Lahan Sawah Dua Hektare Tertimbun Tanah Longsor di Magetan

Magetan, Bhirawa
Curah hujan tinggi yang terjadi Selasa (27/11) malam hingga Rabu (28/11) dini menyebabkan tanah di kawasan Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, tergerus longsor. Sedikitnya dua tempat kejadian longsor menimpa wilayah setempat, yakni di Dukuh Templek dan Dukuh Dagung, keduanya terletak di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Magetan.
Longsor di Dukuh Templek menimbun lahan sawah produktif seluas dua hektar. Longsornya tanah diiringi suara gemuruh terjadi Rabu (28/11) pukul 03.00. Tak banyak warga yang melihat kejadian mengerikan yang berlangsung dalam beberapa menit. Namun suara gemuruh ketika tanah longsor dari ketinggian dua meter lebih itu, menimbulkan efek suara mengerikan.
“Suaranya berderit dan bergemuruh panjang. Hanya berlangsung beberapa menit. Tapi sungguh mengerikan suara longsorannya,” ujar Agus, warga sekitar lokasi kejadian.
Diperkirakan, kerugian yang diderita akibat longsoran itu mencapai ratusan juta rupiah. Karena tanaman padi yang tertimbun tanah longsor belum panen.
Tak jauh dari Dukuh Templek, yakni hanya berjarak 500 meter, musibah longsor menimpa kawasan Dukuh Dagung. Longsor di Dukuh Dagung terjadi Selasa (27/11) pukul 16.00, pukul 20.00, dan puncaknya pukul 21.00. Longsoran tanah setinggi tiga meter menutup jalan pedesaan. Beruntunglah bangunan rumah warga terselamatkan dari longsoran tanah.
Kecamatan Poncol, menurut Kasi Darlog BPBD Magetan, Fery Yoga Saputra, adalah kawasan rawan longsor. “Kecamatan Poncol adalah juara longsor tak terkalahkan. Kawasan itu sangat tinggi tingkat kerawanan longsornya. Di setiap musim hujan, selalu terjadi tanah longsor,” kata Fery.
Penyebabnya, lanjut dia, secara geografis kecamatan Poncol merupakan kawasan perbukitan, dimana curah hujan di sana sangat tinggi. Selain itu, adanya alih fungsi lahan, dari hutan lindung menjadi lahan pertanian.
Warga yang mendiami Kecamatan Poncol pernah ditawari pemerintah untuk transmigrasi, agar terhindar dari musibah tanah longsor. Namun, mereka memilih tetap mendiami permukimannya meski harus was-was di tiap musim hujan. [tok]

Tags: