Kridhaning Budaya Bumi Anjuk Ladhang

1-pembukaan-GSBDSajikan Karya Lagu Daerah, Tari, dan Ketoprak
Pemprov, Bhirawa
Gelar Seni Budaya Daerah (GSBD) Provinsi Jawa Timur 2014, yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur selama dua hari, Jumat (28/3) -Sabtu (29.3) di Taman Budaya Genteng Kali Surabaya, nampak berlangsung cukup meriah.
Sebab, kali ini Kabupaten Nganjuk menampilkan karya lagu daerah, tari, dan ketoprak serta produk ekonomi kreatif dari Kabupaten Nganjuk, yang bertema ‘Kridaning Budaya Bumi Anjuk Ladhang’. Karya lagu daerah berjudul ‘Grojogan Sedudo’ yang dinyanyikan dua orang penyanyi yang canti dan manis, serta diriingi para penari.
Grojogan Sedudo merupakan sebagai visualisasi dari potensi wisata alam dan buatan yang menawan dari Nganjuk. Memang air terjun itu memiliki potensi dengan pesona alam yang sejuk, asri, dan dipercaya dapat membuat awet muda.
Kemudian terdapat penampilan tarian ‘Sesanti Bumi Bayu’ yang merupakan wujud rasa syukur atas semua anugerah untuk Kabupaten Nganjuk. Selanjutnya sajian Tarian Derap Anjuk Ladang juga mengenai semangat dan kebersamaan dalam menggapai cita-cita. Para penarinya nampak lemah gemulai tapi tegas beriringan dengan alunan musik.
Akhir acara diisi dengan ketoprak berjudul ‘Sunthi’ atau ‘Bapak Polah Anak Kepradah’. Lakon ini menceritakan Ruyungsari mendapatkan tugas Raja untuk menyamar dengan nama Sunthi, agar mengambil pusaka berupa kalung Ki Ageng Jungkung.
Sedangkan Ki Ageng Jungkung adalah sosok dicurigai melawan pemerintahan. Sunthi berhasil memikat hati Ki Ageng Jungkung. Sebaliknya muncul benih asmara diantara keduanya, Sunthi menjadi isteri musuh negara. Akhirnya terlibat dilema yang menjadi masalah tanpa ujung. Dia harus memilih antara cinta, tanggung jawab, dan kesetiaan pada negara.
Hari kedua, Sabtu (29/3) dilanjutkan acara Langen Beksa Tayub yang terkenal. Penggemar Langen Beksa Tayub larut dalam tarian dan nyanyian dari Waranggana (pesinden, red). Tak terkecuali, Kepala UPT Taman Budaya Jatim, Sukatno SSn turut mengiringi bersama masyarakat penggemar tayub menari ke panggung.
Bahkan, akhir dari langen tayub ada pembagian doorprize dari Pemkab Nganjuk, Pemprov Jatim, dan pihak sponsor lainnya. Selama dua hari, pagelaran seni budaya berlangsung, laju nilai transaksi yang dihasilkan dari pertemuan jual beli pengunjung taman budaya dan peserta stan ekonomi kreatif mencapai puluhan juta.
Hal itu juga tampak dari beberapa stan ekonomi kreatif  sudah kehabisan stok pada hari kedua. Produk yang mereka bawa dari Nganjuk, laris manis dibeli para pengunjung. Selain itu, Nganjuk juga membawa produk kuliner andalannya yaitu soto becek sate kambing. [rac]

Kata Mereka
Dr H Ahmad Sukardi (Sekdaprov Jatim)
“Nganjuk harus selalu berupaya meningkatkan kreasi dan inovasi dalam seni budaya, agar bisa menjadikan Jatim bersaing dengan Bali. Disisi lain, kesenian barat masih mengalahkan kesenian lokal. Untuk itu perlu sentuhan dari pemerintah daerah dalam menggaet generasi muda agar bisa mencintai dan memahami seni budaya sendiri.
Selain itu, Pemkab Nganjuk harus bisa memasarkan produk ekonomi kreatif yang ada di daerahnya melalui APBD-nya. Tidak hanya itu, mereka juga harus mengarahkan pada pemilik atau pengelola ekonomi kreatif yang kekurangan modal untuk bisa ke Bank UMKM. Hingga kini, Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo juga selalu memperhatikan baik seniman maupun ekonomi kreatif.”

Dr H Jarianto Msi (Kadisbudpar Jatim)
“Adanya gelar seni budaya ini, berbagai pertunjukkan telah dipertontonkan. Mana yang sudah bagus dan kurang bagus, penentuannya berasal juga dari para penonton. Jika memang ada kekurangan, maka harus dibenahi lagi. Kami di provinsi terus mendorong pemkab/kota seperti Nganjuk ini untuk meningkatkan seni budaya yang berkualitas.
Saya harapkan kegiatan gelar seni budaya ini terus mendapatkan apresiasi yang bagus bagi masyarakat umum, khususnya kalangan pecinta budaya dan pelaku bisnis wisata. Inilah kesempatan mengenal potensi Nganjuk agar dapat terjalin kerjasama antar pihak dan membuka peluang baru..”

KH Abdul Wachid Badrus (Wakil Bupati Nganjuk)
“Rasa terimakasih pada Pemprov Jatim dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim yang telah memberikan kesempatan Kabupaten Nganjuk untuk tampil di pendapa Taman Budaya Jatim. Hal ini merupakan upaya menumbuh kembangkan seni budaya secara kompetitif yang melahirkan berbudaya adi luhung dan menjadi kebanggaan di Pemprov Jatim.
Kami tidak hanya membawa seniman saja, pelaku ekonomi kreatif juga diajak untuk bisa memasarkan produknya. Meskipun masih ada kekurangannya. Harapannya, produk yang dihasilkan para ekonomi kreatif ini bisa berkembang dan dikenal di seluruh kalangan masyarakat.”

Sukatno SSn (Ka UPT Taman Budaya Jatim)
“Dari tahun ketahun, kesiapan Kabupaten Nganjuk memberikan penampilan seni budaya sudah mengalami peningkatan baik dari sisi pengemasan, hingga paket sajiannya. Untuk ketoprak, mungkin perlu ada pengcastingan yang cermat lagi disesuaikan dengan perannya.
Sedangkan mengenai tayubnya, justru tayub asal Nganjuk ini cukup bagus dari sisi gending dan waranggananya. Setiap permintaan dari masyarakat, tidak ada penolakan sama sekali. Sebab, gending dan waranggananya sudah menguasai. Bahkan, peserta tayub dari masyarakat semakin bertambah dari tahun ke tahun.”

Rate this article!
Tags: