Kredit dan Trade Finance Bank Danamon Tumbuh Jadi Rp148 Triliun

Regional Head SND7 Bank Danamon, Andri Yusfiana sedang berkoordinasi dengan teamnya I Gede Bagus MS (RSS Head) dan Trisatya Utama (Area Manager SUB2) dalam pembahasan Kinerja Semester I 2019 Bank Danamon.

Surabaya, Bhirawa
PT Bank Danamon Indonesia Tbk telah mencatat laporan keuangan untuk semester I tahun 2019 dengan total portofolio kredit dan trade finance Bank Danamon tercatat tumbuh 11 persen menjadi Rp 148 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Bank Danamon juga mencatat pertumbuhan di sisi simpanan, untuk giro dan tabungan (Current Account Savings Accounts/CASA) naik 8 persen, sementara Deposito naik 16 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Selain itu di semester pertama tahun 2019 ini, Bank Danamon membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after taxes/NPAT) sebesar Rp1,8 triliun.
Chief Financial Officer dan Direktur Bank Danamon, Satinder Ahluwalia mengungkapkan sejak 1 Mei 2019, Bank Danamon resmi dimiliki MUFG sebesar 94,1 persen, sekaligus telah bergabung secara hukum dengan Bank Nusantara Parahyangan (BNP).
Dengan MUFG sebagai pemegang saham pengendali tunggal, Bank mendapatkan manfaat dari jaringan nasabah global serta pengalaman internasional MUFG, untuk melengkapi keunggulan dan jaringan Danamon di Indonesia.
“Fokus Bank Danamon dalam beberapa inisiatif penting di semester pertama tahun 2019 telah membantu kami untuk mempercepat pertumbuhan kredit. Tuntasnya proses penggabungan dan investasi MUFG di Danamon juga membuka peluang baru dan kolaborasi untuk Danamon yang baru dan lebih kuat,” terangnya, Senin (12/8).
Satinder Ahluwalia menambahkan peningkatan pada jaringan digital serta kualitas layanan secara keseluruhan terus menunjukkan hasil. “Kredit yang kami salurkan terus bertumbuh di sejumlah segmen kunci, termasuk Consumer Mortgage, Enterprise Banking, serta pembiayaan kendaraan bermotor melalui Adira Finance,” jelasnya.
Sementara itu di semester pertama tahun 2019, kredit Consumer Mortgage tumbuh 28 persen menjadi Rp8,8 triliun secara setahunan. Sementara kredit di segmen Enterprise Banking yang terdiri dari segmen Perbankan Korporasi, Perbankan Komersial dan Institusi Keuangan atau EB & FI naik 15 persen menjadi Rp44,3 triliun.
Untuk segmen Perbankan UKM juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 15 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp35,0 triliun. Pembiayaan kendaraan bermotor, Adira Finance tumbuh 12 persen secara setahunan menjadi Rp53,9 triliun pada semester pertama 2019.
“Pertumbuhan yang sehat ini didukung oleh pembiayaan kendaraan roda dua dan roda empat yang tumbuh masing-masing sebesar 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di luar perbankan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh 14 persen menjadi Rp 147,1 triliun secara setahunan,” papar Satinder Ahluwalia.
Untuk rasio kecukupan modal Bank Danamon (capital adequacy ratio/CAR) tetap menjadi salah satu yang terkuat dikelasnya. Pasca penggabungan dengan BNP, CAR konsolidasian dan CAR Bank-only masing-masing berada pada posisi 21,7 persen dan 22,2 persen.
Untuk giro dan tabungan atau CASA naik 8 persen menjadi Rp54,7 triliun, sementara Deposito naik 16 persen menjadi Rp63,0 triliun. Rasio intermediasi makro prudensial (RIM) atau Macroprudential Intermediation Ratio pada posisi 97,3 persen menunjukkan likuiditas Bank yang cukup untuk mendukung pertumbuhan kedepan. Danamon juga telah menerbitkan obligasi sebesar Rp2 triliun di bulan Mei 2019.
Selain itu Bank Danamon juga terus meningkatkan penerapan prosedur pengelolaan risiko dan manajemen kualitas aset yang pruden, melalui proses under writing, monitoring, collection dan recovery kredit yang disiplin. Rasio kredit bermasalah atau NPL tercatat di posisi 3,2 persen dibandingkan 3,3 persen di akhir semester pertama tahun 2018. Rasio biaya kredit (Cost of Credit Ratio) juga membaik di posisi 2,5 persen dibandingkan 2,6 persen setahun sebelumnya. [riq]

Tags: