Krisis Air Bersih di Bojonegoro Meluas

7-FOTO KAKI bas-kekeringan, sejumlah warga Dusun PP, Desa Nganti, Kecamatan Ngraho Kab Bojonegoro mengambil air dari mata air di sekitar dusunnBojonegoro, Bhirawa
Krisis air bersih di Kabupaten Bojonegoro, ditengarai meluas hingga memasuki perkampungan di wilayah kabupaten setempat. Seperti terjadi di Dusun PP, Desa Nganti, Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro, kini telah mengalami kembali kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan airnya, warga di dusun langganan krisis air tersebut kini terpaksa harus mencari dan mengangkutnya dari sumber mata air yang berjarak ratusan hingga kilo meter dari dusunnya itu.
Menurut Paijah (38) serta sejumlah warga lainnya di dusun tersebut, masalah kekeringan sudah berlangsung sekitar empat bulan terakhir. “Sejak bulan April yang lalu, sumur-sumur gali milik masyarakat di dusun ini sudah mengering.
Malahan beberapa mata air terdekat andalan masyarakat di dusun ini, saat ini sudah mulai mengering,”  tutur Paijah, kepada Bhirawa Selasa (2/9) seraya menambahkan, sumur gali milik penduduk di dusunnya itu selama ini hanya berair pada musim hujan.
Paijah yang sedang antre air di salah satu mata air sumur galian yang jarak tempuhnya satu kilo meter dari  pemukiman, menyebutkan untuk memenuhi kebutuhan air minum, untuk memasak, mandi dan cuci. “Sehari harus membutuhkan air sebanyak enam jiregen dengan kapasitas 30 liter atau 180 liter perhari, untuk kebutuhan satu keluarga dengan empat kepala,” ujarnya.
Ditambahkan, lanjut Paijah, meskipun pemkab Bojonegoro telah mendroping air bersih sebanyak tiga kali pengiriman. Namun masih belum bisa mencukupi untuk kebutuhan warga desa setempat. “Peringiman air bersih yang dilakukan oleh pemkab tidak sebanding dengan jumlah 140 KK yang meliputi 568 jiwa. Pada hal kita membutuhkan air bersih setiap hari,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Bojonegoro, Adi Wicaksono mengatakan, kekeringan sejak 13 Juli sampai sekarang tercatat 53 Desa, dari 19 kecamatan dari 28 Kecamatan di Bojonegoro. Penyaluran air bersih terus dilakukan dengan armada dari Disnakertransos bekerjasama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). “Sejak bulan Juli droping air sudah 20 kali, dengan truk tangki kapsitas 5 ribu liter,” ujar Adi.
Namun dari jumlah tersebut hingga saat ini Desa yang sudah mengajukan permintaan air bersih sejumlah 22 desa tersebar di 6 kecamatan diantaranya Kecamatan Sugihwaras, Kedungadem, Kepohbaru, Dander, Temayang dan Ngraho. “Selain 22 desa itu juga terjadi di dua sekolah yaitu SMPN Temayang dan SMKN Sugihawaras. untuk masing-masing desa itu rata-rata 2sampai 3 kali pengiriman air bersih dari pihak Disnakertransos,” jelasnya.
Sedangkan untuk menghadapi musim kemarau panjang, tambah Adi Wicaksono pihak Disnakertransos sudah menyiapkan 250 tangki untuk pengiriman air bersih dengan anggaran Rp 75 juta. “Distribusi air bersih akan terus dilakukan selama sepekan mendatang dan tidak menutup kemungkinan diperpanjang karena diperkirakan musim kemarau masih berlangsung hingga Oktober mendatang,” ujarnya.
Sementara permintaan bantuan air bersih berasal dari wilayah Bojonegoro selatan, seperti Kecamatan Dander berada di Dusun Kedungrejo, Desa Ngumpakdalem. Wilayah Barat berada di Dusun PP, Desa Nganti Kecamatan Ngraho. Sedangkan wilayah Timur berada di Kecamatan Kepohbaru, Desa Pojok, Kedungadem Desa Megale dan Sugihwaras Desa Woro. [bas]

Ket foto: Kekeringan, sejumlah warga Dusun PP, Desa Nganti, Kecamatan Ngraho Kab Bojonegoro mengambil air dari mata air di sekitar dusunnya, langganan krisis air bersih.

Tags: