Lagi, 456 Guru di Jatim Gagal Ikut PLPG

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru {1}Surabaya, Bhirawa
Keberadaan guru yang gagal dalam Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) ternyata tidak hanya ada di rayon 114 Universitas Negeri Surabaya (Unesa).Di Rayon 142 Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya, jumlah guru yang tidak lulus PLPG juga tinggi, yaitu 456 orang.
Secara keseluruhan, jumlah peserta yang terdaftar di rayon tersebut mencapai 1.896 guru dari lima kabupaten di Jatim. Diantaranya Kabupaten Lamongan, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Sekretaris PLPG Rayon 142 Unipa Hartono mengatakan, para peserta yang gagal ini lantaran terkendala persyaratan administrative. Secara rinci, terdapat 50 guru yang tidak dapat melengkapi berkas A1 seperti foto kopi ijazah atau SK pengangkatan baik PNS maupun dari yayasan.
Selain itu, 36 guru diketahui belum mengikuti Uji Kompetensi Awal (UKA) dan yang lebih parah, sebanyak 370 guru hanya diterima Unipa berupa nama tanpa ada berkas apapun.
“456 guru ini sudah dinyatakan gagal sebelum mengikuti PLPG. Jadi yang bisa mengikuti hanya 1.440 guru,” kata Hartono.
Dari 1.440 guru yang gagal ikut PLPG di Unipa, Hartono mengaku tingka kelulusannya mencapai 94,17 persen, atau yang 1.357 guru. Sedangkan 83 lainnya dinyatakan tidak lolos karena tidak dapat mengerjakan Ujian Tulis Nasional (UTN) maupun Ujian Tulis Lokal (UTL). Persentase kelulusan ini, diakuinya jauh lebih baik dibandingkan Unesa yang hanya mencapai 65,42 persen.
Seperti diberitakan sebelumnya, total ketidaklulusan rayon 114 mencapai 34,58 persen dari jumlah peserta yang hadir ujian sebanyak 4.014 orang. Jumlahnya secara keseluruhan mencapai 1.388 orang dan 1.283 diantaranya berasal dari Jatim.
Tingginya persentase kelulusan ini, diakuinya karena belajar dari pengalaman tahun lalu yang jumlah ketidaklulusannya jauh lebih tinggi. Salah satu strategi yang diterapkan adalah saat UTN dan UTL. “Kita memberi kesempatan peserta mengerjakan soal UTN dulu sampai selesai baru kemudian soal UTL kita bagikan,” kata dia.
Ini beralasan, sebab peserta akan lebih fokus mengerjakan satu jenis soal lebih dulu. Selain itu, pengalaman tahun-tahun sebelumnya peserta yang tidak lulus juga banyak yang tidak mengerjakan UTL karena mungkin dianggap tidak terlalu penting. Padahal, bobot kelulusan ditentukan paling banyak dari UTL, yaitu 60 persen dan UTN 40 persen.
Ditanya terkait 370 yang tidak menyertai berkas PLPG, Hartono yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor I Unipa ini mengaku tidak tahu. Selama ini, pihak Unipa hanya menerima data peserta sekaligus berkas dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jatim. “Jadi memang hanya ada nama tanpa ada berkas sama sekali,” kata dia.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala LPMP Jatim Salamun mengaku, persoalan data sepenuhnya merupakan tanggung jawab kabupaten/kota. Sebab, pihak LPMP sendiri menerima data dari dinas pendidikan di kabupaten/kota. “Kita sudah sering mengingatkan dalam rapat koordinasi agar hal semacam ini tidak terulang. Tapi selalu saja ada,” kata Salamun.
Menurut dia, berkas guru yang tidak ada karena guru memang tidak berkenan untuk mengikuti PLPG. Sebab, mereka sudah beberapa kali gagal mengikuti PLPG namun gagal. “Mungkin mereka sudah menyerah sebelum ikut PLPG lagi,” kata dia. [tam]

Tags: