Lumajang, Bhirawa
Krisis air bersih dampak kekeringan di Kabupaten Lumajang, saat ini telah mencapai 25 desa di 6 kecamatan. Warga masyarakat yang terdampak kekeringan hingga kesulitan mendapatkan air bersih, semakin banyak. BPBD Kabupaten Lumajang bencana kekeringan melanda 10.964 KK (Kepala Keluarga) dengan total penduduk berjumlah 36.181 jiwa yang mengalami krisis air bersih. ”Kian parahnya kekeringan, semakin banyak sumur warga yang mongering,” kata Paryono, SH Kasubid Logistik BPBD Kabupaten Lumajang.
BPBD Kabupaten Lumajang, lanjut Paryono, berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi kondisi ini. ”BPBD Kabupaten Lumajang sesuai kemampuan armada truk tangki pendistribusi air bersih sebanyak 3 unit. Dalam sehari hanya mampu mengirimkan 15 tangki air bersih saja. Masing-masing truk tangki air bersih ini berkapasitas 5 ribu liter yang didistribusikan secara bergantian ke berbagai Desa terdampak kekeringan. Karena banyaknya dusun dan desa yang harus dilayani, BPBD pun cukup kewalahan,” ungkapnya terus terang.
Paryono mengungkapkan, kemampuan armada BPBD memang terbatas. ”Untuk itu, ada yang satu dusun baru mendapat giliran air bersih 2 hari sampai 4 hari sekali. Dan, pendistribusian air bersih ini tidak sampai tertampung di tendon, karena selalu habis dimanfaatkan penduduk setiap pengiriman. Ketika distribusi air bersih belum tiba di lokasi, karena menunggu giliran, terpaksa warga untuk kebutuhan sehari-hari harus mengambil dari sumber mata air yang jaraknya jauh hingga 7 kilometer. Kebutuhan itu khusus untuk minum dan memasak,”ujar Paryono.
Ke depan, lanjut Kasubid Logistik BPBD Kabupaten Lumajang ini, pihaknya merencanakan untuk melakukan terobosan pemenuhan kebutuhan air bersih dengan jalan sistem gravitasi dan pipanisasi, dongki dan juga pengeboran. ”Sebelumnya, pemenuhan air bersih dengan cara ini, telah mengurangi jumlah wilayah kekeringan di 3 Desa,” tambahnya. [yat]