Lahan Pertanian Dua Desa Terancam Kekeringan

OKota Batu, Bhirawa
Pasokan air untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo dan petani di Desa Oro Oro Ombo, Kecamatan Batu terus mengecil. Akibatnya, sejak dua bulan terakhir para petani dari kedua desa tersebut menjadi resah. Karena sawah tempatnya bercocok tanam sering tidak mendapatkan air dari saluran irigasi yang berpangkal Sumber Darmi di bawah Gunung Panderman.
Kepala Desa Oro Oro Ombo, Wiweko, juga mengaku jika dirinya telah menerima pengaduan dari warganya. Kondisi ini menimbulkan dugaan adanya kecurangan yang dilakukan oknum pegawai Perhutani Malang. Oknum ini secara sengaja ingin mengalirkan air dari Sumber Darmi itu untuk proyek kondotel Amartha Hill yang ada di Kelurahan Ngaglik.
“Selain ada laporan bahwa dalam dua bulan terakhir pasokan air ke sawah tambah kecil,ada juga laporan dari warga Dusun Dresel yang menyebutkan kalau di dekat hutan pinus ada kelompok yang sedang memasang pipa air yang dihubungkan dengan proyek Amartha Hill,” ujar Wiweko, Selasa (13/5).
Menyikapi hal ini, kata Wiweko, pihaknya bersama pengurus kelompok tani yang ada di Desa Oro-Oro Ombo langsung melakukan pengecekan di lapangan. Ternyata benar bahwa saat ini sudah ada kegiatan pemasangan pipa mulai dari Sumber Darmi menuju lokasi proyek. Diketahui bahwa panjang pipa yang sudah terpasang hampir mencapai 1.5 km. Adapun diameter pipa mencapai 3 dim. Namun pipa tersebut belum sempat dipasang ke tandon air di Sumber Darmi.
Dari fakta ini, maka pemerintah Desa Oro Oro Ombo ingin berkirim surat ke Perum Perhutani Malang. Intinya ingin minta penjelasan kepada pejabat Perhutani, kenapa sampai ada proyek pipanisasi dari Sumber Darmi menuju lokasi proyek kondotel Amartha Hill tanpa melibatkan Pemerintah desa dalam masalah ini. Diduga ada perjanjian kerja sama antara oknum Perhutani yang bertugas di wilayah Kota Batu dengan manajemen Amartha.
“Sejak zaman nenek moyang dulu. Petani di Desa Oro Oro Ombo dan Tlekung memanfaatkan air dari Sumber Darmi. Kalau sekarang ada pemasangan pipa baru maka pasokan air ke sawah terus berkurang. Akibatnya petani menjadi sangat dirugikan,” tambah Wiweko.
Diperkirakan, luas lahan persawahan di Desa Oro Oro Ombo kini tinggal 15-20 hektar saja. Kalau di Desa Tlekung luasnya hampir 20 hektar. Untuk itu Pemerintah Desa Oro-Oro Ombo akan meminta kepada Perhutani supaya membatalkan mengambil air dari Sumber Darmi untuk poyek  kondotel.
Terpisah, Sugito, petani padi di Desa Oro Oro Ombo, mengatakan sudah dua bulan ini sawah miliknya jarang mendapatkan air. Ia tak memungkiri jika setiap menjelang musim kemarau debit air dari Sumber Darmi ke sawah memang kecil.
“Namun kita mengkhawatirkan pemasangan pipa berdiameter 3 dim. Jika pipa tersebut benar-benar disambungkan ke tandon air di Sumber Darmi, bisa dipastikan sawah di Desa Tlekung dan Oro Oro Ombo akan jadi lahan kering,” keluhnya.
Saat masalah ini dikonfirmasikan ke Dinas Pengairan dan Bina Marga Kota Batu, kepala dinas yang bersangkutan, Himpun, menyatakan tidak mengetahui kalau ada aktifitas pemasangan pipa dari sumber darmi ke proyek Amartha Hill. “Nanti akan kita bicarakan dengan kades dan perhutani. Supaya sama-sama ada solusi yang terbaik,” katanya.
Namun masalah ini tidak mengganggu pemenuhan kebutuhan air untuk konsumsi warga di desa Oro-Oro Ombo. Karena hingga saat ini, PDAM Kota Batu terus melakukan pemasangan jaringan pipa PDAM untuk memenuhi kebutuhan air warga setempat. [nas]

Keterangan Foto: Hingga kemarin (13/5), PDAM terus membangun jaringan pipa di Desa Oro-Oro Ombo untuk memenuhi kebutuhan air minum warga desa setempat. [nas/bhirawa]

Tags: