Kumalnya Rupiah Ditengah Tingginya Peredaran Upal

Salah Satu Penyebab Cepat Kumalnya Uang Rupiah Karena Masih Banyaknya Masyarakat Yang Lebih Senang Bertransaksi Secara Tunai.

Salah Satu Penyebab Cepat Kumalnya Uang Rupiah Karena Masih Banyaknya Masyarakat Yang Lebih Senang Bertransaksi Secara Tunai.

Kota Kediri, Bhirawa
Fisik mata uang rupiah terlihat berbeda dengan mata uang luar negeri yang begitu terlihat mulus walau keluaran lama, Mata uang luar negeri jika diamati sangat terasa perbedaannya dan tampak seperti baru dicetak sedangkan rupiah terlihat lebih cepat kumal dan lusuh meski uang tersebut keluaran baru.
Pertanyaan ini muncul dari beberapa kalangan masyarakat, beberapa orang mengatakan jika ada perbedaan kualitas bahan kertas kah untuk pembuat uang atau masyarakat Indonesia yang kurang perduli merawat uang kertas, padahal Bank Indonesia selalu memberikan sosialisasi tentang cara merawat uang.
Dilain sisi, meskipun rupiah terlihat lebih kumel, namun ternyata hal ini tidak membuat para pelaku kejahatan kuarang akal untuk membuat uang palsu dan mengedarkaan nya, padahal ketika melihat uang palsu , diapstikan uang tersebut terlihat masih gres dan mulus. Namun ternyata masyarakat masih saja tertipu dengan hal ini.
Di ketahui, dari tahun ketahun Trend predaran uang palsu yang ditemukan Bank Indonesia cenderung meningkat. Dari data BI Kediri, Untuk tahun 2016 ini hampir mencapai 5 ribu lembar, dengan estimasi kenaikan mencapai 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Rinciianya dalam tahun ini, 3.010 lembar, uang pecahan 100 ribuan, lalu uang pecahan Rp.50 ribu, 1.741 lembar. Uang pecahan Rp.20 ribu, 59 lembar, uang pecahan Rp. 10 ribu,sebanyak 9 lembar, ditambah uang pecahan Rp. 5 ribu, 15 lembar.
Dua persoalan ini sempat menjadi pertanyaan wartawan Kediri pada saat Class Ekonomi yang di gelar BI Cabang Kediri di Yogjakarta beberapa waktu lalu. Bagian pengelolaan uang rupiah Bank Indonesia Perwakilan Kediri Sujarwadi mengatakan, dalam pasal 20 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
“Sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 memberikan mandat bagi Bank Indonesia untuk mengeluarkan dan mengedarkan Uang Rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dimaksud dari peredaran.” kata Sujarwadi.
Memang, dalam rangka menjaga kualitas uang beredar di masyarakat, Bank Indonesia menerapkan kebijakan untuk mengganti atau menukar uang tidak layak edar dengan uang yang layak edar. “Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga uang rupiah yang beredar berada dalam kualitas yang baik sehingga mudah dikenali ciri-ciri keasliannya.” kata Sujarwadi
Kendati demikian, walaupun dalam menjaga kualitas uang rupiah adalah tugas BI, disini peran serta masyarakat sangat diperlukan untuk perawatan uang rupiah, buakn persoalan kualitas bahan dari rupiah tidak bagus, justru pemerintah menekankan pada sisi perawatan yang benar, sehingga dengan kondisi uang yang bagus masyarakat bisa tetap mengenali perbedaan antara uang asli dan palsu.
Dari penelusuran, ada beberapa penyebab yang membuat uang rupiah cepat kucel, masyarakat lebih cenderung mempertahankan nilai dari pada fisik uang karena mudahnya akses penukaran uang baru. ” Yang penting masih terlihat, saya sendiri juga tidak sempat menata uang mas, nanti kalau sudah tutup,” kata Winarsih salah satu penjual sayur di Pasar Bandar Kediri.
Selain itu masyarakat Indonesia masih senang menggunakan tarnsaksi secara tunai dibandingkan menggunakan transaksi secara non tunai, hal ini jugalah yang membuat fisik rupiah menjadi cepat lusuh dan kumel. Dengan hal ini Bank Indonesia berupaya mengampanyekan 3D untuk menyayangi rupiah, yakni didapat, disayang, dan disimpan.
Dan untuk mengenali keaslian rupiah, yakni dilihat, diraba, diterawang. Tanpa perlu menunggu ajakan BI, seharusnya masyarakt bisa sadar dengan sendirinya untuk lebih menyayangi rupiah. [van]

Tags: