Kurang Modal, Kontraktor Jatim Hanya Kelas UKM

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bharawa
Masalah modal masih menjadi kendala utama para kontraktor di Jatim. Akibatnya, sampai saat ini, 95 persen dari 12 ribu badan usaha kontraktor dan 4 ribu anggota Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia (Gepensi) Jatim masih di kelas usaha kecil menengah ( UKM).
Ketua Gapensi Jatim, H. Mohammad Amin mengaku sangat prihatin dengan kondisi ini. Dengan kelas UKM yang disandang para kontraktor ini, maka pekerjaan yang bisa dilakukan hanya sebatas proyek kecil di bawah Rp 15 miliar. Bahkan proyek ratusan juga juga dilakukan. Sedangkan sisanya atau li ma persen juga bukan kontraktor yang dangat besar karena pekerjaan yang mereka lakukan hanya proyek di bawah Rp 50 miliar.
“Modal seret, bank mau kaish pinjaman tapi pakai jaminan. Jaminan itu yang kebanyakan kontraktor kita tidak punya,” kata Amin di sela persiapan Musyawarah Daerah (Musda) Gapensi, Minggu (10/01). Kemarin.
Selain itu, kontraktor enggan juga meminjam dana ke bank karena suku bunga yang terlalu tinggi. Bunga bank di Indonesia mencapai double digit. “Ini berat, harusnya bunga untuk usaha itu single digit,” jelasnya.
Ini yang membuat Amin semakin prihatin, apalagi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Saat ini, dikatakannya banyak kontraktor besar bahkan yang merupakan anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ikut bermain di kelas bawah. Proyek senilai Rp 15 miliar ke bawah justru kini banyak dilakukan anak perusahaan BUMN. Kondisi ini semakin membuat kontraktor UKM itu semakin tergencet. “Ya jelas kita kalah bersaing dengan perusahaan negara. Ini kan tidak fair,” tandasnya.
Harusnya, kata Amin, perusahaan BUMN dan anak usahanya memperkuat persaingan ýdengan kontraktor negara lain yang akan masuk ke Indonesia di pasar bebas Asean ini. “Jangan mematikan teman sendiri. Hadapi itu kontraktor besar yang akan masuk negara ini. Yang kecil-kecil biarlah jadi makanan kita,” jelasnya.
Sehingga nantinya, ketika kontraktor BUMN menang bersaing dengan negara lain dan bisa mengerjakan proyek besar, kontraktor kecil ini diajak bekerjasama dan bergandengan tangan untuk menjadi sub kontraktor di proyek yang sama. [ma]

Tags: