KPU Bakal Dikepung Massa, Tak Ada Perintah Tembak di Tempat

KPU Pusat.

KPU Pusat.

Jakarta, Bhirawa
Menjelang pengumuman resmi pemenang Pilpres 2014 oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) pada 22 Juli nanti, situasi politik semakin memanas. Sebanyak  5.000 relawan pendukung calon presiden Jokowi-JK akan turun ke jalan saat pengumuman itu. Relawan itu terdiri dari Seknas Jokowi, Projo, Seknas Petani, Seknas Perempuan, dan Bara JP. Selain relawan Jokowi-JK, ribuan buruh juga akan mengepung KPU.
Anggota Tim Pemenangan Joko-Kalla, Eva Kusuma Sundari mengatakan massa akan berkumpul di Jakarta pada hari pengumuman resmi presiden terpilih 2014-2019. “Relawan merencanakan itu, ditahan nggak bisa. Mudah-mudahan ada keputusan dari Pak Jokowi,” kata Eva, Kamis (17/7).
Sementara, kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengaku tidak akan mengerahkan massa pada 22 Juli nanti. Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD mengaku tidak punya massa yang bisa dikerahkan ke jalan. “Setuju (tidak ada pengerahan massa). Kami tidak akan mengerahkan massa dan dari mana juga (massa-nya),” ungkapnya.
Namun, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal berencana mengerahkan massa buruh untuk mengawal hasil perhitungan resmi KPU pada 22 Juli 2014.
“Kita akan kepung KPU dengan massa buruh sekira 10 ribu orang. Kita akan kawal dengan aksi damai, bukan untuk intimidasi apalagi rusuh,” katanya di Gedung Serbaguna Senayan.
Menurut Said, berkumpulnya buruh di KPU nanti, bukan untuk menekan lembaga tersebut, namun sebagai bentuk pengawalan terhadap intimidasi lawan kepada KPU. Selain itu sebagai bentuk dukungan kepada Prabowo-Hatta yang jelas-jelas mendukung perjuangan buruh.
Polda Metro Jaya akan melakukan simulasi pengamanan proses rekapitulasi pengitungan surat suara yang akan dilakukan oleh KPU pada 22 Juli 2014 mendatang. Simulasi ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Wakapolda Metro Jaya, Brigadir Jenderal (Pol) Sudjarno mengatakan, simulasi pengamanan itu dilaksanakan Kamis kemarin sore. “Ada beberapa titik terkait penyekatan-penyekatan, karena memang KPU harus steril. Dan disitu kegiatan harus berjalan, kita juga berharap massa tidak mendekat pada radius-radius tertentu,” ujar Sudjarno di Mapolda Metro Jaya.
Selain itu, Sudjarno mengatakan, apapun nanti hasil resmi yang sudah dikeluarkan KPU tentang siapa pemenang pada Pilpres 2014 ini, dirinya meminta masyarakat dapat menerimanya. “Kalau merasa tidak puas, bisa diajukan lewat jalur MK, karena itu secara sistem sudah ada,” kata Sudjarno
Menurut Sudjarno, kalau terjadi sesuatu pada saat rekapitulasi KPU, pihaknya sudah ada rencana untuk kontigensi,” Tapi untuk semua itu, kita tetap lakukan langkah preventif. Itu hal utama yang kita lakukan,” jelas dia.
Kepala Polisi Jenderal (Pol) Sutarman menegaskan bahwa tidak ada instruksi tembak di tempat, jika terjadi kerusuhan pada 22 Juli 2014 nanti. “Tidak ada perintah tembak di tempat,” kata Sutarman di Kantor Presiden.
Menurut Sutarman, langkah-langkah untuk mengatasi kerusuhan sudah ada dalam Peraturan Kapolri. Mulai tahapan memberikan syok sampai ke tahap level enam. “Itu ada tahapan masing-masing,” katanya.
Tetapi, bagaimana cara polisi akan melakukan pengamanan pada 22 Juli 2014 nanti, tergantung pada suasana. “Kita harapkan yang soft-soft saja,” kata dia. Jelang pengumuman siapa presiden terpilih, suasana politik dipastikan akan memanas. Kelompok pendukung salah satu calon presiden, bahkan akan menentang keputusan KPU jika memenangkan capres lain.
Namun demikian, Kepala BIN Marciano Norman, memastikan situasi negara aman dan terkendali saat pengumuman nanti. Dia berharap, seluruh pihak dapat menerima keputusan KPU. Selain itu, elit politik maupun pemangku jabatan publik juga diminta tidak membuat pernyataan yang membuat masyarakat tidak tenang. [viv.ins.bed]

Tags: