KPU Kota Surabaya Selesaikan Rekapitulasi Tiga Kecamatan

Rekapitulasi suara Pemilu 2019 tingkat kota di Kantor KPU Surabaya, Selasa (30/4).[andre/bhirawa]

KPU Surabaya, Bhirawa
KPU Surabaya telah menyelesaikan rekapitulasi di tiga kecamatan dengan kondusif. Tiga kecamatan yang telah diselesaikan yaitu Kecamatan Pakal, Kecamatan Bulak dan Kecamatan Asemrowo
Ketua KPU Surabaya Nur Syamsi menjelaskan, jika proses rekapitulasi terus berjalan dengan lancar. Untuk masalah keamanan, pihak KPU mengaku telah bekerjasama dengan Polrestabes Kota Surabaya untuk terus membantu mengamankan jalannya rekapitulasi tingkat Kota Surabaya hingga selesai pada 4 Mei mendatang.
”Kalau keamanan tidak ada masalah sih, kawan-kawan dari Polrestabes, Polres Tanjung Perak memback up betul keamanannya,” tuturnya kemarin.
Ia juga mengaku dalam rekapitulasi tiga kecamatan yang telah dilalui, tidak menemui kendala yang cukup berarti. Ia berharap proses rekapitulasi yang akan berlangsung hingga 4 Mei mendatang terus kondusif.
Memakan 11 Korban
Kabar duka kembali datang dari penyelenggaraan Pemilihan Umum 2019. Anggota KPPS TPS 01 Ketabang Kecamatan Genteng Surabaya yang bernama Henry Permadi (56) warga Kanginan, Surabaya meninggal dunia di RS Suwandi, Rabu (1/5) pagi.
Supriyadi selaku Ketua PPS Ketabang mengatakan, yang bersangkutan telah mengeluh sakit sejak 18 April 2019 dini hari ketika melakukan penghitungan suara di TPS. Ia mengaku saat itu, semua petugas di TPS bertugas hingga 24 jam.
“Ketua KPPS nya (TPS 01, red), Pak Joko Woro itu. bercerita kalau ada anggotanya Pak Henry mau pingsan soalnya saking lamanya. Saat itu semua memang lelah. Saya sendiri juga selama tiga hari itu tidak tidur. Cuma tidur 1 jam itu pun bukan tidur yang beneran,” ujar Supriyadi kemarin.
Henry Permadi meninggal pada pukul 09.30 di RS Suwandi, Rabu (1/5). Sekitar pukul 13.00, almarhum dimakamkan. Semasa hidupnya, pria yang berprofesi sebagai musisi elekton tunggal ini telah mengabdi menjadi petugas KPPS sejak Pemilu 2009. Almarhum meninggalkan seorang istri dan 4 anak masing-masing 3 perempuan dan 1 laki.
“Kita terus terang memang mencari atau merekrut KPPS itu yang senior, yang sudah paham. Soalnya kalau orang baru, susahnya kalau dia gak paham, kita yang susah,” kata Supriyadi.
Ia mengaku, perhatian dari pihak Kelurahan Ketabang dan Kecamatan Genteng kurang sigap dalam merespon setiap laporan adanya petugas KPPS yang menderita sakit. Ia mengaku sudah melaporkan berita sakitnya beberapa petugas di wilayahnya namun tidak mendapat respon cepat dari kelurahan maupun kecamatan.
Dengan meninggalnya petugas KPPS dari Ketabang ini, jumlah petugas pemilu yang meninggal di Surabaya menjadi 11 orang. KPU Surabaya mencatat selain petugas meninggal dunia, sebanyak 19 petugas lainnya juga sedang menjalani perawatan di rumah sakit. [dre]

Tags: