Kuli Tinta Usia Senja Beri Pemprov Kado

Wartawan-senior-Agus-Samiadji-duduk-di-kursi-roda-bersama-para-wartawan-senior-Surabaya-dalam-tasyakuran-ultahnya-ke-80-dan-launching-buku-karyanya-Sabtu-1710-kemarin.-[Gegeh-Bagus/bhirawa].

Wartawan-senior-Agus-Samiadji-duduk-di-kursi-roda-bersama-para-wartawan-senior-Surabaya-dalam-tasyakuran-ultahnya-ke-80-dan-launching-buku-karyanya-Sabtu-1710-kemarin.-[Gegeh-Bagus/bhirawa].

Surabaya, Bhirawa
Umur berapa seseorang dikategorikan tua? Pertanyaan itulah yang membuat setiap orang instropeksi diri. Namun, wartawan senior Agus Samiadji justru memberi hadiah ketika memperingati ulang tahunnya ke-80 tahun. Hadiah tersebut dibuat dalam bentuk buku berjudul ‘Jer Basuki Mawa Beya, 70 tahun Pemprov Jawa Timur’. Buku yang ditulis adalah bentuk pengabdiannya selama 49 tahun mengabdi sebagai insan pers.
Gegeh Bagus Setiadi, Kota Surabaya
Sorot mata yang tajam, daya ingat yang masih dibilang anak muda tersebut terpancar dalam diri pria kelahiran Surabaya, 17 Agustus 1935. Meski fisik sudah tidak lagi berpihak pada kegetolannya dalam menulis sebuah artikel, namun pria yang sering disapa Cak Agus ini tetap eksis dalam karya tulisannya.
Tak sedikit penghargaan yang dia peroleh dari karya tulisnya. Salah satunya, menerima penghargaan dari Gubernur Jatim Wahono sebagai pemenang pertama lomba karya tulis ‘pembangunan Jawa Timur dalam Pelita IV, Tahun 1988 silam di gedung Negara Grahadi.
Dengan dibantu kursi roda, Bapak lima anak, 12 cucu serta 2 cicit ini telah melaunching buku karyanya yang dibuatnya khusus untuk Pemprov Jatim. Dirinya menginginkan bertemu langsung dengan Gubernur Jatim yakni Soekarwo.
“Dari lubuk hati yang paling dalam respon Pemprov belum ada. Rencananya saya mau menghadap Pakde Karwo (sapaan akrab Gubernur Jatim, red) untuk menyerahkan buku sekaligus biar ada kenang-kenangan dari saya,” harap pria yang sudah dikenal dengan sebutan wartawan tiga zaman ini (Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi).
Selama 49 tahun menjadi wartawan, tentunya Agus Samiadji telah merasakan asam garam dunia jurnalistik. Ikut menunjang pembangunan di segala bidang provinsi Jatim adalah merupakan pengabdiannya kepada Bangsa dan Negara. Lamanya meliput di lingkungan Pemprov ini sehingga membuat dirinya sangat menjiwai arah pembangunan Pemprov Jatim dengan mottonya ‘Jer Basuki Mawa Beya’.
“Garis besar pada buku ini adalah Pemprov Jatim menjadi percontohan Pemprov seluruh Indonesia. hal ini dikatakan mantan presiden SBY (Susilo Bambang Yudoyono, red) saat akan habis masa jabatannya menjadi presiden. Nah, dari situ menteri-menterinya pak SBY disuruh mencontoh pembangunan di Jatim,” tutur Agus.
Agus bercerita, dirinya merenung pada masa tua ini. kenang-kenangan apa yang bisa berikan buat anak, cucu, dan cicit?. Kalau dirinya seorang hartawan tentunya akan mewariskan harta. “Namun, saya adalah seorang wartawan, yang bisa saya wariskan adalah karya tulis yang terkumpul dalam bentuk buku,” katanya.
Dirinya berharap, apa yang diwariskan memiliki nilai bagi mereka, bahwa bapak atau kakek mereka dalam hidupnya telah menyumbangkan pemikiran lewat karya jurnalistik dalam proses pembangunan negerinya. “Walaupun sumbangan pemikiran saya mungkin hanya setitik kecil saja,” urainya.
Sementara itu, anak ke-4 Agus Samiadji, Ellya Aghustin (49) ini mengatakan bahwa Bapaknya telah berjuang demi kepentingan rakyat, namun tidak lupa akan perhatiannya pada semua anak-anaknya. bahkan, Ellya masih mengingat betul kata-kata orang tuanya yakni ‘kerja harus jujur dan disiplin dan selalu semangat pada Negara dan Bangsa’.
“Meski dulu Bapak sering bertugas di luar kota, bahkan di luar negeri tapi perhatiannya kepada keluarga terutama pada anaknya tetap hangat. Setiap pulang dari bertugas selalu diajak rekreasi satu keluarga. Jadi, perhatiannya sangat luar biasa,” katanya.
Elyya sempat memperingatkan bapaknya yang sudah berusia senja untuk tidak memaksakan kesibukannya. Menurutnya, meski penglihatan hanya berfungsi sebelah saja, namun bapaknya tetap gigih untuk membuat artikel dengan menggunakan mesin tik. “Bapak saya selalu menulis dengan mesin tik, karena nada-nada mesin tiknya itu membuat tambah semangat. Setelah itu, dilanjutkan diketik dengan komputer sama anak-anaknya,” cerita ibu yang sekarang bekerja di RSUD daerah Sidoarjo ini.
Dalam menerbitkan buku tersebut sebagai sumbangsihnya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk HUT ke-70 pada 12 Oktober 2015. Buku dengan judul ‘Peranan pers dalam Menunjang Pembangunan – Jer Basuki Mawa Beya’ ini juga dalam rangka ulang tahun Agus Samiadji yang ke-80 (17 Agustus 1935 – 17 Agustus 2015). [geh]

Tags: