Kota yang Dimanjakan Bola

real-madrid-interactive-lwp-268144-2-s-307x512Publik bola-mania kota Madrid, Spanyol, meluapkan kegembiraan semalam suntuk. Sambutan resmi Pemerintah kota Madrid juga dilakukan setelah Athletico Madrid FC sukses menahan imbang 1-1 Barcelona FC. Angka seri itu cukup menghantar klub kota Madrid sebagai juara La-Liga. Seluruh luapan kegembiraan itu sekaligus sebagai selebrasi, karena kota Madrid akan membuktikan diri menjadi kota juara Liga Champions Eropa.
Athletico Madrid FC menatap kejuaraan sepakbola antar-klub terbesar di dunia, Liga Champions dengan lebih percaya diri. Meski akan melawan klub tetangga se-kota Madrid (el-Real), ini akan dilakukan sepenuh hati sekuat tenaga sebagai “buka puasa” selama 18 tahun. Selama hampir dua dekade Athletico selalu kalah prestasi dari saudara se-kota Real Madrid, atau tetangga dekat yang kaya-raya Barcelona FC.
Keberhasilan Athletico pada ajang La-Liga, menandai supremasi publik ibukota Spanyol itu dalam men-support sepakbola. Diantaranya berupa sambutan hangat publik pada sesi latihan. Juga kenyamanan (pengamanan) pemain saat keluyuran untuk berlibur. Pada sisi lain Pemerintah Daerah Madrid juga mengurangi pajak penghasilan pemain (terutama skuad asing). Bahkan pelatih Athletico Diego Simeone, sering diundang untuk “mendesain” petingkah supporter Madrid.
Perlakuan yang sama (oleh Pemda maupun publik Madrid) dilakukan terhadap Real Madrid FC. Lebih lagi sejak awal tahun 2002-an, pajak penghasilan pemain terus meroket. Karena banyaknya transfer pemain asing, El-Real dijuluki sebagai Los Galácticos (tim galaksi bertabur bintang). Real Madrid telah meraih 32 gelar La Liga, 19 gelar Copa del Rey, 8 Piala Super Spanyol, 9 gelar Piala Champions, 2 Piala UEFA, 1 Piala Super Eropa, dan 3 Piala Interkontinental.
Pemerintah Daerah Madrid, nyata-nyata telah dimanjakan klub sepakbola. Belum lagi penghasilan dari kandang El-Real, stadion Santiago Bernabéu berkapasitas 80 ribu lebih. Selain pajak bumi dan bangunan, Tiket penonton bagai tambang Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Madrid. Beberapa kota di Eropa (dan dunia) memperoleh berkah dari prestasi olahraga, yang patut dibanggakan.
Manchester, menjadi kota kedua di Eropa yang mengalami kebanggaan, karena memiliki dua sepakbola klub besar tingkat dunia. Meski saat ini Manchester United (MU) tidak berprestasi, warga kota Manchester masih memiliki kebanggaan besar lainnya. Yakni, klub Manchester City (The Citizens) FC, yang baru saja menjuarai Barclay Premier League.
Manchester merupakan kota kedua terbesar di Inggris, banyak industri dan urban, mirip Surabaya. Lokasinya 257 km  di sebelah barat laut London. Kota ini terkenal karena arsitektur cagar budaya, serta musik. Selain memiliki dua klub sepak bola terkemuka di liga Inggris (MU dan Man-City), Manchester memang terkenal sebagai kota pesta olahraga. Diantaranya dua sport center yang kerap menjadi ajang pertandingan even internasional, milik kedua klub.
Kota Manchester telah menyelenggarakan berbagai kompetisi sepak bola, domestik maupun internasional. Diantaranya Piala Dunia FIFA 1966, Kejuaraan Eropa EUFA 1996, Sepakbola Olimpiade 2012, final Liga Champions 2003, dan Final UEFA Cup 2008. Sedangkan kejuaraan sepakbola domestik (Piala FA) sejak penghujung abad XIX. Karena sepakbola pula, Manchester memiliki perekonomian sangat baik, bahkan terbaik di seantero Inggris.
Sebagai kenangan, hal itu pernah dialami beberapa Pemerintah Daerah di Indonesia. Dulu awal dekade 1980-an, di kota Surabaya juga memiliki dua kesebelasan yang memiliki prestasi bagus. Yakni, Persebaya dan Niac Mitra (keduanya pernah menjadi juara Piala PSSI). Begitu juga kabupaten Gresik (yang memiliki klub Petrogres dan Persegres), serta Malang. Di Jakarta juga terdapat Persija dan Arseto.
Mungkinkah klub sepakbola Indonesia, “disapih” dari kepentingan politik dan tidak menggerogoti keuangan Pemda? PSSI harus mencari jalan.

————- *** ————

Rate this article!
Kota yang Dimanjakan Bola,5 / 5 ( 1votes )
Tags: