Kurangi Sampah, Dinas Kebersihan Gunakan Teknologi Larva

Aditya Wasita

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya tengah mempelajari dan menjajaki penggunaan teknologi baru dalam pengelolaan sampah untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sekretaris Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Pemkot Surabaya Aditya Wasita mengungkapkan dalam mengurangi volume sampah, pihaknya akan menggunakan teknologi larva (ulat) yang telah digunakan di negara Swiss.
Penerapan teknologi adalah dengan menjadikan sampah organik sebagai makanan larva. ”Jadi, sampah organik dari rumah tangga, ataupun pasar nanti akan dijadikan makanan untuk larva,” paparnya.
Namun demikian, menurutnya prosesnya akan dihentikan sebelum larva tersebut menjadi lalat. “Sebelum larva itu menjadi lalat, siklusnya akan kami hentikan sehingga tidak sampai menjadi lalat,” urainya.
Aditya juga mengatakan bahwa penggunaan teknologi larva tersebut nantinya akan dilakukan di sejumlah rumah kompos. ”Sebenarnya tak membutuhkan ruang yang besar. Tapi, diharapkan nanti bisa diterapkan di beberapa rumah kompos, ada tempat untuk teknologi larva,” paparnya.
Adiyta menambahkan, hasil dari pengelolaan sampah dengan teknologi larva bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, semisal ikan, ayam dan sebagainya.
Saat disinggung kapan teknologi tersebut diterapkan, Aditya berharap adopsi teknologi larva bisa direalisasikan tahun ini. ”Saat ini, memang kita belum melakukan MoU. Tapi sudah menjalin komunikasi dengan Pemerintah Swiss,” pungkasnya.
Aditya mengaku untuk mendatangkan teknologi tersebut, pihaknya akan bekerjasama dengan Pemerintah Swiss. ”Sebenarnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah bekerjasama dengan Swiss, kita menindaklanjutinya,” terangnya.
Pemanfaatan teknologi larva dalam pengelolaan sampah bertujuan untuk mengurangi volume sampah. Berdasarkan data, tiap hari jumlah sampah yang dihasilkan mencapai 1.500 ton. Dari jumlah itu, sampah yang masuk ke TPA sampah Benowo sekitar sekitar 300 – 600 ton. ”Sebenarnya sampah yang terkurangi selama ini sudah lumayan, sekitar 40 persen,” tambahnya. [dre]

Tags: