Kuasai Ilmu Sejarah, Guru Dikirim ke Monash University

A Maulidi Marfianto SPd, guru mapel sejarah SMKN 1 Suboh Situbondo saat diterima Prof Lucas Walsh (PLT Dekan Fakultas Pendidikan Monash University) dan Prof Gillian Kidman serta Dr Hazel Tan. [sawawi]

Cara SMKN 1 Suboh Situbondo Tingkatkan Kualitas Tenaga Pendidikan
Situbondo, Bhirawa
Peningkatan kualitas tenaga pendidik tidak hanya melalui pelatihan oleh dinas pendidikan (Dindik). Karena kesempatan untuk mengembangkan diri, juga terbuka di level internasional. Sepeti yang telah didapatkan A Maulidi Marfianto guru di SMKN 1 Suboh, Situbondo.
Marfianto berkesempatan terbang ke Australia untuk mengikuti pelatihan sebagai guru berprestasi tingkat SMA/SMK di Monash University Australia. Ini merupakan kesempatan terbaik untuk menimba ilmu di Australia dengan biaya dari negara.
Menurut Marfianto, sebagai guru mata pelajaran sejarah di sekolahnya, ia berhasil dinyatakan lolos menimba ilmu meski hanya dengan waktu singkat di Australia bersama 40 guru IPS se-Indonesia. Pria yang juga menjabat sebagai Waka Humas SMKN 1 Suboh itu, masuk catatan 40 guru SMA/SMK se-Indonesia yang berhasil lolos menimba ilmu singkat (short course) di Fakultas Pendidikan Monash University Melbourne Australia. “Saya menimba ilmu (pelatihan) di Australia selama 15 hari kerja,” tegas Marfianto.
Kata Marfianto, saat itu dia bersama guru Situbondo mengetahui ada program dari Pemerintah yang mengadakan pengiriman 1000 guru untuk menimba ilmu atau pendidikan dan latihan (diklat) keluar negeri. Melalui lembaga PPPPTK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan) IPS Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Marfianto akhirnya mengikuti seleksi. “Saya bersama 40 peserta guru IPS dari total 1.000 guru semua mata pelajaran se-Indonesia berhasil dinyatakan lulus.,” terang Marfi.
Masih menurut Marfi, ada banyak materi yang diterima selama mengikuti pelatihan di Australia. Diantaranya, sebut Marfi, HOTS (higher order thinging skills) atau pelajaran dengan tingkat kesulitan tinggi. Program yang Marfi ikuti, urainya, merupakan program pembelajaran HOTS untuk guru ilmu-ilmu sosial. Dari pelatihan itu, ungkap Marfi, ia mendapatkan ilmu bagaimana guru mengimplementasikan pembelajaran HOTS dikelas dengan menggunakan 12 strategi pembelajaran HOTS. “Secara Khusus materi tersebut untuk guru guru PKN dan IPS. Namun secara umum bisa diaplikasikan pada semua mata pelajaran (mapel) disemua jenjang,” beber Marfi.
Sementara itu Kepala Sekolah (Kasek) SMKN 1 Suboh Situbondo Asim SPd, menimpali keberhasilan salah satu tenaga pendidiknya lulus belajar ke Australia selain karena dipicu oleh prestasi dan kecerdasan sanga guru juga ditopang oleh kepintaran dalam melirik program yang digagas oleh Kemendikbud RI. Selain guru harus pandai berkomunikasi mamakai Bahasa Inggris, katanya, juga pandai dalam meningkatkan kemampuan yang dimiliki. “Dengan capaian ilmu dari Australia itu, AM Marfianto bisa terus mengasah dan mengembangkan kemampuan dibidang mapel sejarah,” kupas mantan Kasek SMKN 1 Kendit Situbondo itu.

Sebarkan Strategi Pembelajaran HOTS Kepada Siswa dan Guru
Tren pembelajaran dengan High Order Thinking Skill (HOTS) semakin menyebar di tataran sekolah termasuk dalam pelaksanaan ujian. Kesempatan utnuk mempelajari lebih dalam tentang HOTS juga dimanfaatkan Maulidi Marfianto selama mengikuti pelatihan di Australia.
Dijelaskan Marfianto, ada 12 strategi pembelajaran HOTS yang ia terima selama menimbal ilmu di Australia. Diantaranya, sebut Marfianto, compare and contrast, KWL chart, short rank classify, dan brainstrom (bubble maps). Sisanya, sambung Marfianto, bernama who what when where why (5W), justify your points, solving problems, cause effect dan implications. “Terakhir, kami diminta menguasai materi denga program plus, minus, interesting, generalise to a different context serta draw your own mind map,” ujar Marfianto seraya mengakui selama di Australia ia fokus mengasah sisi pedagogik.
Sementara itu Kasek SMKN 1 Suboh Asim SPd, menambahkan, biasanya setelah mengikuti UNBK siswa siswi selalu mengeluh soal soal ujian yang notabene sulit. Ini karena pemerintah sengaja membuat soal soal yang tingkat kesulitannya sangat tinggi (HOTS). Nah dari program ini, tutur Asim, sejak dari awal siswa harus diberi sistem pembelajaran dengan melatih anak berfikir dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi. “Saat ini guru harus mampu untuk merancang pemikiran siswa dalam menyelesaikan soal soal ujian HOTS. Salah satunya sudah dikuasai AM Marfianto, yang sukses menimba ilmu di Australia,” urai Asim.
Kedepan, terang Asim, ia berharap agar siswa bisa menerapkan ilmu seperti yang diperoleh AM Marfianto dari Australia serta bisa tersebar kepada sesama pendidik dalam wadah MGMP IPS. Setahu Asim, salah satu guru SMKN 1 Suboh AM Marfianto sukses dalam mengikuti tiga tahapan yakni pembekalan selama 5 hari; sukses pelaksanaan diklat di Monash University dan sukses dalam menyusun laporan dan rencana tindak lanjut dari hasil diklat tersebut. “Kami ikut bangga dengan lolosnya salah satu guru SMKN 1 Suboh, AM Marfianto,” pungkas Asim. [awi]

Tags: