Lahan Menyempit, Tanam Padi di Pot Bunga

15-Tanam PadiSidoarjo, Bhirawa
Menyimpitnya lahan pertanian membuat Pemkab Sidoarjo melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) dan Penyuluh  melakukan inovasi tanam padi dengan menggunakan polybag atau pot bunga.
Tanam ujicobanya di halaman Pendopo Delta Wibawa kemarin, dan ditanam langsung oleh Bupati Sidoarjo Saiful Ilah SH. M.Hum bersama Wakil Bupati MG. Hadi Sutjipto, SH, MM serta Sekda Vino Rudi Muntiawan, SH  bersama para istri-istrinya sekalian dilakukan buka bersama.
Kepala BKP Sidoarjo Dra. Wuwuh Setyani, M.Si mengatakan kalau inovasi ini merupakan tindaklanjut perintah dari Bapak Bupati Sidoarjo saat hadir di acara Pekan Nasional (Penas) XIV Petani Nelayan 2014 di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, beberapa waktu lalu yang dihadiri oleh Presiden RI Dr. Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurutnya, saat ini BKP bekerja sama dengan para tenaga penyuluh telah melakukan riset perhitungan mengenai nilai ekonomisnya, berdasarkan hasil uji coba tersebut, nilai ekonomisnya tanam padi di dalam pot tercapai, kalau jumlahnya antara 1.000- 1.200 pot. Karena dalam satu pot, dapat menghasilkan satu ons sampai 1,5 ons beras. “Kalau untuk satu hari, keperluan satu kilogram, maka panennya bisa 10 pot per hari,” katanya.
Sedangkan panen dalam setahun dapat dilakukan tiga kali. Sebenarnya, dengan di dalam pot atau polybag tanam padi tidak tergantung musim, yang bisa kena panas sinar matahari langsung, dan cara merawatnya juga rutin seperti merawat padi di sawah-sawah. “Jadi kebutuhan lahan untuk 1.000 pot atau polybag, memerlukan luas lahan sekitar sekitar 100 meter persegi hingga 150 meter persegi. Tetapi kondisi lahan tidak harus petak. Bisa saja di tepi pagar, atau bahkan di atap, asalkan mendapat sinar matahari,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, kalau inovasi ini sangat cocok untuk daerah yang terletak di wilayah perkotaan. Juga untuk kawasan pertanian yang banyak buruh tani. Tetapi mereka tidak punya lahan atau sawah. Makanya bisa ditanam di sekitar rumah kita, di lingkungan kita bila ada lahan-lahan yang kosong bisa dimanfaatkan. “Atau juga bisa memanfaatkan fasilitas umum di kompleks perumahan,” ujarnya.
Perlu kami jelaskan lagi, bahwa program inovasi ini merupakan hasil murni karya sendiri, yakni dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para pegawai BKP dan dibantu oleh para penyuluh-penyuluh yang ada di Sidoarjo ini. “Intinya adalah kerjabersama, dan ujicobanya selain di halaman Pendopo juga kami lakukan di Krian,” jelas Wuwuh Steyani.
Sementara itu  Bupati Sidoarjo Saiful Ilah memberikan apresiasi atas inovasi yang dilakukan oleh jajaranya yakni BKP dan Penyuluh, yang telah menjalankan apa yang sudah pernah diinstruksikan, yaitu melakukan inovasi di bidang pertanian, terkait dengan mulai menyempitnya lahan pertanian yang ada di wilayah Kabupaten Sidoarjo. “Semoga adanya inovasi ini, sebagai salah satu solusi dalam membangun ketahanan pangan nasional. Juga menjadi alternatif bagi warga Sidoarjo dalam menanam padi, mengingat lahan pertanian di wilayah Sidoarjo terus mengalami penyempitan,” katanya. [ach]

Keterangan Foto : Bupati Saiful Ilah dan Wakil Bupati MG. Hadi Sutjipto memilih benih padi yang akan ditaman dalam pot. {achmad suprayogi/bhirawa]

Tags: