Kredit Murah Tanpa Agunan, Strategi Cerdas Lawan Rentenir di Kabupaten Trenggalek

Trenggalek ,Bhirawa
Gandeng BPR Jwalita, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin kembali salurkan kredit murah tanpa agunan kepada para pedagang pasar (gangsar). Hal ini dilakukan selain ingin membantu permodalan untuk para pedagang, program ini memang ditujukan untuk melawan rentenir.
Diharapkan dengan adanya kredit murah tanpa agunan, praktik-praktik rentenir peminjaman permodalan dengan bunga mencekik bisa ditekan bahkan di eliminasi.
Bupati Trenggalek dalam sambutannya mengatakan kredit gangsar ini sebagai bentuk wujud pemerintah hadir, bagaimana masyarakat itu bisa terbantu dalam segi permodalan.
“Dengan begitu ekonomi di pasar tergerak dan para pedagang mendapatkan permodalan tanpa anggunan dengan bunga yang ringan, sehingga bisa memutar ekonomi mikro khususnya di Kabupaten Trenggalek,” ujar pemimpin muda ini, Kamis (12/3/2020).
Ini sudah berjalan bertahun-tahun, sementara ini sasarannya masih di pasar basah, namun akan kita perluas di beberapa pasar yang lain. “Intinya kita ingin melawan rentenir, sehingga mereka bisa mengakses permodalan dari perbankan. Makanya Bu Dwi strateginya juga jemput bola dan juga mendekatkan kantor pelayanan dengan masyarakat,” tutup bupati termuda ini saat penyaluran gangsar di Pasar basah Trenggalek.
Kepala Dinas Koperasi, Ekonomi Mikro dan Perdagangan Kabupaten Trenggalek, Agus Setyono menambahkan bawasannya akses permodalan murah dan lunak untuk pedagang pasaremang sangat dibutuhkan, karena memang selain membutuhkan sarana dan prasarana, seperti tempat usaha yang memang sudah disediakan oleh pemerintah pedagang juga perlu adanya modal kerja untuk bisa mengembangkan usaha.
Para pedagang selama ini sudah menggunakan permodalan dari bank titil atau praktik rentenir, yang tentunya bunganya sangat besar dan berat. Dengan adanya ini diharapkan para pedagang mulai sadar dan beralih pada permodalan melalui perbankan yang ternyata juga bisa memberikan kredit murah tanpa jaminan dengan bunga yang murah, tutur pria berkumis tebal ini.
Senada dengan Bupati Trenggalek, Dwi Fraidianriani, Direktur Utama BPR Jwalita Trenggalek menerangkan bawasannya program tersebut yang jelas tujuannya untuk melawan praktik rentenir dan harapannya setelah pasar basah bisa menginjak ke pasar-pasar yang lain.
“Ini betul-betul tanpa jaminan,” imbuh Direktur BPR Jwalita Tersebut. Ditambahkan olehnya bila rentenir tanpa anggunan, kita perbankan juga bisa tanpa anggunan dengan pinjaman yang semula maksimal pinjaman cuma Rp 1 juta kini sudah bisa mencapai Rp 3 juta.
“Kita lakukan secara bertahap, kalau sebelumnya cuma Rp 1 juta kini pinjaman sudah bisa mencapai Rp 2 hingga 3 juta, karena komitmen pedangan cukup baik,” tandas Dwi Fraidianriani.
Selain kredit lunak tanpa anggunan ini, BPR Jwalita juga meluncurkan program tabungan, dimana para pedagang setiap hari bisa menyisihkan keuntungannya untuk ditabung di bank. Hal ini ditujukan untuk meringankan para pedagang.
Menurut Dwi, pernah ada kejadian di Pasar Basah pengepul tabungan, namun karena bukan dari perbankan uangnya dibawa lari, tandasnya.(Wek)

Tags: