Kritik Program Infotainment, Apresiasi Tayangan Wisata Budaya

Suasana diskusi panel ahli komunikasi dan penyiaran dari berbagai kampus di Surabaya yang digelar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Rabu (31/5) kemarin.

(KPI Pusat kembali Gelar Survei kualitas Siaran Televisi)
Surabaya, Bharawa
Tayangan infotainment menjadi materi siaran yang mendapatkan nilai terendah di mata panel ahli bidang penyiaran. Tayangan infotainment yang merajai televisi swasta disebut tidak memberikan info apapun.
Menurut panel ahli yang berasal dari ahli komunikasi dan penyiaran dari berbagai kampus di Surabaya ini , Rabu(31/5) program infotainment kualitasnya rendah karena tidak memberikan info apapun selain kehidupan seputar artis.
Salah satu anggota panel ahli yang saat ini menjabat Kaprodi Komunikasi Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya Rr Fitria Widiyani Roosinda, S.Sos,MSi menilai  infotainment bahkan  kadang menyajikan tayangan yang kurang baik.
Misalnya tidak menghormati hak narasumber untuk mendapatkan data dengan menggedor-gedor pintu mobil, mengikutinya, menyanggong rumahnya lalu infonya cenderung mengandung gossip.
“Tapi tayangan infotainment saat ini menurut saya sudah jauh lebih baik dari  tahun sebelumnya. Jika yang dibahas kehidupan seputar pribadi artis, karena ya memang KPI belum memiliki acuan standar bagaimana yang seharusnya ditampilkan oleh infotainment di Indonesia,” jelas Fitria saat ditemui seusai diskusi kemarin.
Lebih lanjut menurut Fitria, selain menyoroti kualitas tayangan sinetron, tim ahli juga  menilai tayangan berita yang ada cenderung Jakarta sentries.
Selain mengeluhkan kualitas tayangan infotainment, panel ahli juga memberi apresiasi tinggi diberikan pada program anak anak dan wisata budaya. Hanya saja catatan tim panel ahli program acara anak anak, masih terdapat beberapa acara yg tidak baik ditonton oleh anak anak.
“Tim panel ahli mnyepakati bahwa acara ‘Upin Ipin’ merupakan tayangan anak yang paling baik diantara smua program sampel yg kemarin kami analisa,” jelas Fitria.
Anggota KPI Pusat Nuning Rodiyah menambahkan semakin beragamnya jenis program siaran, menuntut kreatifitas insan pertelevisin untuk semakin kreatif menghadirkan program siaran yang dapat menggaet pemirsa dan pada akhirnya menggaet pemasang iklan untuk memasarkan produknya di program tersebut.
Menurut Nuning, dari hasil survei kepemirsaan dan kualitas program siaran yg dilaksnakan KPI tahun 2016 menunjukkan bahwa jumlah pemirsa tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas program siaran.
“Terdapat program siaran yg menurut panel ahli berkualitas tetapi tidak banyak ditonton oleh masyarakat,” jelas Nuning yang juga mantan Ketua Komisi Pelayanan Publik (KPP) Jatim ini.
Oleh karena itu di tahun 2017 ini KPI bersama 12 kampus di 12 kota kembali menggelar survei indeks kualitas program siaran dengan tujuan untuk mengevaluasi program siaran televisi dri berbagai jenis program secara periodik  dn juga menyusun pemeringkatan program secara berkala.
“Memang belum bisa disejajarkan secara “apple to aple” dengan survei kepemirsaan yg dilakukan oleh Nielsen, tetapi pendapat para ahli tentang kualitas siaran sangat konstruktif untuk menjadi bahan peningkatan kualitas siaran,” kata Nuning optimis.
Dalam survei kualitas siaran ini, KPI mengundang para ahli untuk melakukan penilaian atas program siaran dari berbagi sudut pandang keahlian, diantaranya sosiolog, budayawan, politik, aktivis perempuan dan perlindungan anak, ahli media, dan lain sebagainya.
Program siaran yang disurvei : News, sinetron, infotainment, wisata budaya, religi, variety show, dan lainnya. [why]

Tags: