KPU Kota Batu Harus Kerja Keras Latih PBK

Para Relawan Demokrasi mendapatan pembekalan dari KPU Batu sebelum memberikan pelatihan kepada para PBK

Kota Batu, Bhirawa
Di Kota Batu ini terdapat kurang lebih 125 Pemilih Berkebutuhan Khusus (PBK) yang memiliki hak untuk memilih dalam Pilwali Batu 2017. Agar semua PBK bisa memberikan hak pilih, diberikan Pengenalan Pilwali yang melibatkan para Relawan Demokrasi di Kota Batu.
Adapun pengenalan Pilwali kepada PBK dimulai dengan mengenalkan apa pemilihan wali kota dan wakil wali kota, serta apa tujuan dari dilaksanakan pemilihan ini, hingga akhirnya mengajari para PBK cara mencoblos surat suara.
Relawan Demokrasi, Siti Muawannah Mariyam yang mendapatkan tugas mengajari pemilih berkebutuhan khusus, mengatakan Hingga saat ini pihaknya sudah mensosialisasikan Pilwali dan mengajari cara mencoblos pada 40 SBK.
“Di beberapa daerah beberapa pasangan suami istri berkebutuhan khusus juga sudah kita tembus dan telah kita ajari dalam memberikan hak suaranya,” ujar Muawannah, Minggu (22/1).
Sosialisasi pada pemilih berkebutuhan khusus, katanya, memang harus berbeda dengan sosialisasi kepada pemilih biasanya. Khusus untuk pemilih tuna grahita sosialisasi tidak boleh dilakukan sendirian, namun harus melibatkan orang-orang yang ada di sekelilingnya.
“Tidak cukup satu dua kali pertemuan saja, namun berulangkali kita harus melakukan sosialisasi ini. Sampai saya buatkan bermain peran dan membuat simulasi, agar pemilih paham dan bisa melaksanakannya dengan baik,” jelas Muawannah. Termasuk mengenali masing-masing calon, Petugas Relawan Demokrasi memberikan gambaran semua calon wali kota dan wakil wali kota.
Untuk memberikan penjelasan adalah Tuna Rungu, rata-rata hanya membutuhkan waktu singkat. Sementara untuk memberikan sosialisasi kepada anggota DPC Pertuni (Persatuan Tuna Netra Indonesia) baru bisa dilaksanakan akhir Januari ini. Karena masih menunggu alat peraga berupa template surat suara khusus untuk penderita tuna netra yang akan menyalurkan hak pilihnya.
Seperti pelatihan yang diberikan PBK bernama Syaiful yang cacat tak memiliki kedua tangan. Akibatnya, Relawan Demokrasi harus melatih kaki Syaiful yang setengah lumpuh untuk bisa mencoblos surat suara.
Kakinya pun tidak kuat menggenggam alat coblos, hingga beberapa kali alat coblos ini jatuh ke lantai yang membuat berulang kali pula Muawannah mengambilkan alat coblos tersebut.
Dengan telaten, ia mengajari Syaiful agar bisa menggenggam alat coblos tersebut dengan benar. Setelaten ia mengajari Syaiful cara melipat kertas suara dan memasukkannya dalam kotak suara.
“Kalau yang melipat kertas suara sudah pasti Syaiful tidak bisa, harus didampingi orang lain. Kalau memang ibunya tidak bisa mendampingi, saya siap mendampinginya, ” ujar Muawannah. [nas]

Tags: