Kusnadi : Hak Prerogratif DPC PDIP

Kusnadi

Kusnadi

DPD PDIP Jatim, Bhirawa  
Sikap DPC PDIP Jatim yang menolak mengusung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani dalam Pilwali 2015 mendatang tidak menjadi masalah bagi DPD PDIP Jatim. Mengingat untuk mengusung cawali dalam Pilwali Surabaya mendatang merupakan hak prerogatif masing-masing DPC.
Sekretaris DPD PDIP Jatim Kusnadi menegaskan sesuai mekanisme partai untuk Pilwali Kota Surabaya menjadi hak bagi DPC untuk mengusungnya. Namun demikian dari calon-calon yang diusung nanti akan diserahkan ke DPD PDIP Jatim dan ke DPP. Selanjutnya DPP yang akan memutuskan.
“Artinya hak prerogatif ada DPC dan DPD tak ikut-ikutan terkait Pilwali. Kami di DPD hanya sebatas melanjutkan surat dari DPC ke DPD.
Sedang hasil akhirnya berupa rekomendasi merupakan hak mutlak dari DPP,”tegas Kusnadi yang juga anggota DPRD Jatim ini, Kamis (4/9).
Terpisah, menurut anggota DPRD Jatim dari Partai Gerindra Jatim Hadinudin mengaku ke depannya dan sesuai UU Pilkada, seorang calon yang akan diusung baik dalam Pilgub, Pilwali maupun Pilbup harus dari partai. Mengingat dalam Pilkada mendatang nantinya proses pemilihan tidak dipilih oleh rakyat, namun dikembalikan ke dewan.
“Dalam UU Pilkada yang baru nanti yang akan disahkan pada 22 September 2014, semua Pilkada selain Pilpres akan dipilih oleh dewan. Otomatis kalau Bu Risma tidak masuk dalam partai, maka dia tidak bisa dipilih dalam Pilwali mendatang,”tegas Hadi yang juga mantan staf ahli DPR RI.
Seperti diketahui, Wakil Ketua DPD PDIP Jatim Bambang DH mengaku PDIP dalam Pilwali mendatang tidak akan mengusung Risma kembali.
Alasannya, karena mantan Kepala Bappeko Surabaya ini dinilai tidak patuh dengan kebijakan partai. Sebaliknya PDIP akan mengusung kadernya yang lebih patuh terhadap amanah partai.
Masih ditambahkan mantan Wali Kota Surabaya ini jika kepemimpinan Risma sebagai Wali Kota Surabaya dianggap jalan sendiri, karena tidak pernah melibatkan partai pengusungnya. Sebaliknya yang lebih banyak berpeluang menjadi calon PDIP dalam Pilwali 2015 adalah Ketua DPC PDIP Surabaya yang juga Wakil Wali Kota Surabaya saat ini, Wisnu Sakti Buana.  Jalur Independen
Terpisah pengamat politik dari Lembaga Konsultan Politik dan SDM Bangun Indonesia, Agus Mahfudz Fauzi menilai PDIP bakal rugi besar bila tidak kembali mengusung Tri Rismaharini dalam Pilwali Surabaya 2015. Pasalnya, sampai saat ini hanya Risma yang memiliki tingkat elektabilitas yang cukup tinggi.
Menurut dia, selain faktor incumbent, Risma juga berprestasi selama memimpin Kota Surabaya. “PDIP rugi besar jika tidak mengusung Risma dalam Pilwali Surabaya mendatang. Ibaratnya, Risma berangkat dari partai mana pun bisa terpilih, meski dibuang PDIP,” kata Agus.
Dia menambahkan, ada kebuntuan komunikasi antara Risma dan pengurus PDIP di tingkat Kota Surabaya serta provinsi.
Pada Pilwalkot Surabaya 2010, lanjut dia, PDIP mengusung Risma dan Bambang DH. “Setelah menjabat, Risma menempatkan diri bukan sebagai milik PDIP, tapi menjadi milik Surabaya. Artinya, dia bisa menjadi milik seluruh partai. Kemudian ada kebuntuan komunikasi politik. Ini yang kemungkinan menjadi penyebab PDIP ogah mengusung Risma lagi,” ujarnya.
Kebuntuan tersebut, kata dia, bisa dipecahkan ketika PDIP dan Risma melakukan kontrak politik yang jelas. Lebih lanjut Agus mengatakan, sekalipun dalam Pilwali nanti Risma tidak mendapat kendaraan politik, kemungkinan dia terpilih kembali karena maju melalui jalur independen masih terbuka.
Hal tersebut terlihat dari dukungan warga Surabaya terhadap perempuan kelahiran Kediri, 20 November 1961 itu. Antusiasme masyarakat dalam menilai Risma bukan saja berdasarkan dari asal partainya, namun juga dari pribadinya.
Dia mencontohkan, dalam penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak, Risma tidak menggunakan atribut partai melainkan secara personal. “Contohnya penutupan Dolly, yang muncul adalah individunya. Penghormatan warga Surabaya sangat besar. Di atas kertas sampai saat ini Risma masih cukup bagus. Bahkan, sangat memungkinkan bisa maju melalui jalur independen jika tidak dapat partai,” jelas mantan Komisioner KPU Jawa Timur itu. [cty, gat]

Rate this article!
Tags: