Laboratorium Pertanian akan Direalisasikan 2015

Banyaknya warga Batu yang menjadi petani mendesak pemkot Batu untuk mengadakan Laboratorium Pertanian untuk menunjang kerja mereka.

Banyaknya warga Batu yang menjadi petani mendesak pemkot Batu untuk mengadakan Laboratorium Pertanian untuk menunjang kerja mereka.

Batu, Bhirawa
Tingginya penggunaan pupuk anorganik di lahan pertanian di Kota Batu bisa mengurangi kesuburan lahan pertanian. Hal ini berdampak pada hasil panen yang kurang maksimal. Hal ini mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Batu untuk segera membuat laboratorium pertanian terpadu. Rencanannya laboratorium itu akan terealisasi pada 2015.
“Makanya dengan adanya lab tersebut, kita semua akan terbantu mulai dari uji lab sampai pengembangan pertanian. Apalagi visi Pemkot Batu adalah pertanian organic go internasional,” ujar Kepala Distanhut Kota Batu, Arif As Siddiq, Rabu (16/7).
Ia mengatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan pengadaan laboratorium pertanian di kota wisata ini. Kabijakan ini diambil untuk mendukung masyarakat Batu yang mayoritas petani. Lahan pertanian di wilayah kota ini juga cukup luas dengan produk unggulan sayuran dan buah apel.
Untuk itu, tahun 2015 pihaknya akan merealisasikan pembangunan laboratorium pertanian terpadu tersebut. Adapun anggarannya berasal dari Ditjen Pertanian pusat.”Ya kami akan membangunnya, termasuk uji unsur hara tanah lahan pertanian,”tambah  Arif.
Bantuan laboratorium pertanian itu sekaligus untuk pengembangan pertanian apel, yang juga dijadikan pilot projet pemerintah pusat dalam mengembangkan pertanian berbasis unggul. Kemudian produk apel nanti akan dijadikan percontohan pertanian nasional.
Pria yang pernah menjabat sebagai Camat Batu ini mengungkapkan, laboratorium tersebut dilengkapi berbagai fasilitas untuk pertanian. Saat ini kondisi lahan pertanian di Kota Batu, mau tidak mau harus dilakukan uji lab agar bisa diketahui layak tidaknya lahan yang ada. Hal ini juga termasuk untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan peremajaan lahan.
Diketahui, wacana bahwa Kota Batu sudah waktunya memiliki laboratorium uji unsur hara tanah pertanian bermula dari usulan Wito Agro, salah seorang ketua kelompok tani Kecamatan Bumiaji. Ia mengatakan Pemkot sudah seharusnya memili laboratorium itu sebagai dasar penerapan pemupukan berimbang untuk spesifik areal pertanian di kota sejuk ini.
Hal itu sangat penting mengingat sudah puluhan tahun tanah pertanian di wilayah ini ini, telah diperas dengan dicekoki pola pemupukan anorganik yang over dosis, tanah  mengalami kejenuhan hara P. Belakangan petani pun menjerit, lantaran hasil panen tak mampu menutup biaya produksi.
’’Mayoritas petani di Kota Batu, belum mengetahui hara tanah pertanian mereka. Karena itu perlu dilakukan uji ke laborat dengan mengambil sampel beberapa titik dari petak lahan petani, sehingga pertanian di kota ini bisa kembali jaya seperti era tahun 80-an,ujar  Wito Agro. [nas]

Tags: