KTNA dan Petani Berharap Pemerintah Stabilkan Harga

Para petani jagung di Tuban mengeluhkan harga jagung malah anjlok pada saat musim panen. [khoirul huda]

Para petani jagung di Tuban mengeluhkan harga jagung malah anjlok pada saat musim panen. [khoirul huda]

Tuban, Bhirawa
Musim panen jagug di Kabupaten Tuban, Jatim masih belum menguntungkan bagi sebagian petani, pasalnya harga jagung dimusim panen ini berada jauh dibawah harapan yakni Rp3.200/Kg hingga Rp3.300/Kg, sementara sesuai ketetapan pemerintah, mestinya harga jagung Rp3.600/Kg.
“Harganya turun setiap musim panen, kita berharap minimal sesuai harga pemerintah Rp3.600 per kilo atau tidak terlalu jauh dibawahnya,” kata Setyo Budi, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Merakurak Tuban (15/3).
Menurut Budi petani sangat mengharapkan peran pemerintah menstabilkan harga dan adanya akses pasar. Dengan begitu anjloknya harga jagung dimusim penen ini akan teratasi. Apalagi puncak musim panen baru saja dimulai, harga jagung yang saat ini berasa di kisaran Rp3.200 hingga Rp3.300 diprediksi akan turun lagi menyusul melimpahnya jagung dari petani.
“Sudah mulai panen, namun puncaknya masih sekitar seminggu lagi, kalau sudah begitu harga bisa semakin turun. Makanya kami berharap pemerintah ada pengendalian harga, mungkin melalui Bolog atau bagaimana begitu,” Harap Budi.
Menanggapi keluhan para petani anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaaten Tuban Cancoko, sepakat pemerintah segera tangani persoalan tata niaga jagung, sebab selama ini kebijakan pemerintah soal jagug dianggap belum maksimal untuk petani.
“Persoalan tata niaga jagung ini mestinya seger ditangani oleh pemerntah, karena dari tahun ketahun selalu begitu, apalagi Kabupaten Tuban adalah salah satu pemasok jagung terbesar di Jawa Timur “ kata Cancoko.
Ia berjanji akan mendorong pemerintah agar menyediakan akses bagi para petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani, baik petani padi atau jagung memperoleh akses pasar tanpa melalui perantara atau tengkulak yang kerap mempermainkan harga.
“Ini yang akan kami dorong, salah satunya pemerintah harus memfasilitasi kerjasama antara gabungan kelompok tani dengan pabrik pakan ternak dan industri olahan lainnya berbahan dasar jagug, dengan begitu akses petani ini tidak sebatas ke tengkulak,” tegas Cancoko.
Sedangkan untuk petani padi, cancoko berharap pemerintah dapat mendorong pengadaan beras oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) menyerap padi milik petani daerah. Kalau perlu pemeritah daerah membeli langsung hasil jagung dan padi petani dengan harga sesuai standart.
“Kalau itu dapat dilakukan kami yakin petani akan semakin sejahtera, pemerintah juga harus mampu mendorong pemanfaatan resi gudang sebagai salah satu cara menstabilkan harga,” pungkas politisi muda ini. [hud]

Tags: