Kurikulum 2013 Baru Efektif Agustus

15-kurikulum-2013Dindik Jatim, Bhirawa
Awal tahun ajaran baru 2014/2015 telah dimulai, Senin (14/7) kemarin. Ini sekaligus menjadi hari pertama kurikulum 2013 diterapkan. Namun demikian, proses kegiatan belajar mengajar belum berlangsung efektif di sejumlah sekolah.
Bukan saja karena ketersediaan buku yang masih belum lengkap, melainkan juga kegiatan orientasi siswa dan kegiatan Ramadan yang dilakukan di sejumlah sekolah. Dengan demikian, kurikulum 2013 diprediksi baru akan efektif dalam proses belajar mengajar pada Agustus mendatang, alias pasca libur lebaran.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Harun MSi mengatakan, implementasi kurikulum 2013 memang dimulai tahun ajaran baru 2014/2015, yakni 14 Juli. Namun, pada minggu pertama masuk sekolah, proses pembelajaran dinilai masih belum efektif. “Untuk saat ini siswa lebih banyak menjalani masa orientasi atau kegiatan lain yang bernuansa Ramadan,” kata Harun saat dikonfirmasi, Senin (14/7).
Menurut dia, kegiatan belajar mengajar diperkirakan berjalan efektif pada minggu pertama bulan Agustus. Sebab, usai menjalani pengenalan sekolah, siswa akan libur kembali selama dua minggu dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriyah. Dengan demikian kekhawatiran dibayang-bayangi keterlambatan buku pegangan siswa dan guru ke sekolah untuk sementara masih bisa diminimalisir.
Dia optimistis pelaksanaan kurikulum baru tetap akan berjalan maksimal di Jatim. “Kurikulum 2013 tetap dilaksanakan sesuai rencana. Buku yang belum tiba sudah diantisipasi Kemendikbud dengan membagikan CD yang berisi soft copy materi pembelajaran,” ujarnya. Dengan begitu, sekolah yang belum menerima buku masih punya persiapan selama beberapa pekan sambil menunggu buku tiba.
Seperti diketahui, kurikulum 2013 serentak telah dilakukan di semua satuan pendidikan mulai jenjang SD sampai SMA/SMK. Untuk jenjang SD/MI diterapkan siswa kelas I, II, IV, dan V. Jenjang SMP/MTs kelas VII dan VIII, serta kelas X dan XI SMA/MA/SMK. “Persiapan Jatim sudah maksimal,” katanya.
Sementara itu, persoalan lain justru terlihat serius dialami jenjang SMK. Diungkapkan Kabid Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) dan Perguruan Tinggi (Perti) Dindik Jatim Hudiyono, di jenjang SMK, sampai kurikulum baru diterapkan belum juga ada buku untuk mata pelajaran produktif. Jangankan penyediaan, pemesanan saja belum dapat terlaksana. “Belum ada yang memiliki buku untuk mata pelajaran produktif tersebut,” kata dia.
Buku tersebut, lanjut Hudiyono, hingga saat ini masih dalam proses penyusunan. Tim penyusun tersebut langsung berasal dari Kemendikbud. Jika sampai proses belajar mengajar mulai efektif dan buku tersebut belum ada, maka pihaknya meminta sekolah menggunakan buku yang lama. “Antisipasinya ya dengan menggunakan buku kurikulum lama. Apalagi proses penyusunan buku SMK produktif belum diketahui kapan selesainya,” pungkasnya. [tam]

Rate this article!
Tags: