaya menghidupkan roda ekonomi agar Kota Probolinggo jadi kota yang lebih hidup lagi,” jelas wawali yang punya basic pengusaha ini.

Wawali Subri juga merasa iba dengan masyarakat yang tidak peduli dan merasa dirinya tidak bisa kena Covid-19. “Upaya yang dilakukan pemerintah bersama TNI dan Polri serta stakeholder lainnya tidak perlu dihargai dengan bentuk ucapan. Tapi dengan menjaga diri masing-masing seperti menggunakan masker secara baik dan benar serta jalankan protap Covid-19,” serunya.

Dalam vidcon tersebut juga dijelaskan terkait definisi kasus Covid-19. Istilah suspek menggantikan ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan); Probable adalah suspek dengan gambaran klinis meyakinkan Covid-19 tapi belum ada hasil RT-PCR; Konfirmasi positif adalah seseorang dinyatakan positif Covid-19 dengan dibuktikan hasil laboratorium RT-PCR; Kontak Erat adalah orang yang mempunyai riwayat dengan kasus probable atau konfirmasi positif; Pelaku perjalanan seseorang yang sudah melakukan perjalanan dari dalam dan luar negeri pada 14 hari terakhir; Selesai isolasi adalah seseorang yang sudah menjalani isolasi dalam masa tertentu.

Data perkembangan Covid-19 di Kota Probolinggo per 21 Juli 2020 yang dirilis Dinas Kesehatan P2KB menunjukkan adanya penambahan konfirmasi positif 2 orang dan sembuh 1 orang. Total pasien konfirmasi sebanyak 163. Rinciannya, dirawat di Kota Probolinggo 43 orang (RSUD dr Mohamad Saleh 9 orang, gedung isolasi 8 orang, pasca isolasi 26 orang). Dirawat di Surabaya 1 orang dan di Situbondo 1 orang. Pasien sembuh 113 orrang dan meninggal 5 orang

Sebelumnya diterima langsung Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh, dr Abraar HS Kuddah di ruang kerjanya, sejumlah jajaran pengurus Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPW PPNI) Provinsi Jawa Timur memberikan bantuan peduli Covid-19.

Menurut dr Abraar, masih banyak masyarakat belum mengerti tentang apa itu Covid-19. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab bersama antara dokter, perawat, manajemen rumah sakit, pemerintah kota, forkopimda, media termasuk ulama.

“Dokter, manajerial, perawat dan stakeholder lainnya harus dirangkul bagaimana penanganan Covid-19. Terima kasih dan ini semakin meyakinkan bahwa perawat itu mempunyai andil yang sangat besar di dalam sebuah organisasi kesehatan,” ujar dokter sekaligus Jubir Tim Satgas dan dokter spesialis bedah ini.

Sementara itu, penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis di ruang pertemuan Edelweiss lantai dua rumah sakit. Bantuan berupa hazmat, face shield, masker N 95, masker bedah dan uang tunai untuk perawat terkonfirmasi. Bantuan diberikan kepada PPNI Koordinator Wilayah VII, yakni Kota dan Kabupaten Probolinggo, Kota dan Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember.

Ketua DPD PPNI Kota Probolinggo Imron Rosadi mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada segenap pengurus dan jajaran DPW PPNI Provinsi Jawa Timur. “Saya sangat menaruh hormat dan terima kasih yang tidak terhingga memberikan santunan kepada perawat di Kota Probolinggo yang terkonfirmasi positif Covid-19. Amanah ini akan kami berikan kepada yang berhak menerima santunan. Dalam pandemi ini kami selaku perawat memberikan pelayanan baik di rumah sakit, puskesmas maupun klinik. Oleh sebab itu, kami yang memberikan pelayanan kesehatan ini memiliki resiko, baik dari kesehatan maupun sosial,” urai Imron.

Kendati demikian Imron memiliki harapan dampak sosial masyarakat atas stigma perawat tidak berlarut dan berkepanjangan. Dirinya siap memberikan informasi-informasi bahwa stigma itu tidak terjadi.

Di sisi lain Ketua DPW PPNI Provinsi Jawa Timur Prof. Dr. Nursalam menyebutkan sumber dana donasi tersebut berasal mandiri kepengurusan DPW PPNI Provinsi Jatim dan para donatur. Ia pun mengatakan jumlah perawat di Jawa Timur sebanyak 78.450 orang. 550 perawat dinyatakan terkonfirmasi positif, terbanyak perawat dari Surabaya. Sedangkan per tanggal 21 Juli, terdapat 14 perawat di Jatim meninggal dunia, tambahnya. [wap]

Tags: