Krisnadhi Hariyanto: Jadikan Proses Pemasakan Lebih Cepat dan Hiegenis

Penyerahan Alat Mesin Penyangrai oleh Ketua Tim, Krisnadhi Hariyanto kepada mitra UKM Budi.

(Alat Mesin Penyangrai Bubuk Jahe) 

Sidoarjo, Bhirawa
Jahe, memang memiliki banyak manfaat salah satunya untuk kesehatan, seperti bahan baku jahe yang sudah banyak ada di pasaran dan bisa diolah menjadi berbagai macam produk olahan mulai permen hingga sirup jahe dan juga bisa dibuat menjadi bubuk jahe yang mempunyai waktu penyimpanan relatif lebih lama.
Sepertinya yang dilakukan oleh kedua UKM di desa Pilang Sidoarjo yaitu UKM Budi dan UKM Fauzi. Berbekal bahan baku jahe yang banyak di pasaran, tim pelaksana dari Universitas Wijaya Putra yang di ketuai oleh Krisnadhi Hariyanto, ST., M.M. yang beranggotakan Muharom, ST., M.T., dan Starry Kireida Kusnadi, S.Psi, M.Psi, serta dibantu oleh 2 orang mahasiswa untuk membuat inovasi mesin penyangrai bubuk jahe yang mengolah bahan baku jahe menjadi bubuk jahe.
Ketua tim pelaksana, Krisnadhi Hariyanto, ST., M.M saat dikonfirmasi Bhirawa, Minggu (9/9) kemarin mengungkapkan inovasi tersebut mendapat perhatian yang cukup besar dari kedua mitra UKM jahe di desa Pilang Sidoarjo.
“Alat tersebut dibuat agar proses pemasakan lebih cepat dan hieginis. Dulu, biasanya untuk proses pemasakan menjadi bubuk jahe relatif lebih lama atau memerlukan waktu sekitar 3-5 jam dari proses pemasukan cairan jahe yang diendapkan selama 1 jam. Proses pemasakan dimulai dari memasukan cairan jahe dicampur dengan gula sehingga menjadi adonan jahe serta mulai pemasakan adonan tersebut hingga menjadi bubuk jahe dan alat yang dulu dipergunakan bersifat tradisional serta kurang hieginies yaitu membolak-balikan adonan jahe dengan pengaduk yang dibantu oleh kedua tangan,” terangnya.
Krisnadhi Hariyanto menambahkan pembuatan alat tersebut berasal dari pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh ke 3 dosen dan 2 orang mahasiswa yang didanai oleh Kemenristekdikti (Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi).
Dari kasus yang ditemukan di lapangan, ketiga dosen membuat inovasi alat penyangrai bubuk jahe untuk solusi para mitra UKM jahe. Alat yang digunakan bersifat semiotomatis yakni menurunkan tangkai adonan pengaduk dengan tangan dan menyalakan api dari kompor yang sudah dimodifikasi dengan cara mengatur apinya untuk proses pemasakan atau penyangraian.
Proses selanjutnya adalah menekan tombol on serta memutar knop kearah kanan untuk memulai proses pengadukan adonan dari cairan jahe yang dicampur dengan gula hingga menjadi bubuk jahe ke alat penyangrai. Setelah proses penyangraian selesai menjadi bubuk jahe, langkah selanjutnya adalah memutar knop ke arah kiri dan mematikan tombol off serta menaikkan tangkai adonan pengaduk dengan menggunakan tangan untuk proses akhir.
“Alat penyangrai bubuk jahe dibuat saat ini hanya memuat 5 liter cairan jahe dari 2 kg bahan baku dasar jahe untuk sekali produksi dan waktu yang diperlukan sekitar 45-60 menit serta bubuk jahe yang dihasilkan sekitar 2 kg. Waktu proses pencucian bahan baku jahe sampai dengan pengendapan memerlukan waktu sekitar 20-30 menit dan proses pemasakan hingga menjadi bubuk jahe memerlukan waktu sekitar 25-30 menit,” jelasnya. [riq]

Tags: