KPPKL-I Ajak Masyarakat Beralih ke Plastik Ramah Lingkungan

Ketua KPPL-I Jatim Ony Mahardika mengajak masyarakat untuk beralih ke plastik ramah lingkungan yang bisa terurai dalam waktu 2-5 tahun di alam.

Surabaya, Bhirawa
Sampah plastik masih menjadi permasalahan yang besar dan kompleks sehingga perlu ditangani secara bersama-sama. Baik oleh pemerintah, produsen, serta seluruh lapisan masyarakat.
Sebab 15-20 persen sampah yang sampai ke TPA (tempat pembuangan akhir) merupakah sampah plastik yang sulit hancur dan membutuhkan waktu lebih dari 500 tahun agar dapat kembali terurai.
Ketua Koalisi Pemantau Plastik Ramah Lingkungan Indonesia (KPPL-I) Jatim Ony Mahardika mengatakan, kantong plastic adalah contoh barang yang sangat berguna dan banyak digunakan masyarakat khususnya rumah tangga, sebagai pembungkus atau wadah membawa produk. Masyarakat juga memakainya sebagai pembungkus sampah rumah tangga yang akan dibuang ke TPA.
“Sulit melakukan pendekatan daur ulang untuk jenis sampah plastik ini. Maka diperlukan pemahaman dan kesadaran bersama untuk mengurangi pemakaian kantong plastic, yang butuh ratusan tahun untuk terurai di alam maupun di TPA,” kata Ony, dalam jumpa pers di Surabaya, Senin (2/9).
Ony mengatakan, mengajak masyarakat beralih ke kantong plastic ramah lingkungan sebagai awal gerakan pengurangan plastic, merupakan salah satu solusi yang paling dapat diterima masyarakat. Dan merupakan langkah awal yang positif untuk bergerak ke situasi yang lebih baik.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan pengayom masyarakat perlu didorong untuk mengubah perilaku masyarakat untuk berhenti menggunakan plastik konvensional dan beralih ke plastic ramah lingkungan. Diperlukan kebijakan pemerintah disetiap daerah dalam mengatur dan mengendalikan plastic di pasaran.
“Pemerintah juga harus mempunyai akses informasi dan memberikan informasi yang akurat tentang plastik-plastik ramah lingkungan yang ada, disamping berpegang pada prinsip berkeadilan dalam memberikan ruang kepada teknologi-teknologi ramah lingkungan.
Teknologi itu yang saat ini telah meramaikan pasar, dengan produk plastic baru yang ramah lingkungan sehingga memberikan banyak pilihan bagi masyarakat,” tuturnya.
Sebagai contoh, kata Ony, saat ini telah ada teknologi yang berupaya menghadirkan plastik ramah lingkungan mudah terurai. Misalnya beupa kantong belanja berbahan dasar singkong, ataupun kantong belanja berteknologi oxo-biodegradable.
Teknologi ini sudah melalui proses uji dan sertifikasi yang memakan waktu lama dan telah menjadi bagian dari SNI kantong belanja mudah terurai.
“Pilihan teknologi ini memiliki beberapa kelebihan dan keterbatasan. Misalnya diantara jenis kantong plastic ramah lingkungan terdapat kantong plastic jenis oxo-biodegradable yang lebih ekonomis dan terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah.
Kantong plastic jenis oxo-biodegradable yang sudah tersertifikasi SNI Elokabel KLHK, mampu terurai dalam waktu 2-5 tahun di alam. Ini juga dibuktikan dengan adanya paten dari dalam maupun luar negeri, serta uji laboratorium dan kehalalan,” pungkasnya. [iib]

Tags: