Kritik Sosial Melalui Kisah-kisah Perihal Takdir

Judul : Tukar Takdir
Penulis : Valiant Budi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Pertama, Maret 2019
Tebal : 224 halaman
ISBN : 978-602-062-239-2
Peresensi : Ratnani Latifah, Penulis dan penikmat buku asal Jepara
Terdiri dari 12 cerita yang membahas tentang masalah takdir, kumpulan cerpen ini memiliki cukup banyak sisi menarik dan mengundang rasa penasaran yang tinggi. Apalagi kisah-kisah yang dipaparkan di sini tidak melulu mengikuti kaidah kepenulisan yang ada. Beberapa bagian saya melihat ada salah satu cerpen yang tata bahasanya tidak berarutan, karena kisah itu tidak diceritakan oleh manusia.
Tidak hanya itu berbagai twist yang dihadirkan penulis, juga menjadi sisi menarik buku ini, karena sedikit banyak ending kisah ditutup dengan kejadian-kejadian yang tidak terduga dan akan membuat pembawa tidak habis pikir. “kok bisa?”. Membaca kisah ini, selain kita dihibur dengan kisah-kisah menarik yang tidak terduga, kita juga bisa merasakan bahwa takdir adalah suatu ketetapan yang tidak bisa kita ubah tanpa adanya campur tangan Tuhan. Takdir seseorang tidak mungkin bisa kita tukar atau kita ingin bertukar takdir dengan orang lain.
Dengan gaya bahasa yang mudah dipahami, sederhana dan tidak njlimet, buku ini bisa menjadi hiburan yang menyenangkan. Ketika membaca buku ini, kita bisa merasakan banyak esensi-dari rasa penasaran, ketakutan, kengerian hingga kelucuan-mengingat tokoh-tokoh dalam buku ini, tidak melulu dirasakan manusia, tetapi ada pula makhluk astral juga makhluk-makhluk lain yang tidak kita pikiran. Selain itu kisah ini akan membuat kita terlena, karena sedikit banyak kisah-kisah yang ada itu cukup lekat atau bahkan kita alami sendiri.
Misalnya “Serupa dan Serapuh” kisah ini ada sebuah realita bahwa kebahagiaan tidak melulu memiliki harta melimpah ruah. Sebagaimana yang dialami Kang Njur, yang sebetulnya hidupnya sudah mapan dan sukses sebagai seorang artis. Namun kenyataanya dia ingin kembali pada masa-masa sebelum menjadi orang terkenal dan hidup dengan bebas. Dengan premis itu, kisah ini menjadi sebuah cerpen yang menarik dan akan membuat kita larut hingga di akhir cerita. Atau kisah tentang “Duta Rumah Tangga”. Menggabungkan masalah takdir dengan instagram, kisah ini benar-benar menarik. Tidak terduga dari awal hingga akhir cerita, kisah ini setidaknya mencoba menggemborkan bahwa masih banyak terjadi kekerasan rumah tangga, sebagaimana yang dialami tokoh Arni. Selain itu ada sindiran halus bahwa sebaiknya kita memanfaatkan media sosial dengan baik dan bijak.
“Kelainan Itu Kelebihan” salah satu cerita yang mengungkapkan bahwa takdir seseorang itu tidak pernah kita duga. Siapa yang tahu kapan kematian tiba? Meski kita memiliki keistimewaan, kematian tetap sebuah misteri yang hanya diketahui oleh Tuhan. Begitu pula dengan “Singgasana Kekal” meski memiliki fokus cerita yang berbeda, keduanya sama-sama mengungkapkan tentang misteri dan rahasia kematian.
“Pantas saja kematian tetap jadi misteri, karena setiap yang tahu, akan dibuat terbungkam saat lahir kembali.” (hal 211).
Kisah-kisah lainnya pun tidak kalah menarik dan akan membuat pembaca terpukau. Kelihaian penulis berhasil membuat pembaca merasa larut dan tidak bisa berhenti membaca, sebelum kisahnya berakhir. Secara keseluruhan, buku ini bisa menjadi bacaan segar-yang berbeda dari buku kumpulan cerpen lain yang sudah beredar-bahwa rata-rata cerpen yang dibukukan sudah terlebih dahulu dimuat di media-tetapi kisah di sini tidak memerlukan seleksi media dan langsung terbit di salah satu penerbit besar di Indonesia.
Membaca buku ini selain kita semakin memahami konsep takdir, di sini kita pun bisa menemukan banyak kritik-kritik sosial atau agama, di setiap cerita. Dari kritik masalah tentang larangan mencuri, tidak melakukan pesugihan-dengan alasan apa pun, anjuran berbuat baik kepada binatang dan cinta lingkunga, serta masih banyak lagi.

———– *** ————-

Tags: