LABORATORIUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Menciptakan KreativitasDiasuh Tim BDK Surabaya
Dr. H. Muchammad Toha, M.Si.
Aziz Fuadi, S.Sos., M.S.M.

Harian Bhirawa bekerja sama dengan Laboratorium Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Balai Diklat Keagamaan Surabaya menerima konsultasi tentang  manajemen SDM, mulai dari perencanaan, penempatan, pengembangan sampai dengan pemberhentian karyawan. Laboratorium ini juga mengupas tentang masalah-masalah lain yang berkaitan dengan issue Manajemen SDM, seperti motivasi, kepuasan kerja, konflik, stress kerja dan masalah lain yang dihadapi karyawan.  Kirimkan surat anda melalui email ke bdk_surabaya@kemenag.go.id. Surat juga bisa dikirim ke email: harian_bhirawa@yahoo.com dengan subjek surat “Laboratorium Manajemen SDM”. Kami akan dengan senang hati menjawab surat yang anda kirimkan dan memecahkan masalah yang Anda hadapi.
Menciptakan Kreativitas di Tempat Kerja
Pertanyaan:
Bapak Pengasuh, saya Irfan dari Gresik. Saat ini saya telah bekerja di instansi pemerintah selama 5 tahun.  Kondisi hubungan interpersonal tempat saya bekerja baik, bahkan bisa terbilang sangat baik, kompak dan saling menghargai. Namun, hal tersebut tidak ditunjang kreativitas dari pegawai. Banyak pekerjaan yang menuntut kreativitas dari pegawai sedangkan kondisi pegawai tak memungkinkan untuk itu. Mereka terpatri pada pola kerja lama yang telah mereka anut selama bertahun-tahun yang cenderung mengabaikan kreativitas. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana menciptakan kreativitas pegawai di tempat kerja?
Jawaban:
Bapak irfan, krativitas sangat diperlukan di tempat kerja. Banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan dengan relatif cepat jika ada kreativitas di dalamnya. Kreativitas juga akan merangsang pegawai untuk mampu memberikan solusi bagi pemecahan masalah yang dihadapi.
Di samping itu, kreativitas akan memepengaruhi kinerja organisasi melalui budaya kreatif yang diciptakan oleh anggota yang ada di dalamnya. Ketika telah menjadi budaya, kreativitas akan “memaksa” indivdu yang ada di dalamnya untuk bertindak kreatif. Maka organisasi dengan budaya kreatif yang tinggi akan menciptakan generasi pegawai yang kratif pula.
Melihat kondisi lingkungan kerja tempat Anda bekerja, sebanarnya sudah ada modal sosial untuk menciptakan budaya kreatif. Kekompakan dan sikap saling menghargai pada diri pegawai akan menjadi modal bagi mereka dalam meningkatkan kreativitas. Dengan kekompakan, budaya kreatif yang diterapkan akan lebih mudah diterima oleh mereka dibanding lingkungan kerja yang kurang kompak. Proses sharing pengetahuan antar pegawai akan mudah terjadi dan hal tersebut mampu menstimulasi mereka untuk bertindak kreatif.
Karakteristik Individu
Kreativitas tak bisa lepas dari karakteristik individu karena kreativitas sendiri sifatnya sangat individual. Seorang pegawai yang tidak kreatif dalam waktu singkat tak akan bisa disulap menjadi individu yang kreatif namun membutuhkan proses dan hal tersebut juga tergantung dari individu yang bersangkutan. Pegawai dengan tingkat kemampuan berpikir yang tinggi akan dengan mudah memahami sesuatu dibandingkan dengan mereka yang mempunyai kemampuan berpikir yang lebih rendah. Hasilnya, mereka yang secara kognitif mempunyai kelebihan akan menampilkan kreativitas dibandingkan mereka yang pengetahuannya lebih rendah.
Selain itu, motivasi intrinsik pada diri pegawai juga akan  mempengaruhi tingkat kreativitasnya. Pegawai dengan motivasi intrinsik yang kurang akan menampilkan perilaku kreativitas yang berbeda dibandingkan dengan mereka yang mempunyai motivasi intrinsik yang tinggi.  Individu dengan motivasi intrinsik yang tinggi cenderung menganggap bahwa pekerjaan adalah tanggung jawab yang harus mereka pikul dengan kualitas kinerja yang optimal, sedangkan bagi mereka dengan tingkat motivasi intrinsik yang lebih rendah akan memandang bahwa sebuah pekerjaan yang penting bisa diselesaikan, tak peduli dengan kualitasnya atau memikirkan cara-cara agar hasilnya lebih baik. Karenanya, menumbuhkan kreativitas pegawai akan melibatkan faktor individu dipadu dengan kebijakan yang bisa dilakukan organisasi. Penentu kebijakan yang ada tidak bisa memaksa pegawai untuk berperilaku kreatif tanpa memeperhatikan kondisi individual dari tiap pegawai atau memetakan kemampuan dan krakteristik pegawai sehingga mampu menentukan strategi yang bisa dipakai dalam meningkatkan kreativitas pegawai yang ada di dalamnya.
Otonomi
Memberikan otonomi yang lebih kepada pegawai adalah salah satu cara untuk meningkatkan kreativitas mereka. Namun hal tersebut juga tergantung jenis pegawai yang bersangkutan. Pegawai dengan tipe X yang digambarkan oleh Mc Gregor sebagai individu yang malas dan tidak menyukai tanggung jawab, cenderung akan menghindari pekerjaan meskipun diberikan otonomi yang lebih sehingga kreativitasnya tak tampak dengan tingkat otonomi yang lebih tinggi. Sedangkan mereka yang bertipe Y yang digambarkan sebagai pegawai yang mandiri, ideal dan menyukai tanggung jawab, cenderung akan  menampilkan kinerjanya sehingga adanya otonomi pekerjaan dimungkinkan akan meningkatkan kreativitasnya.
Reward
Pemberian penghargaan (reward) sebagai motivasi ekstrinsik dianggap sebagai cara yang bagus untuk meningkatkan kinerja dan kreativitas pegawai. Penghargaan akan dirasakan pegawai sebagai sesuatu yang bisa mendorong mereka untuk berperilaku. Jika perilaku yang dinginkan oleh organisasi adalah perilaku kreatif, maka mereka akan berusaha mewujudkannya. Bentuk penghargaan tersebut dapat  berupa finansial maupun non finansial.  Jika organisasi tidak mampu memberikan motivasi yang bersifat finansial karena terbentur dengan regulasi yang ada, maka penghargaan tersebut dapat berupa sesuatu yang bersifat non finansial, misalkan memberikan kesempatan kepada mereka untuk tumbuh dan berkembang, misalnya diberikan peluang untuk mendapatkan beasiswa dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, penghargaan yang diberikan secara langsung berbentuk perkataan yang menyenangkan adalah contoh kecil dari bentuk penghargaan yang bisa diberikan kepada pegawai. Penghargaan non finansial lainnya yang dapat diterapkan bisa berujud kualitas supervisi yang lebih baik, pengakuan terhadap keberadaan pegawai, kondisi kerja yang nyaman dan  hubungan sosial yang lebih baik.
Teknologi
Kreativitas  akan berkembang jika didukung oleh teknologi meskipun tidak semua bentuk kreativitas pegawai akan berhubungan dengan teknologi. Dalam era informasi seperti saat ini, kehadiran teknologi akan  memberikan peluang kepada pegawai untuk berperilaku kreatif.  Teknologi akan membuat pekerjaan lebih efektif. Apalagi yang berkaitan dengan pekerjaan tim di mana anggotanya tidak berada dalam tempat yang sama (distributed team) Teknologi akan menjadi fasilitas utama bagi mereka.Saat ini jarak tidak menghalangi anggota tim untuk brkinerja karena bisa memenfaatkan teknologi informasi yang ada.  Aktivitas brainstorming dalam tim yang dipandang mampu memecahkan persoalan yang dihadapi tim, bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Bahkan inovasi produk dari organisasi bisnis seringkali muncul dengan memanfaatkan teknologi.
Transformational Leadership
Kreativitas tak akan lepas dari tipe kepemimpinan yang diterapkan.  Kepemimpinan transformational yang lebih memberikan perhatian pada kondisi dan pengembangan pegawai dipandang mampu menciptakan kreativitas organisasi. Dalam tipe kepemimpinan seperti itu, pemimpin mampu mengintegrasikan visi organisasi dengan visi individu  sehingga  akan menimbulkan keleluasaan bagi  pegawai untuk menampilkan kreativitasnya. Studi yang dilakukan oleh Hu, Gu dan Chen (2013) menunjukkan bahwa transformational leadership berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kreativitas organisasi. Sedangkan krativitas organisasi yang dimaksud di sini adalah kreativitas dalam tingkatkan individu, kelompok dan gabungan antara keduanya.

                                                                                               ———- *** ———–

Tags: