Laba Bersih PT Garuda Indonesia Meningkat 114,5 Persen

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengalami kerugian sebesar USD 201,3 juta, namun di tahun ini berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar USD 29,3 juta, meningkat sebesar 114,5 persen.
Selain itu Garuda Indonesia juga berhasil meningkatkan pendapatan usaha sebesar USD 1,84 miliar, naik sebesar 4,7 persen dibanding periode yang  sama tahun lalu sebesar USD 1,76 miliar. Sementara beban usaha berhasil diturunkan sebesar 11,6 persen dari USD 1,99 miliar menjadi USD 1,76 miliar.
“Peningkatan pendapatan dan disiplin penurunan biaya ini merupakan wujud pertumbuhan positif perusahaan yang ditopang oleh meningkatnya kinerja Perseroan sejak awal tahun 2015,” ungkap Plh VP Corporate Communication Garuda Indonesia, M Ikhsan Rosan, Kamis (30/7) kemarin.
Garuda Indonesia (termasuk Citilink) juga berhasil mengangkut sebanyak 15.900.961 penumpang, meningkat 19,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 13.307.351 penumpang.
Garuda juga berhasil mengangkut sebanyak 11.555.319 juta penumpang (terdiri dari 9.432.349 penumpang domestik dan 2.122.979 penumpang internasional) atau meningkat 15,3 persen, sementara Citilink berhasil mengangkut 4.345.642 juta penumpang atau meningkat 32 persen dari 3.282.844 penumpang pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara, muatan kargo yang diangkut pada semester I tahun ini mencapai 176.123 ton kargo dari sebelumnya 193.508 ton. “Frekuensi penerbangan Garuda Indonesia (domestik dan internasional) juga mengalami peningkatan mencapai 122.446 penerbangan, meningkat 13,8 persen dibanding tahun lalu yang sebanyak 107.568 penerbangan. Kapasitas produksi (availability seat kilometer/ASK) juga  meningkat  sebesar 7,2 persen menjadi 26,08 miliar dari 24,32 miliar seat kilometer pada semester I/2014,” jelasnya.
Disamping itu Garuda Indonesia berhasil meningkatkan “Tingkat Isian Penumpang (Seat Load Factor/SLF)” di semester I/2015 ini menjadi 75,8 persen, dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 69 persen. Tingkat ketepatan penerbangan (OTP) mencapai 89,7 persen, dengan utilisasi pesawat sebesar 09:12 jam.
“Sebagai strategi untuk mengantisipasi efek dari melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, sejak kuartal I tahun 2015 ini Garuda Indonesia melakukan kerjasama lindung nilai melalui transaksi Cross Currency Swap dengan beberapa bank, atas obligasi Rupiah ke mata uang US dollar senilai total Rp 2 triliun,” ujarnya.
Sedangkan melalui pelaksanaan transaksi Cross Currency Swap tersebut Garuda dapat menghindari atau mengurangi risiko melonjaknya biaya operasional jika dibayar dalam mata uang Rupiah karena pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dollar AS.
“Hal ini mengingat biaya operasional penerbangan seperti pembelian spare parts, maintenance serta sewa pesawat dibayarkan dalam mata uang dollar AS,” ucapnya. [riq]

Tags: