Lahan Bawah Tegak Ditanami Kopi Arabika di Kab.Probolinggo

Para petani manfaatkan lahan bawah tegakan dengan kopi arabika.

Para petani manfaatkan lahan bawah tegakan dengan kopi arabika.

Kab.Probolinggo, Bhirawa.
Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kabupaten Probolinggo terus berupaya membuat terobosan agar bisa meningkatkan produksi kopi dengan memanfaatkan lahan di bawah tegakan. Upaya ini dilakukan dengan memanfaatkan lahan milik Perhutani dengan mengajak peran serta dari anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Kepala Disbunhut Kabupaten Probolinggo Raharjo melalui Kepala Bidang Kehutanan Heriyanto, Senin 29/8 mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki anggota LMDH yang telah menanam kopi Arabika tahun 2015 dan pengembangan tahun 2016.
“Areal lahan milik Perhutani yang bisa dimanfaatkan untuk tanaman kopi Arabika mencapai 1.034,2 hektar. Tetapi realisasinya tahun 2015 lalu baru 97,45 hektar. Untuk tahun 2016 ini akan dilakukan pengembangan dengan didanai oleh APBD,” katanya.
Menurut Heriyanto, karena tingkat modal petani rendah maka Pemerintah Daerah akan memberikan bantuan berupa pupuk, bibit, biaya lubang tanam dan penanaman. Dimana tahun ini tanaman kopi Arabika akan ditanam di lahan seluas 100 hektar di Kecamatan Sumber memanfaatkan lahan bawah tegakan. Meliputi, 35 hektar di Desa Tukul, 35 hektar di Desa Cepoko dan 30 hektar di Desa Pandansari.
“Untuk bibit kopi kami dapatkan dari Dinas Perkebunan Jawa Timur. Kita sinergikan di lahan milik Perhutani. Sebab di Kecamatan Sumber ini tanaman semusim. Padahal tanaman naungannya harus ditanam dulu. Karena kopi Arabika 50% harus dibawah naungan,” jelasnya.
Heriyanto menambahkan bahwa juga ada bantuan 400 ribu bibit kopi Arabika dari APBD Jatim. Nantinya juga akan dikembangkan di lahan bawah tegakan. Dengan asumsi 1000 bibit per hektar, maka akan tertanami 400 hektar.
“Dari kerja sama ini baik LMDH dan Perhutani sama-sama diuntungkan. Dimana 70% hasil produksi untuk LMDH dan 30% untuk Perhutani. Petani juga bisa bekerja dengan menjadi tukang deres getah pinus untuk diserahkan kepada Perhutani tiap 10 hari dan akan mendapatkan ongkos,” paparnya.
Kopi Arabika merupakan salah satu komoditas perkebunan yang banyak ditanam petani di Kabupatren Probolinggo. Sesuai dengan sifat tumbuhnya, tanaman kopi arabika memerlukan lahan dengan ketinggian lebih dari 800 di atas permukaan laut (DPL) dan intesitas penyinaran lebih dari 80%. Tanaman kopi Arabika ini juga membutuhkan tanaman penaung kecuali untuk jenis tertentu seperti Sigarar Utang.
Menghadapi perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini, Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kabupaten Probolinggo berupaya meningkatkan kualitas perkebunan kopi Arabika dan menekan biaya produksi.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan benih yang unggul, pupuk organik dan pestisida organik sehingga biaya produksi bisa ditekan murah. Pada saat pasca panen, petik harus dipetik merah. Selama ini masih hijau sudah dipetik oleh petani. Harusnya petani menunggu sampai merah betul,” ungkapnya.
Di Kabupaten Probolinggo terdapat dua jenis kopi. Yakni kopi Arabika yang banyak dikembangkan di Kecamatan Sumber, Sukapura, Krucil, Tiris dan Lumbang serta kopi Robusta di Kecamatan Tiris.
Peningkatan produksi kopi salah satunya ditentukan oleh benih unggul yang bermutu dengan syarat sudah disertifikasi oleh UPT Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, terutama yang berkaitan dengan benih bina.
“Sertifikasi benih itu mempunyai sasaran, selain mempengaruhi produksi juga tumbuhnya usaha perbenihan yang profesional. Sehingga tersedia benih unggul bermutu yang memadai dan berkesinambungan serta mudah dalam pengusahaannya. Yang paling penting, melindungi produsen dan konsumen dalam memproduksi atau menggunakan benih,” jelasnya.
Pertumbuhan dan produksi tanaman kopi sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dan kondisi tanah, bibit unggul yang produksinya tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit serta pemeliharaan mulai dari pemupukan, pemangkasan, pohon peneduh serta pemberantasan hama dan penyakit.
“Biasanya, kopi Arabika akan mulai berbuah pada umur kurang lebih 2 hingga 4 tahun. Petik buah harus betul masak dengan warna merah tua agar menghasilkan kopi yang berkualitas. Usahakan pada waktu pemetikan agar berhati-hati supaya tidak ada bagian yang rusak,” tambahnya. [wap]

Tags: