Kurangi Abrasi, Jatim Harus Dikeliling Mangrove

Pakde Karwo didampingi Kepala Badan Lingkungan Hidup Indra dan Deputi Lingkungan Hidup Elias menandai peringatan Hari Lingkungan Hidup 2014 dengan memukul gong.

Pakde Karwo didampingi Kepala Badan Lingkungan Hidup Indra dan Deputi Lingkungan Hidup Elias menandai peringatan Hari Lingkungan Hidup 2014 dengan memukul gong.

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jawa Timur, Dr H Soekarwo SH MHum menginginkan agar Kabupaten/kota terutama di pinggiran pantai melakukan penanaman mangrove. Upaya itu salah satu langkah jitu dalam mengurangi abrasi pantai.
“Pantai kita ini perlu penambahan hutan mangrove. Karena gelombang untuk abrasinya tinggi sekali. Kami terimakasih mulai dari Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya sampai Banyuwangi ternyata mangrovenya terus bertambah,” kata Gubernur saat Pencanangan Puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 di Pantai Kenjeran Surabaya, Rabu (25/6).
Ia juga memuji Kota Surabaya yang terus berupaya melangsungkan pelestarian lingkungan dengan penanaman mangrove. “Mangrove di Wonorejo Surabaya bagus dan masih dihuni hewan asli seperti kera. Kera disana kalau mengambil kepiting dengan ekornya,” ujarnya.
Berkaitan dengan hutan, lanjut Gubernur, hutan di Jatim telah mencapai 42,8 persen. Menilik hal itu kepedulian Pemprov dan masyarakat Jatim terhadap lingkungan terus dilakukan bersama-sama dengan seluruh masyarakat Jatim agar tetap asri, bersih, dan terjaga. Anak-anak sejak kecil didik untuk menjaga lingkungan hidup yang bersih dengan menanam pohon.
“Hutan di Jatim sudah mencapai 42,8 persen. Hutan Jatim lebih besar dari hutan rakyat di Eropa. Kondisi ini bisa dilihat ketika melintasi Jatim melalui udara dari pinggiran pantai mulai Malang sampai Pacitan, sudah penuh hutan,” ujar Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim itu.
Ia mengatakan, hutan di Jatim aturannya 30 persen yang terdiri dari 28 persen hutan perhutani dan 2 persen hutan milik rakyat. Namun sekarang ini sudah mencapai 42,8 persen hutan di Jatim karena banyak ditanami pohon sengon, mahoni, jabon, dan jati emas. Bahkan daerah Blitar Selatan telah banyak ditanami Pohon Kelapa Sawit.
“Hutan rakyatnya sendiri dua persen, hutan perhutani 28 persen, karena secara ekonomis menanam sengon, mahoni menjadi untung, kemudian lahan-lahan lain ditanami tanaman hutan rakyat, sehingga hutan di Jatim mencapai 42,8 persen. Ini luar biasa,”  jelasnya.
Dijelaskannya, selain kondisi hutan yang telah bertambah baik, Jatim juga memperoleh berbagai penghargaan di bidang lingkungan hidup tingkat nasional. Selama empat tahun berturut-turut, Jatim memperoleh penghargaan laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD).
“Prestasi ini merupakan kerja keras dari seluruh masyarakat Jatim dan menjadi kebiasaan untuk terus menjaga lingkungan,” kata Pakde Karwo.
Sebagaimana diketahui, pada Puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2014 yang dilaksanakan di Istana Wapres RI beberapa waktu lalu, Pemprov Jatim mendapatkan apresiasi tertinggi dari pemerintah pusat yakni memperoleh penghargaan tertinggi dalam penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) secara nasional tahun 2013. Ini artinya Jatim telah mempertahankan penghargaan tersebut selama empat tahun berturut-turut sejak laporan SLHD tahun 2010.
Evaluasi terhadap Laporan SLHD dilakukan untuk mendorong pemerintah daerah melaporkan kondisi lingkungan hidup. Pada tahun ini, penyusunan SLHD Tahun 2013 terbaik untuk kategori provinsi adalah Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Jambi. Sedangkan untuk kategori kabupaten/kota diberikan kepada Kabupaten Dharmasraya, Kota Padang, dan Kota Sungai Penuh.
Selain pemberian penghargaan SLHD, pemerintah pusat melalui Kementerian LH juga memberikan beberapa kategori penghargaan di bidang lingkungan hidup, yakni penghargaan Kalpataru, Adipura dan Adiwiyata. Untuk ketiga kategori itu, Provinsi Jawa Timur mendapatkan predikat terbanyak dari seluruh penghargaan yang diberikan.
Jatim juga memperoleh 30 penghargaan adipura terdiri dari 8 anugerah Adipura Kencana (53 persen) dan 22 anugerah Adipura pada tingkat kabupaten/kota (26 persen).
Adapun kedelapan kabupaten/kota penerima adipura kencana yakni Kota Surabaya (Kota Metropolitan), Kota Malang (Kota Besar), Kabupaten. Tulungagung, Kabupaten Jombang, Kota Madiun, dan Kota Probolinggo (Kota Sedang), Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Tuban (Kota Kecil).
“Sungguh membanggakan kinerja dan gotong royong dari seluruh masyarakat Jatim terhadap lingkungan hidup membuahkan hasil yang baik. Sebanyak 53 .persen penghargaan Adipura Kencana ada di Jatim dan sebanyak 26 persen penghargaan Adipura dari Jatim. Sedangkan 40 persen penghargaan adiwiyata diraih sekolah-sekolah yang ada di kabupaten/kota Jatim. Ini satu hal yang baik. Jatim sudah pada posisi yang baik,” ujarnya.
Selain itu, Plakat Penyusunan Laporan SLHD Tahun 2013 terbaik untuk kategori kabupaten/kota diraih beberapa kabupaten/kota di Jatim antara lain Kabupaten Lamongan, Kota Surabaya, Kabupaten Lumajang.
Untuk sekolah adiwiyata mandiri, Jatim memperoleh sebanyak 19 penghargaan sekolah Adiwiyata Mandiri tahun 2014. Sedangkan pada anugerah untuk sarana dan prasarana terbaik Adipura tahun 2014, Jatim juga mendapat penghargaan lokasi terbaik Tempat Pemrosesan Akhir di Pasuruan.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surabaya,  Ir Tri Rismaharini menyampaikan terima kasih telah diberikan kepercayaan menjadi tuan rumah untuk pelaksanaan Puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Prov. Jatim Tahun 2014 di Pantai Kenjeran.
Ia sempat merasa terkejut ketika Kenjeran dijadikan tempat untuk acara ini karena sebelumnya Pantai Kenjeran dikenal dengan image yang negatif. Dengan adanya acara ini, diharapkan dapat semakin memperbaiki image Pantai Kenjeran.
“Saya sempat bingung waktu ditunjuk Pantai Kenjeran jadi tempat tujuan peringatan,” ujarnya.
Selain itu, ia memiliki rencana untuk memperbaiki image Pantai Kenjeran yakni dengan membangun jembatan yang menghubungkan antara Pantai Kenjeran lama dengan yang baru. Nantinya akan jadi akses ke Bandar Udara Internasional Juanda. Lingkar luar timur Surabaya dilewatkan di Pantai Kenjeran ini. Pemkot akan memasang air mancur yang bisa menari di atas jembatan.
“Ini semua dilakukan untuk memberikan image Kenjeran yang dulu terkenal tempat yang jelek. Oleh karena itu, kami mencoba membuat image Kenjeran menjadi lebih baik,” harapnya.
Dalam laporannya, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim Indra Wiragana, SH mengatakan, Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Prov. Jatim Tahun 2014 bertema “Satukan Langkah, Lindungi Ekosistem Pesisir dari Dampak Perubahan Iklim”, maka Pemprov Jatim mengajak semua pihak untuk peduli dan mengubah perilaku untuk menjaga kelestarian lingkungan.
“Ini adalah tanggung jawab bersama masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Jatim pada khususnya,” ujarnya.
Ia menyampaikan, untuk penilaian kinerja perusahaan tahun 2013 yang diikuti 175 perusahaan di Jatim, hasilnya terdapat peningkatan ketaatan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Ini dibuktikan dengan adanya 3 perusahaan yang memperoleh peringkat emas dan tidak ada yang memperoleh peringkat hitam,
Pada kegiatan tersebut, Pakde Karwo didampingi Bude Karwo dan Kepala BLH Prov. Jatim menyerahkan secara simbolis 5.000 bibit Mangrove dan buah-buahan, serta penghargaan Status Lingkungan Hidup Daerah Terbaik kepada Wali Kota Surabaya. Penghargaan SLHD Terbaik berupa piagam dan trophi juga diserahkan kepada Kabupaten Lamongan, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Malang.
Selain itu, Pakde Karwo menyerahkan penghargaan kepada 12 Tokoh Pelestari Lingkungan Hidup (3 perintis lingkungan, 8 penyelemat lingkungan, dan 1 pembina lingkungan) berupa piagam, trophi dan tabungan Rp5 juta, 117 sekolah penerima adiwiyata yang secara simbolis diserahkan kepada 36 Kepala Sekolah Penerima Adiwiyata, 12 Kepala Desa/Lurah Desa Bersemi Kategori Mandiri, serta 19 Pelaksana Pelaporan Pengelolaan Lingkungan Hidup Terbaik yang secara simbolis diserahkan kepada 3 Perusahaan Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Kategori Terbaik (PT. Pertamina Hulu Energi WMO Gresik, PT. Karya Dibya Mahardika, PT. Ispatindo Sidoarjo).

Tingkatkan Komitmen untuk Menjaga dan Melestarikan Lingkungan
Melalui Hari Lingkungan Hidup, Pemprov Jatim mengharapkan seluruh lapisan masyarakat baik perorangan, kelompok, hingga perusahaan agar lebih berkomitmen dalam mengajak kerabat serta masyarakat agar lebih bisa menjaga dan melestarikan lingkungan.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Jatim, Indra Wiragana SH juga mengingatkan agar seluruh sekolah Adiwiyata tetap menjaga, meningkatkan, dan mempertahankan predikatnya.
“Tidak hanya predikat, tapi tanamkan dalam hati dan tunjukkan juga dengan kegiatan yang ramah lingkungan baik dilingkungan sekolah, di masyarakat, hingga tempat tinggal sendiri ,” katanya.
Ia menambahkan, para siswa sekolah Adiwiyata juga harus menjadi pelopor atau penggerak dinamisator dan fasilitator  bagi lingkungan sekitar untuk terus menerus berbuat dan melatih fungsi hingga peningkatan kualitas lingkungan hidup di sekitarnya.
“Mari bersama-sama melangsungkan kampanye peduli lingkungan dengan kegiatan yang bersentuhan dan membawa manfaat bagi masyarakat. Berusaha selalu menggugah masyarakat untuk peduli mampu menerima dan mencerna mengubah perilaku dan konsumsi dan aksi nyata menyelamatkan lingkungan, ” paparnya ketika menutup kegiatan Hari Lingkungan Hidup Jatim 2014.
Sebelumnya, agenda sepekan Hari Lingkungan Hidup Jatim 2014 mengusung mekanisme “Zero Waste Event”. Maksud dari Zero Waste Event ini adalah selama penyelenggaran Pekan Lingkungan Hidup Jawa Timur 2014 harus benar benar bersih dari sampah yang berserakan dan mendaur ulang semua sampah termasuk sisa makanan dan botol air yang dihasilkan oleh acara tersebut.
Sehingga pada saat hari terakhir dapat diketahui berapa kilogram jumlah sampah yang dihasilkan, jenis sampah yang dihasilkan (organik, nonorganik, kaca, B3, dll) serta pengelolaan dan pemanfaatan kembali sampah-sampah tersebut.
Pekan Lingkungan Hidup Jawa Timur 2014   ke 6 ini dirangkai kegiatan seperti Pameran Lingkungan Hidup sebagai sarana ekspose teknologi ramah lingkungan dan upaya-upaya yang telah dilakukan dalam pengelolaan lingkungan hidup, serta media promosi produk ramah lingkungan oleh seluruh pemangku kepentingan di Jawa Timur.
Selanjutnya ada juga Kemah Hijau yang merupakan sarana pendidikan lingkungan hidup di luar sekolah dalam rangka peningkatan pengetahuan dan kepedulian guna penyelamatan fungsi lingkungan hidup di Jawa Timur.  kegiatan lainnya,  Patroli Kali Brantas untuk melangsungkan pengendalian beban pencemaran Kali Brantas.
Selain itu, terdapat kegiatan sarasehan penerima Kalpataru dan sarasehan penerima penghargaan Lingkungan Hidup, seminar Bidang Keciptakaryaan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan  Hidup Sedunia Th. 2014 ” Dinas PU Cipta Karya Jatim” bertema Sanitasi, lomba karikatur lingkungan, lomba recycle  musik, diakhiri puncak peringatan Hari Lingkungan Sedunia Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 untuk merangsang kesadaran masyarakat dan mendorong perhatian politik seluruh pemangku kepentingan serta bertindak untuk perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup yang lebih baik.

Agus Mudjianto
Kepala Sekolah SMP7 Negeri Kota Probolinggo
“Bagi kami, berupaya menjaga dan meningkatkan predikat Adiwiyata terus dilakukan. Persiapan yang dilakukan tidak hanya setahun atau dia tahun, namun sejak tujuh tahun lalu kami juga telah berusaha menjadikan sekolah berpredikat Adiwiyata. Saat ini, kami tengah berusaha untuk meningkatkan predikat menjadi Adiwiyata Mandiri.
Kami bersyukur karena seluruh jajaran Pemkab Probolinggo termasuk Walikotanya sangat berkomitmen menjadikan sekolah berpredikat Adiwiyata. Baik badan atau dinas sangat mensupport kami, apalagi juga masyarakatnya baik berupa moril maupun materiil.
Tidak heran kalau di Kota Probolinggo, juga sudah banyak sekolah berpredikat Adiwiyata Mandiri. Kami kini ingin mengambil bagian daripada Adiwiyata Mandiri tersebut. Tentunya perlu persiapan untuk bisa melestarikan dan merawat lingkungan. Yang terpenting, bagaimana berkewajiban untuk mendisiplinkan diri tertib terhadap kegiatan positif untuk menjaga lingkungan.
Pada Puncak Hari Lingkungan Jatim ini, tentunya diharapkan tidak hanya sekolah namun seluruh sektor harus bisa mendisplinkan diri untuk menjaga lingkungan. Memang merubah kebiasaan yang sebelumnya tidak baik menjadi baik itu susah. Namun upaya penyadaran dan pemahaman harus terus menerus dilakukan dengan tindakan nyata”

Icha Fafdila
Kader Lingkungan Kabupaten Sidoarjo
“Cara jitu untuk bisa memberikan virus melestarikan dan menjaga lingkungan pada masyarakat yaitu melalui PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) dan pengajian juga sekolah. Di kelompok itu, terjadi sharing untuk bisa memberikan pemahaman pentingnya menjadikan sebuah desa berseri.
Ujung tombak dalam mengubah lingkungan lebih berseri, karena juga dukungan penuh dari kepala desa. Sebab, tanpa ada dukungan kepala desa, kader tidak akan bisa bergerak dan tidak ada artinya. Apalagi, saat ini kepala desa sangat peduli dengan lingkungan. Bahkan, dari tiga RW, rencananya akan meningkat jadi lima RW yang bersih dan  peduli lingkungan.
Kami mengharapkan, jika program berseri dilanjutkan di tahun mendatang maka ada penghargaan berkategori khusus yang dinamakan kategori kader/pendamping lingkungan. Nantinya akan terlihat peran kader/pendamping lingkungan.
Jika kader hanya diberikan topi atau rompi, maka gregetnya berbeda ketika diberikan tropy atau penghargaan lainnya. Jika ada lomba dan evaluasi terhadap desa berseri ini, maka masing-masing kader akan saling berlomba untuk bisa menaikkan predikat kepedulian lingkungan.
Selain itu, kami mengharapkan BLH Provinsi bisa membentuk paguyuban kader yang difasilitasi pertemuannya entah tiga bulan atau enam bulan sekali sebagai ajang silaturahmi sekaligus wadah bertukar pikiran.”

Ilham Pramudya
Peserta Kemah Hijau SMA Negeri 1 Kentjong Jember
“Mengikuti kegiatan Kemah Hijau selama empat hari memang sangat berkesan. Kesannya yang sampai saat ini membekas yaitu ketika banjir-banjir di mangrove namun dengan kebersamaan tolong menolong banyak sekali. Ketika di mangrove kami juga diajarkan untuk cara menanam tanaman mangrove.
Selama empat hari, kami akhirnya juga bisa membiasakan diri untuk bisa menjaga kebersihan. Misalkan saja kalau makan di piring dibuang percuma, namun kali ini dilakukan pemilahan sampah. Banyak ilmu yang kami serap selama Kemah Hijau berlangsung. Bahkan, sebenarnya tahun depan kalau ada, kami ingin ikut serta lagi.
Kami yang ada disini juga rata-rata sebagai duta lingkungan di sekolah. Sehingga, nantinya ilmu dan materi yang sudah diberikan sewaktu Kemah Hijau berlangsung, akan kami tularkan ke teman-teman lainnya. Sehingga, teman-teman ikut termotivasi dan memahami pentingnya peduli lingkungan.
Kami juga akan memberikan saran pada Kepala Sekolah untuk bisa menyediakan tempat sampah terpilah agar membiasakan teman-teman lainnya membuang sampah dengan benar. Selain itu, kami juga tetap berusaha mengubah kedisiplinan diri untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. [rac]

Tags: