Kuliner Asli Surabaya Peraih Street Food Terbaik Dunia

6-Soto-Ayam-Pak-SadiSoto Ayam Pak Sadi ‘Asli’ Ambengan
Kota Surabaya, Bhirawa
Jika ada rekan kerja, kawan dan saudara kita sedang berada di Surabaya , tidak ada salahnya mengajak mereka untuk mencicipi kuliner Surabaya. Salah satunya, Soto Ayam Pak Sadi ‘Asli’ Ambengan.  Itulah kuliner lokal asli Surabaya yang mendapatkan juara pertama dalam ajang World Street Food Congress (WSFC)  pada Juni 2013 di Singapura.
Usaha soto tak lagi berkelas kolong jembatan. Soto Ayam Pak Sadi membuktikannya. Mayoritas tempat usaha kuliner milik Pak Sadi  berada di lokasi strategis dan tempat cukup nyaman. Itupula yang ditemui saat Bhirawa mengunjungi Soto Ayam Pak Sadi di Jalam Ambengan.
Sementara menunggu soto disiapkan, Bhirawa ngobrol dengan salah satu adik dari pemilik Soto Ayam Pak Sadi, yang bernama Gatot Sunyoto. Dengan perawakan yang cukup tinggi, serta berkumis tebal, Gatot  menceritakan perjalanan karir Pak Sadi, sang pemilik dalam merintis usaha kuliner. Menurut Gatot, Pak Sadi jarang berada di Surabaya. Dia lebih aktif menjalankan usahanya yang berada di Jakarta , tepatnya di Kebayoran Baru. “Pak Sadi masih aktif mengurus usaha, tepatnya di daerah Kebayoran. Biasanya kalau pas di Surabaya , kakak saya menyapa pelanggan atau ikut menyiapkan soto yang akan diberikan kepada pelanggan yang memesan. Tapi kemarin sudah balik ke Jakarta ,” ujar pria berkaos putih kepada Bhirawa, Rabu (5/3).
Gatot mengisahkan, bahwa usaha yang dirintis Pak Sadi bermula pada 1971, yang dimulai dari Pedagang Kaki Lima (PKL) di bekas Asrama Brimob Surabaya. Kemudian usahanya berpindah di Jalan Ambengan yang kemudian menjadi cikal bakal dari merek sotonya hingga saat ini.
Hingga kini, Soto Ayam Pak Sadi  sudah memiliki  lebih dari15 cabang di Surabaya dan beberapa di provinsi lain di Indonesia. Kuliner ini masuk ke tempat-tempat pusat perbelanjaan.  “Khusus di Surabaya, dari Waru Sidoarjo sampai dengan Jalan Rajawali Surabaya, sudah ada lebih 15 cabang yang sudah berdiri. Kita tidak pernah mem-franchise-kan Soto Ayam Pak Sadi, yang ada adalah dengan sistem persentase kepada mitra kerja kami. Artinya mitra kerja kami yang mau menjual produk kami, kami kenakan persentase hasil penjualan sebesar 30% dari omzet. Karena kita sendiri yang memasak dan mengirimnya. Supaya kelezatan dan keunikan soto ayam ini tidak hilang,” jelasnya.
Untuk mengenalkan kulinernya,  Pak Sadi pernah mengikuti festival makanan di Singapura.  Nama ajangnya, World Street Food Congress (WSFC).  Acara ini diselenggarakan untuk memberikan apresiasi kuliner kaki lima (street food)  di mana Indonesia masuk dalam daftar 20 kuliner kaki lima terbaik dunia. Ada empat jenis kuliner Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut. Salah satunya adalah Soto Ayam Ambengan Pak Sadi yang berada di urutan pertama.
Usaha Soto Ayam Pak Sadi di Jalan Ambengan memiliki lokasi yang strategis dan dekat dengan kawasan perkantoran. Kelezatan cita rasanya telah mengundang banyak orang untuk mencicipinya. Selain warga lokal,  banyak pula orang asing yang berminat.  Tidak lupa artis-artis dari ibukota dan pengusaha juga ikut mengunjungi Soto Ayam yang telah melegenda namanya.
” Armand Maulana vokalisnya band Gigi pernah ke sini, terus almarhum Taufik Savalas dua hari berturut-turut makan siang di tempat ini. Saya juga sempat bersalaman dengan almarhum Taufik Savalas, sebelum beliaunya meninggal. Lalu Alim Markus pemilik Maspion Group, sering juga makan siang di tempat ini. Yang belum pernah hanya Rhoma Irama yang belum datang kesini,” ungkapnya sambil tertawa terbahak-bahak.
Karena banyak soto ayam yang menggunakan embel-embel Ambengan, Pak Sadi mendaftarkan merek itu ke Kementerian Hukum dan Ham. Sejak 1989, nama  Soto Ayam Ambengan dipatenkan.
Di mata konsumennya, meski banyak merek pakai embel-embel Ambengan, Soto Ayam Pak Sadi punya ciri khas yang tak bisa ditiru soto ayam lain. Selain diracik dengan bumbu pilihan, rasa sedap itu didapat dari poya, campuran kerupuk udang dan bawang putih yang digiling menjadi bubuk.
Melani Wijaya, karyawan Bank BCA Ambengan mengungkapkan soto yang dijual di daerah Ambengan ini memiliki ciri khas tersendiri yang tidak pernah di dapatkan di warung soto mana pun.
“Untuk rasa asin dan gurih Soto Ayam Pak Sadi memilki perpaduan rasa yang pas. Selain itu harganya yang sebesar Rp 17.000 per porsi tidaklah terlalu mahal. Cocok buat orang kantoran dan tidak bikin kantong bokek,” ungkap wanita berkulit putih ini.
Lain pula dengan James Ong, yang bekerja pada perusahaan otomotif di dekat THR. Ia telah menjadi pelanggan Soto Ayam Pak Sadi, sejak usianya baru menginjak SD. ” Dulu waktu masih SD, sepulang sekolah mama sering mengajak makan di sini. Maklum, papa saya juga sudah menjadi pelanggan sejak 1980-an. Jadi kalau dibilang soto ini sudah turun temurun,” ujar pria berusia 27 tahun ini. [wil]

Tags: