Lahan Pertanian Berkurang, Kota Probolinggo Defisit Pangan 11 Ribu Ton

Lahan pertanian di kota Probolinggo berkurang akibat berkembangnya perumahan.

Kota Probolinggo, Bhirawa
Kota Probolinggo setiap tahun mengalami kekurangan atau defisit pangan, terutama beras. Untuk 2017, kekurangan beras sebanyak 11.889 ton.Defisit pangan utamanya beras diakibatkan semakin berkurangnya lahan pertanian di Kota Probolinggo.
Selama ini untuk mengatasi deficit pangan dipenuhi dengan mendatangkan atau membeli beras dari daerah lain, terutama daerah tetangga Kota Probolinggo. Hal ini diungkapkan Sekrtetaris Kota dr Bambang Agus Suwiknyo, Selasa (22/5).
Defisit pangan akan terus membesar atau bertambah sejalan dengan berkurangnya lahan pertanian akibat salah sasunya berkembangnya perumahan yang menjadi kebutuhan warga. Selain itu semakin pesatnya pembangunan perusahaan oleh para penanam modal, ujarnya.
Menurutnya, data 2017 lahan pertanian atau luas baku sawah 1.792,5 hektar dan produksi beras yang dihasilkan 9.235 ton per tahun. Sedang kebutuhan beras untuk rumah tangga dan non rumah tangga sebanyak 21.124 ton.
Dengan demikian, defisit atau kekurangan beras sebanyak 11.889 ton setiap tahun. “Kekurangan itu, kami cukupi dari daerah lain. Meski kami kekurangan, tapi tidak menjadi masalah,” katanya.
Dikatakannya pula ketersediaan pangan di bulan puasa dan menjelang lebaran, tercukupi. Ia juga menyebut, menjelang Ramadan tahun ini sempat terjadi kenaikan harga daging ayam. Namun, kondisi tersebut tidak berlangsung lama dan bisa diatasi setelah Satgas Pangan melakukan sidak ke sejumlah pasardan penyuplai atau distributor ayam pedaging.
“Sudah kami atasi. Harganya sudah kembali ke semula, yakni Rp34 ribu sampai Rp35 ribu per kilonya,” tandasnya.
Ketersediaan pangan di wilayahnya masuk status waspada ditandai dengan warna kuning. Hal tersebut dipengaruhi oleh prosentase luas tanam bulan berjalan dibanding rata-rata luas tanam bulan bersangkutan 5 tahun dan luas puso berkurang. Sedang tingkat akses pangan masuk dalam status aman dengan warna hijau.
“Indikator yang mempengaruhi, prosentase rata-rata harga bulan berjalan komuditas beras dibanding dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir,” papar Bambang Agus yang juga sebagai ketua Dewan Ketahanan Pangan.
Rapat dewan ketahanan pangan dipimpin wali kota Hj Rukmini diikuti dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Perikanan, Dinas Susial Dinas PU dan Perumahan Rakyat, Bulog, Kodim 0820. Badan Pusat Statistik, Dishub dan dinas terkait lainnya serta lima camat.
Untuk itulah Wali kota akan mengeluarkan larangan penggunaan lahan pertanian untuk perumahan. Mengingat, luasan lahan pertanian dari tahun ke tahun terus berkurang. “Kami akan menerbitkan perwali larangan pembukaan perumahan baru yang menggunakan lahan pertanian,” lanjutnya.
Hal itu dimaksudkan, agar produksi beras di wilayahnya tidak berkurang dari tahun ke tahun. Hanya saja, belum diketahui, kapan perwali tersebut akan diundangkan atau disyahkan, tegasnya.
Pihak Bulog Probolinggo mengatakan, ketersediaan beras aman hingga Desember mendatang. Bulog juga siap membantu pemkot untuk melakukan operasi pasar, guna menstabilkan harga sembako. “Kami siap membantu operasi pasar. Saat ini secara internal sudah melakukan operasi pasar, agar sembako tidak melonjak harganya. Kami menjual sembako di kantor kami,” tambahnya.(Wap)

Tags: