Lahan Pertanian di Kabupaten Malang Menyusut

Kepala TPHP Kab Malang Budiar Anwar

Kab Malang, Bhirawa
Pesatnya pembangunan perumahan, pabrik, dan jalan tol yang menghubungkan Pandaan-Malang di wilayah Kabupaten Malang. Hal ini telah berdampak pada menyusutnya luas lahan pertanian dibeberapa wilayah di kabupaten setempat. Sebab, lahan pertanian yang kini beralih fungsi rata-rata lahan produktif.
Menurut, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Malang Budiar Anwar, Rabu (31/10), saat dikonfirmasi di Kantor Dinas TPHP kabupaten setempat, Keluarahan Cempoko Mulyo, Kecamatan Kepanejen, Kabupaten Malang, bahwa luas lahan pertanian di wilayah Kabupaten Malang sebelumnya memiliki luas 45.888 hektar.
Namun, lanjut dia, dengan adanya perkembangan zaman yang begitu cepat seperti sekarang ini, maka tentunya berdampak pada berkurangnya lahan pertanian. Karena masyarakat telah mengalihkan funsi lahan. “Seperti mendirikan rumah untuk tempat tinggal hingga lahan produktif dibuat untuk fasilitas umum, yang salah satunya adalah untuk pembangunan jalan tol Pandaan-Malang,” ungkapnya.
Sedangkan, kata Budiar, untuk mengetahui berkurangnya luas lahan pertanian di wilayah Kabupaten Malang, kini masih dalam perhitungan yang dilakukan oleh Tim Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), yang di ketuai oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Dan Tim LP2B itu sendiri didalamnya ada lima instansi, yakni Bappeda, Dinas TPHP, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA), Dinas Pertanahan, dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP).
“Berkurangnya lahan pertanian di Kabupaten Malang, memang hingga kini masih belum diketahui pasti jumlah lahan yang berkurang, tapi dirinya memperkirakan seluas 6 ribu hektar, dari total lahan pertanian 320.674 hektar,” jelasnya.
Dari data yang dimiliki Dinas TPHP, kata Budiar, yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Kabupaten Malang ini, luas lahan persawahan 190.351 hektar, dan sisanya 130.323 hektar lahan pertanian yang lainnya. Sementara, Dinas TPHP pada tahun ini telah menargetkan produksi padi bisa mencapai luasan lahan 5 ribu hektar. Namun, pada bulan November 2018 ini masih mencapai 3 ribu hektar. Sebab, pada beberap bulan ini masuk musim kemarau, sehingga berakibat beberapa wilayah mengalami kekeringan.
Ditambahkan, dalam musim kemarau seperti sekarang ini, sebagian petani di Kabupaten Malang telah menanam padi dengan menggunakan sistem tumpangsari atau mengatur pola tanam. Contohnya, menanam padi dan disela-sela tanaman tersebut ditanami jagung atau kedelai. Sedangkan petani yang menggunakan sistem tumpangsari, diantaranya petani yang ada di wilayah Kecamatan Pagak, Kalipare, dan Donomulyo.
“Dan untuk bulan November 2018 ini, ada kenaikan produksi padi seberat 72.130 ton,  sedangkan produksi padi tersebut lebih besar jika dibanding tahun 2017, yakni hanya 71.908 ton padi. Selain jumlah produksi padi meningkat, Kabupaten Malang setiap tahun terus mengalami surplus beras,” papar Budiar. [cyn]

Tags: