Kualitas Air di Kabupaten Sidoarjo Semakin Jelek

Supaat Setia Hadi. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Pemkab Sidoarjo saat ini sedang menghadapi kegawat-daruratan soal air bersih. Karena kualitas air baku untuk minum bagi masyarakatnya, semakin menurun kualitasnya.
Menurut Kasi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, Supaat Setia Hadi, faktor penyebab menurunnya kualitas air baku untuk minum ini diantaranya, karena pertambahan penduduk yang meningkat, pencemaran industri yang semakin berkembang dan persediaan air baku yang terus menurun.
”Sebenarnya debit air di wilayah Kab Sidoarjo sangat melimpah. Namun kualitasnya jelek, karena pencemaran lingkungan, seperti membuang sampah di sungai. Maka gawat darurat ini sudah didepan mata kita,” kata Supaat, saat dihubungi Selasa (1/5) kemarin.
Supaat menegaskan, tahun 2012 lalu Dinkes Sidoarjo telah melakukan survei pada kualitas air sumur di wilayah Kab Sidoarjo. Hasilnya, kualitas bakterilogis air sumur untuk diminum masih jelek. Karena kadar ecoli diatas 50/100 ml. Sedangkan kandungan MPN Coli mencapai 220/100 ml.
Padahal baku mutu air bersih, standar dari Kementerian Kesehatan yang diizinkan maksimal 10/100 ml dan MPN Coli 50/100 ml. Artinya, kualitas air sumur di wilayah Kab Sidoarjo saat ini jauh melebihi batas, sehingga tak bisa dipakai jadi bahan baku air minum.
”Sampai sekarang kami terus melakukan pemantauan ini,” kata Supaat.
Kandungan air sungai di Sidoarjo malah sangat memprihatinkan. Karena kandungan bakterinya mencapai 2.400/100 m. Sample ini , kata Supaat diambil di sungai Mangetan dan sungai Pelayaran yang melintas di Kec Taman.
Jeleknya kualitas air baku di Kab Sidoarjo, kata Supaat, juga karena masih adanya gaya hidup Buang Air Besar (BAB) di sungai. Data yang ia dapat, dari 473.374 rumah yang ada, yang tidak mempunyai jamban ada sebanyak 33.096 rumah.
”Kami sudah mengusulkan pada Dinas Permukim agar bisa dibuatkan septic tank komunal atau jamban bersama,” katanya.
Pihaknya berharap mulai tahun 2019 sampai 2021 nanti, tidak sampai ada lagi rumah di Sidoarjo yang melakukan BAB di sungai. Tahun 2018 ini, akan dimulai untuk membangunkan jamban sebanyak 3.306 unit, yang akan diperuntukkan warga miskin. Meski demikian Pemkab Sidoarjo juga harus terus menggalakkan gerakan stop BAB di sungai. [kus]

Tags: