Produksi Kedelai Diprediksi Turun di Jatim

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Angka Ramalan (Aram) I  Tahun 2014 produksi Kedelai Provinsi Jatim sebesar 326,15 ribu ton biji kering atau mengalami penurunan sebesar 3,31 ribu ton biji kering (1,00 persen) dibanding produksi Kedelai tahun 2013.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Sairi Hasbullah mengatakan, ramalan penurunan produksi ini disebabkan turunnya luas panen seluas 7,71 ribu hektar (-3,66 persen) dari 210,62 ribu hektar menjadi 202,91 ribu hektar sedangkan produktivitas mengalami peningkatan sebesar 0,43 kuintal/hektar (2,75 persen) dari 15,64 kuintal/hektar menjadi 16,07 kuintal/hektar.
Realisasi produksi kedelai Jatim subround I (Januari-April 2014) sebesar 63,06 ribu ton biji kering. Bila dibandingkan dengan SR I 2013 (64,84 ribu ton biji kering) terjadi penurunan sebesar 1,78 ribu ton biji kering atau turun 2,75 persen.
Penurunan produksi pada SR I 2014 terhadap SR I 2013 karena adanya penurunan pada luas panen sebesar 5,89 ribu hektar (-13,07 persen) sedangkan tingkat produktivitas naik sebesar 1,71 kuintal/hektar (11,88 persen). Untuk produksi kedelai SR II 2014 diperkirakan terjadi kenaikan sebesar 5,59 ribu ton biji kering (5,10 persen), sedangkan pada SR III 2014 diperkirakan terjadi penurunan produksi sebesar 7,12 ribu ton biji kering (-4,59 persen) bila masing-masing dibandingkan dengan produksi kedelai pada subround yang sama tahun 2013 (year on year).
“Realisasi produksi kedelai SR I 2014 di beberapa kabupaten/kota di Jatim ada yang mengalami kenaikan/penurunan bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun sebelumnya,” katanya.
Penurunan produksi kedelai yang paling besar terjadi di Kabupaten Banyuwangi yang mengalami penurunan sebesar 4,95 ribu ton biji kering (-44,98 persen), disusul Kabupaten Pasuruan turun 1,32 ribu ton biji kering (-30,43 persen), kemudian Kabupaten Tulungagung turun 950 ton biji kering (-60,01 persen), Kabupaten Bangkalan turun 949 ton biji kering
(-10,09 persen), dan Kabupaten Sumenep turun 896 ton biji kering (-53,91 persen).
Beberapa kabupaten mampu mengurangi penurunan produksi kedelai total Jatim, yakni mengalami kenaikan produksi kedelai pada SR I 2014, antara lain Kabupaten Ngawi naik 2,83 ribu ton biji kering (naik 97,21 persen), Kabupaten Lamongan naik 1,53 ribu ton biji kering (61,05 persen), Kabupaten Bojonegoro naik 1,28 ribu ton biji kering (28,27 persen), Kabupaten Ponorogo naik 1,08 ribu ton biji kering (naik 710,53 persen), dan Kabupaten Sampang naik 635 ton biji kering (3,02 persen).
Hasil pertemuan sinkronisasi data antara BPS dan Diperta se Jatim diketahui penurunan produksi kedelai SR I 2014 dibandingkan dengan SR I 2013, antara lain terjadi di Kabupaten Banyuwangi.
“Pengaruh harga pasar yang kurang baik menyebabkan petani kurang berminat dalam menanam kedelai. Sehingga banyak petani kedelai yang melakukan alih komoditas ke tanaman hortikultura yakni buah naga dan jeruk. Selain itu iklim yang tidak mendukung bagi petani kedelai menyebabkan produktivitas kedelai mengalami penurunan dalam kuintal/hektarnya,” paparnya.
Di Kabupaten Pasuruan, penurunan produksi kedelai karena adanya alih pola tanam dari komoditas kedelai beralih ke komoditas padi, selain itu kegiatan PTT model tanaman kedelai pada tahun 2013 tidak semuanya bisa terealisasi karena Perubahan Pedoman Teknis SLPTT
tahun 2013 baru selesai pada tanggal 7 juli 2013 menyebabkan petani banyak yang menanam kacang tanah dan dipanen pada awal tahun 2014.
Tidak semua kabupaten mengalami penurunan produksi kedelai pada subround I 2014. Kabupaten Ngawi terjadi peningkatan produksi kedelai karena ada perluasan tanam di lahan hutan dan adanya bantuan benih bersubsidi. Berbeda dengan kabupaten banyuwangi, di kabupaten Lamongan petani pada SR I 2014 malah lebih termotivasi untuk menanam kedelai karena adanya harga yang tinggi pada akhir 2013, serangan OPT terkendali sehingga berdampak pada produktivitas meningkat. Sedangkan di Kabupaten Ponorogo, adanya peningkatan luas tanam di bulan November-desember 2013 di lahan kering (lahan tegal), dan juga ada kegiatan PAT Kedelai.
Untuk skala nasional, produksi kedelai Aram I 2014 terjadi kenaikan sebesar 112,61 ribu ton biji kering (14,44 persen). Begitu juga secara agregat kondisi di Pulau Jawa mengalami kenaikan sebesar 44,34 ribu ton biji kering (8,50 persen).
Kenaikan produksi kedelai secara nasional maupun agregat Jawa terjadi karena naiknya luas panen dan produktivitas, sebesar 9,16 persen dan 4,87 persen di tingkat nasional, dan sebesar 4,49 persen dan 3,81 persen untuk pulau Jawa. [rac]

Produksi Kedelai Biji Kering SR I di Jatim
Kabupaten/Kota              Turun                          Naik  
Banyuwangi                       4,95 ribu ton
Kabupaten Pasuruan     1,32 ribu ton
Tulungagung                     950 ton
Bangkalan                          949 ton
Sumenep                             896 ton
Ngawi                                                                        2,83 ribu ton
Lamongan                                                               1,53 ribu ton
Bojonegoro                                                             1,28 ribu ton
Ponorogo                                                                1,08 ribu ton
Sampang                                                                   635 ton biji

Tags: