Kota Probolinggo Tembus 243 Positif Covid-19

Wawali Subri bagi-bagi masker diacara hajatan.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Gowes Sambil Bagi Masker dan Sosialisasikan Protokol Kesehatan
Probolinggo, Bhirawa
Angka positif Covid-19 di Kota Probolinggo hingga Kamis (6/8) malam mencapai 243 orang. Melihat fenomena itu, Ketua DPRD setempat, meminta warga untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Sedangkan wawali Subri gowes sambil bagi masker, sosialisasikan protokol kesehatan.

Berdasarkan data dari DKP2KB, ada 243 warga di Kota Probolinggo terkonfimasi Covid-19 hingga Kamis 6/8 malam. Dengan catatan 195 sembuh dan 7 meninggal dunia. Sedangkan 41 lainnya dirawat. Selain itu, ada 12 orang suspek dan 9 probable.

Ketua DPRD Kota Probolinggo, Abdul Mujib berharap semua yang terkonfirmasi positif Covid-19 segera membaik. Peningkatan kasus itu, kata Mujib, harus menjadi pelajaran bagi warga Kota Probolinggo. Utamanya dalam penerapan protokol kesehatan. Dengan disiplin memakai masker, jaga jarak dan cucu tangan dengan sabun dan air mengalir.

“Ini juga tak terlepas dari bagaimana kedisiplinan warga atau masyarakat, terutama protokol kesehatannya betul-betul dijaga. Dan ini tidak mengarah pada satgas Covid-19, tapi lebih pada kesadaran diri sendiri,” ujar Mujib.

Sebab, saat ini banyak pasien positif yang termasuk orang tanpa gejala (OTG). “Saya sendiri dan panjenengan semua, tidak tahu akan terpapar di mana dan kapan. Jadi hal-hal yang berkaitan dengan protokol kesehatan harus benar-benar diterapkan dengan kesadaran diri sendiri,” lanjutnya.

Di lingkup DPRD Kota Probolinggo, ada 5 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Yakni 3 anggota dewan dan 2 karyawan. Dari kelimanya itu, sudah ada 2 legislator dan 1 staf yang sembuh. Lainnya masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri.

“Alhamdulillah sudah sembuh dan sehat. Ini berkat kedisiplinan semua anggota, sehingga kasus Covid-19 ini bisa segera diatasi dan dikendalikan,” tandas politisi dari PKB itu.

Pemerintah Kota Probolinggo terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakatnya tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan menuju tatanan kebiasaan baru. Seperti yang dilakukan Wakil Wali Kota Probolinggo Mochammad Soufis Subri, Jumat 7/8 pagi, saat gowes bersama sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Berangkat dari kantor wali kota, gowes dibarengi bagi-bagi masker itu menuju Jalan Suroyo – Alun-alun – Jalan Ahmad Yani – Jalan Basuki Rahmat lalu berhenti di Pasar Mangunharjo. Populasi pedagang, pengunjung dan warga melintas yang kedapatan tidak memakai masker yang diberi serta wajib dipakai.

Gowes berkelanjutan ke Pasar Randupangger. Pemandangan serupa pun terjadi, masih ada warga yang tidak memakai masker. Yang mengejutkan adanya sikap acuh dua pemuda penjual jajanan pukis di pasar tersebut. Saat ditegur, mereka pun tegas mengaku tidak perlu pakai masker.

Namun sikap kedua pemuda berubah saat didatangi oleh Wawali Subri. “Mana maskernya? Tolong pakai topeng ya, sampean ini jualan nanti malah tetesan (ludah) masuk ke dalam dagangannya, ”kata wawali.
“Oiya pak, ketinggalan tadi,” kilah pemuda tersebut. Dua masker pun diberikan kepada korban lalu dipakai. “Enggak pakai. Mudah-mudahan nanti tambah laris dagangannya, ”imbuh wawali lagi.

Kemudian menyusuri Jalan Serma Abdurahman, kebetulan ada warga yang menggelar hajatan. Sayangnya, hampir semua warga yang hadir di acara itu tidak memakai masker dan jarak. Wawali Subri kembali turun dan menghampiri yang punya gawe .

“Sebaiknya semua pakai masker. Nanti jika ada yang mengizinkan, tidak pakai topeng atau menerapkan protap nanti akan dibubarkan karena sekarang ini sedang Covid 19, ”imbau wawali. Masker pun dibagikan kepada mereka yang datang ke rumah tersebut.

Gowes berkelanjutan ke Jalan Panglima Sudirman – Jalan Pahlawan dan berhenti di Pasar Baru. Edukasi dan bagi masker pun kembali dilakukan di pasar terbesar di Kota Probolinggo. Rombongan juga berhenti di Pasar Krempyeng di Jalan Cokroaminoto. Selepas itu rute Gladak Serang – Jalan TGP dan Taman Maramis – Jalan Maramis – Jalan AIS Nasution – Jalan Soekarno Hatta – Jalan Dahlia – Jalan Mawar – Jalan Cempaka – Jalan Panjaitan – Jalan Panglima Sudirman – kembali ke kantor wali kota.

Ketika di Jalan TGP, kembali didapati warga punya hajatan (saat pengajian) yang semuanya tidak memakai topeng. Duduknya saling berdekatan. Wawali Subri dan Camat Kanigaran Agus Riyanto langsung membacakan surat persetujuan yang ditandatangani penanggung jawab kegiatan (empunya acara).

“Dalam suratnya sudah jelas. Jika tidak jaga jarak, cuci tangan dan tidak pakai masker maka penanggungjawab kegiatan tidak bisa melepas jika kegiatan dibubarkan paksa. Karena ada satu atau dua orang yang kena (Covid 19) bisa menularkan yang lain, ”imbau Wawali Subri.

Masker pun segera dibagi kepada masyarakat yang hadir.

“Depadeh ngerteh, buleh ngeman ka panjengan. Romangsah tanggung jawab ke masyarakat. (Sama-sama mengerti, kami perhatian ke masyarakat. Merasa bertanggungjawab ke masyarakat). Camat dan lurah akan ngecek lagi apa masih seperti ini. Mohon maaf kami akan bubarkan, ”tegas Subri.

Saat wawali memberikan imbauan, petugas KUA tiba di rumah warga tersebut. Petugas KUA menyampaikan hal serupa, jika warga tidak menerapkan protokol kesehatan KUA bisa pulang dan tidak melanjutkan acara.

“Dari pemerintah ada aturan, Kemenag ada aturan. Jika tidak menerapkan protokol COVID 19 maka mudin akan pulang ”, tambah wawali diamini petugas KUA. (Wap)

Tags: