Lahan Pertanian Probolinggo Terdampak Abu Bromo Meluas

Lahan pertanian di Probolinggo yang terkena dampak semburan abu Gunung Bromo semakin meluas. Jika awalnya 1.360 ha, sekarang menjadi 2.604,5 ha.

Lahan pertanian di Probolinggo yang terkena dampak semburan abu Gunung Bromo semakin meluas. Jika awalnya 1.360 ha, sekarang menjadi 2.604,5 ha.

Probolinggo, Bhirawa
Luas lahan pertanian di Kabupaten Probolinggo, Jatim yang terdampak abu vulkanis Gunung Bromo hingga menyebabkan tanaman rusak semakin luas di kabupaten setempat.
“Awalnya abu vulkanis Gunung Bromo hanya merusak tanaman kentang dan kubis, namun pekan ini tanaman sawi, jagung, dan tomat juga rusak akibat terpapar abu vulkanis, sehingga luas lahan yang terdampak abu Bromo juga semakin luas,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Mahbub Zunaidi, di Probolinggo, Senin (18/1).
Data Dinas Pertanian Probolinggo mencatat awalnya seluas 1.360 hektare lahan pertanin rusak akibat abu Bromo, namun kini luas lahan pertanian yang terpapar abu vulkanis menjadi 2.604,5 hektare (ha).
Di Kecamatan Sukapura tercatat lahan pertanian yang rusak akibat terpapar abu Bromo yakni tanaman kentang seluas 992 ha, kubis 82 ha, sawi 82,5 ha, tomat 16 ha, dan tanaman jagung 164 ha.
Kemudian di Kecamatan Sumber terdapat 714 ha tanaman kentang, dan 40 ha kubis, serta di Kecamatan Lumbang tercatat 365 ha tanaman kentang, 32 ha kubis, 2 ha tomat, dan 115 ha tanaman jagung.
“Lahan pertanian yang terpapar abu vulkanis berada di tiga kecamatan yakni Kecamatan Sukapura, Sumber, dan Lumbang dengan total luas lahan yang rusak ringan, sedang, dan berat mencapai 2.604,5 ha,” tuturnya.
Gunung setinggi 2.329 meter dari permukaan laut tersebut masih mengeluarkan abu vukanis yang arah anginnya mengarah ke sejumlah kabupaten di antaranya Kabupaten Probolinggo dan Lumajang.
Menurut Mahbub, tanaman yang rusak akibat abu vulkanis sebagian besar adalah komoditas sayuran yakni kentang, kubis, tomat, sawi, dan jagung yang ditanam warga suku Tengger di lereng Gunung Bromo tersebut.
“Erupsi Gunung Bromo masih terus terjadi, sehingga petugas penyuluh lapangan terus melakukan pendataan terhadap lahan pertanian yang rusak akibat terpapar abu vulkanis karena ada kemungkinan luas lahan pertanian yang rusak akan bertambah,” paparnya.
Ia menjelaskan kerusakan tanaman sayuran akibat abu Bromo tersebut menyebabkan harga sejumlah komoditas sayuran di kabupaten setempat mengalami kenaikan karena pasokannya berkurang.
“Mudah-mudahan arah angin tidak mengarah ke timur-timur laut karena embusan angin yang mengarah ke timur akan menyebabkan abu vulkanis Gunung Bromo mengguyur Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Berdasarkan data PVMBG, Badan Geologi, Kementerian ESDM mencatat aktivitas Gunung Bromo pada 18 Januari 2016 pukul 06.59 WIB terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu vulkanis 1.800 meter di atas puncak dan arah angin condong ke barat-barat daya. [wap,ant]

Tags: