Kualitas Batik yang Dilombakan Meningkat

29-lomba-desain-batikLomba Desain Batik Tahun 2014
Pemprov, Bhirawa
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim kembali menggelar Lomba Desain Batik 2014. Lomba yang sudah diselenggarakan sebanyak enam kali ini selalu diikuti peserta dengan antusias, itu terbukti dengan kualitas desain batik yang ikut dilombakan.
Kepala Disperindag Provinsi Jatim, Dr Ir Budi Setiawan MMT menuturkan, lomba desain batik ini bertujuan menggairahkan iklim industry kreatif khususnya di sektor batik, menggali ide-ide desain baru dari para mahasiswa, pelajar, guru, perajin dan masyarakat umum. Selain itu,juga untuk meningkatkan kecintaan dan kepedulian terhadap batik khas Jatim.
“Batik merupakan aset karya bangsa yang dikagumi seluruh dunia. Makanya sangat perlu dilestarikan dengan menghadirkan desain baru, salah satunya dengan diselenggarakannya lomba ini,” kata Budi Setiawan, ditemui disela-sela penjurian, Senin (28/4).
Menurut Budi Setiawan, dengan adanya lomba ini diharapkan mampu menghasilkan desain-desain baru yang fashionable dan tetap mengedepankan corak lokal. Sehingga desain tersebut mampu mewujudkan  pelestarian batik tulis sebagai salah satu warisan budaya dunia.
Batik yang merupakan bagian dari program industri kreatif terus diupayakan pengembangannya. Oleh karena itu,  Desperindag Jatim berupaya fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan pelatihan desain, memberikan apresiasi dengan menyelenggarakan lomba-lomba desain dan memberikan fasilitasi desain produk dan kemasan gratis bagi IKM (Industri Kecil Menengah).
Untuk lomba kali ini, tema motif batik tulis yang berciri khas Jatim adalah casual untuk kategori pelajar dan formal untuk kategori umum, mahasiswa dan guru. Jumlah karya desain yang diterima total mencapai 187 karya dari 160 peserta. Rinciannya, kategori guru 45 karya dari 33 peserta, kategori umum dan mahasiswa 82 karya dari 70 peserta dan kategori pelajar 60 karya dari 57 peserta.
Penjurian dilakukan dua tahap mulai 28 – 29 April 2014. Hari pertama memilih 10 nominasi dari masing-masing kategori. Kemudian hari kedua adalah wawancara untuk menjamin keaslian karya. Setelah itu baru ditentukan pemenangnya.
Para dewan juri lomba ini diambilkan dari orang-orang yang berkompeten dibidangnya. Mereka adalah, Karsam SPd, MA, PhD, yang merupakan praktisi batik, kemudian Farida Dipl Teks, MSc dari Balai Besar Batik dan Kerajinan Yogyakarta, Bayu Aria Widhi K SSn dari ISI Yogyakarta, Mudjiono pengajar batik anak jalanan dan praktisi batik serta Denny Djoewardi dari Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia.
“Setiap kali kita menggelar lomba, kualitas desain yang diikutkan lomba selalu mengalami peningkatan. Termasuk lomba desain batik kali ini juga sangat bagus. Tak hanya motifnya, tapi juga coraknya,” kata Budi Setiawan, didampingi Kepala Bidang Standardisasi Desain Produk Industri Disperindag Jatim, Adolf Willem Talakua ST.
Kedepan, lanjutnya, agar kualitas desain batik semakin meningkat, akan dibuat tema yang lebih spesifik. Yakni desain batik yang dilombakan sudah ada polanya seperti pola baju kemeja, pola casual atau pola batik fashion.

Untuk Menggali Batik Khas Jatim
Lomba Desain Batik Tahun 2014 mendapat apresiasi positif dari salah seorang dewan juri dari Balia Besar Batik dan Kerajinan Yogyakarta, Farida Dipl Teks MSc. Menurutnya, Lomba semacam ini dapat menggali batik khas Jatim yang tidak dimiliki provinsi lain.
“Event ini sangat bagus sekali dan perlu dilakukan secara terus menerus. Dengan cara ini dapat menggali desain-desain baru yang khas dari Jatim. Saya lihat banyak yang orisinil motifnya dan ada beberapa yang masih terpengaruh dengan corak batik Jawa Tengah atau Pekalongan,” jelas Farida.
Dijelaskan, agar motif atau warna batik yang diikutkan lomba tidak terpengaruh dari provinsi lain, Disperindag ataupun instruktur atau guru harus membekali IKM batik mana corak khas Jatim dan mana yang bukan Jatim. Untuk itu diperlukan pengajar yang sangat kompeten dibidang warna atau motif khas daerah.
“Saya melihat Pemerintah Provinsi Jatim sangat komit dan IKM-nya juga menyambut aktif. Kalau begini, nanti akan kelihatan hasilnya pada tahun-tahun mendatang batik khas Jatim akan mampu berbicara banyak di kancah nasional. Jadi batik tidak hanya dari Jawa Tengah atau Pekalongan saja, tapi juga dari Jawa Timur yang eksotis,” pungkasnya. [iib]

Tags: