Kuasai Teori, Tinggal Implementasi

RPM Ishaq Jayabrata saat memahat padle usai dinyatakan lulus dan meraih gelar doktor dengan predikat cumlaude. [wawan triyanto/bhirawa]

RPM Ishaq Jayabrata saat memahat padle usai dinyatakan lulus dan meraih gelar doktor dengan predikat cumlaude. [wawan triyanto/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Kerja keras RPM Ishaq Jayabrata untuk menyelesaikan studi S3 di Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya menuai hasil memuaskan. CEO RS Pura Raharja itu berhasil menyandang gelar doktor ekonomi dengan predikat cumlaude.
Dihadapan para penguji, Ishaq Jayabrata memaparkan desertasi dengan judul ‘Analisa Pengaruh Keselamatan Pasien, Kualitas Pelayanan, Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Pasien dan Loyalitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Swasta di Surabaya’.
Desertasi itu mengupas mengenai manajemen pelayanan rumah sakit yang intinya bahwa program keselamatan pasien atau six goals dengan enam indikator dari JCI) berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien di rumah sakit swasta. JCI (joint commission international) adalah program akreditasi internasional standard WHO yg di berlakukan di indonesia baru tahun 2012.
Disisi lain Jayabrata juga menyoroti petugas pelayanan rumah sakit seperti di bagian farmasi yang kadang tidak memberikan keterangang dengan jelas ke pasien mengenai obat yang diberikan. “Harusnya petugas memberikan penjelasan yang gamblang soal obat yang akan dikonsumsi pasien, tapi dari pengamatan saya masih ada petugas yang hanya memberikan obat tanpa penjelasan apapun,” kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (Pelti) Surabaya itu, Senin (24/8) di Gedung Untag.
Sekdaprov Jatim, Dr Akmad Sukardi yang hadir pada acara tersebut menilai, desertasi yang disampikan oleh Jayabrata sangat bagus, namun ia berharap semua teori dan analisanya bisa di implementasikan dengan mengembangkan Rs Pura Raharja.
“RS Pura Raharja milik Korpri Jatim, namun masih banyak anggota Korpri yang belum mengetahui kalau mereka bisa berobat di rumah sakit itu secara gratis. Selain butuh manajemen pemasaran yang baik agar lebih dikenal oleh masyarakat,” kata Sukardi usai sidang.
Sukardi mengakui saat ini RS yang berada di Jalan Pucang Adi Surabaya itu sudah berkembang, walaupun masuk tipe C, namun sudah memiliki beberapa produk unggulan. “RS Pura Raharja tetap harus mempertimbangkan pelayanan dan bersinergi dengan BPJS,” katanya.
Sementara itu salah satu penguji, Prof DR drg Hj Ida Aju Brahmsari, Dipl, DHE, MPA, minilai analisis yang dilakukan oleh Jayabrata sudah sangat tepat, karena sudah berpengalaman mengelola rumah sakit. “Saya berharap desertasi itu bisa di implementasikan untuk mengembangkan rumah sakit,” katanya. [wwn]

Rate this article!
Tags: