Laily Inayah, Siswi Pembuat Masker Asal SMA Miftahul Ulum Bondowoso

Laily Inayah, siswi kelas XI SMA Miftahul Ulum Ponpes Nurut Tholabah Bondowoso saat memberikan masker gratis kepada warga di Desa Jetis. [sawawi]

Jahit Sendiri dari Bahan Kain Perca, Dibagikan Gratis kepada Warga
Kab Bondowoso, Bhirawa
Kurangnya stok masker akibat merebaknya virus corona atau Covid-19, memantik pemilik tangan-tangan terampil untuk berkreasi. Seperti yang dilakukan Laily Inayah, salah seorang siswi SMA Miftahul Ulum, Kabupaten Bondowo yang mengubah kain perca menjadi masker layak pakai. Masker hasil kreativitas Laily bukan untuk dijual, tapi dibagikan gratis kepada tetangga-tetangganya.
Keinginan Laily membuat masker bermula dari sulitnya membeli masker setelah Covid-19 merebak di Tanah Air, termasuk di Bondowoso. Kebetulan dirinya pandai menjahit, akhirnya muncul ide untuk membuat masker sendiri dari kain perca yang ada.
Kepiawaian Laily menjahit sendiri aneka bentuk masker sudah dimiliki sejak masih remaja hingga masuk di tingkat SMA. Oleh guru pendampingnya, ilmu menjahit yang ia kuasai terus diasah hingga menjadi ahli seperti saat ini.
Kata Laily, tanpa pembinaan Kepala Sekolah Hosni SAg dan guru guru pendampingnya, dirasa mustahil ia bisa membuat keterampilan membuat masker seperti sekarang ini. “Ini juga bagian dari realisasi program double track yang di jalankan SMA Miftahul Ulum Bondowoso,” kupasnya.
Dia mengaku senang bisa membantu meringankan warga dan para tetangga dalam kemudahan mendapatkan masker. Keberadaan masker hasil produksi tangannya saat ini dinilai memiliki multifungsi dan kegunaan yang besar bagi warga yang ada di Dusun Keramat, Desa Jetis, Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso.
Sebab, selain untuk mencegah sebaran virus corona, dengan memakai masker maka warga bisa menahan sebaran penyakit yang lain. “Masker ini sangat baik dipakai ditengah bencana sebaran virus corona saat ini,” ungkapnya.
Bagi Laily, hasil karyanya berupa pembuatan masker itu akan terus diasah untuk selanjutnya diperbanyak. Dengan harapan, bisa terus membagi bagikan kepada orang lain yang membutuhkan masker. Apalagi, kebutuhan masker hingga saat ini terus dinanti nantikan masyarakat dalam upaya mencegah dan memerangi sebaran virus corona.
“Saya berkomitmen akan terus membagikan masker ini kepada orang yang membutuhkan. Utamanya bagi warga yang ada di dekat rumah saya,” tandasnya.
Sementara itu, menurut Kepala SMA Miftahul Ulum Bondowoso, Hosni SAg, anak didiknya yang bernama Laily Inayah memang dikenal tekun dan memiliki keahlian dalam hal menjahit. Di tengah sulitnya mencari masker, batin Laily terketuk untuk membuat masker dari hasil menjahit.
Bahan bahan untuk masker tersebut bukan dari kain yang mahal dipasaran melainkan dibuat dari sebuah kain bernama Perca. “Kain Perca ini oleh Laily disulap menjadi masker. Laily ini tercatat sebagai siswi SMA Miftahul Ulum Bunder Pancuran Bondowoso,” beber Hosni.
Diketahui Hosni, maraknya wabah covid 19, pemerintah mengimbau kepada masyarakat yang mampu untuk ikut melakukan pencegahan. Salah satunya, dengan intens memakai masker. Namun karena permintaan masker semakin meningkat, membuat barang penutup wajah itu kini bak berlian, yang sulit didapatkan di pasaran. “Belakangan ini masyarakat mengaku sangat sulit untuk membeli masker. Bahkan di toko atau di pasar juga sulit didapatkan,” ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, SMA Miftahul Ulum yang berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Nurut Tholabah berinisitif untuk mendukung keahlian yang dimiliki siswa siswinya melalui kurikulum pembelajaran materi prakarya dan program double track.
Didalam kurikulum ini, sebut Hosni, ada jurusan menjahit, multi media dan tata boga yang dimulai sejak tahun ajaran 2018/2019 lalu. “Didalam kurikulum ini juga memberi pengaruh yang besar bagi pembentukan pendidikan karakter siswa,” aku Hosni.
Lebih jauh Hosni menandaskan, pembelajaran yang diberikan guru berupa prakarya siswa tersebut nyatanya bisa membuat siswa lebih meningkatkan keterampilan yang dimiliki. Selain itu, kupas Hosni, dari keterampilan tersebut dapat dipetik manfaat yang besar bagi siswa karena mampu dijadikan masker.
“Laily Inayah ini memang sejak awal memiliki basik menjahit seperti yang diajarkan oleh sekolah. Buktinya dia membuat masker yang tidak hanya untuk dipakai sendiri saat mencegah virus corona, tetapi juga disumbangkan kepada tetangga dan masyarakat sekitar yang kebetulan tidak memiliki masker,” aku Hosni.
Sebagai Kasek SMA Miftahul Ulum Bondowoso, dirinya sangat bangga atas kecerdasan yang dimilik Laily Inayah dibidang keterampilan membuat masker secara mandiri. Kelebihan itu, terang Hosni, ikut mendorong para guru yang telah mendidik Laily untuk terus berkarya dalam menjahit masker.
Hosni juga berharap kedepan Laily Inayah tidak hanya menguasai bidang menjahit, tetapi juga memiliki sikap yang peduli kepada nasib sesamanya. “Meski awalnya kain perca kurang bermanfaat, tetapi saat berada ditangan Laily bisa memberikan multi fungsi yang besar kepada masyarakat,” ujar Hosni.
Dalam pandangan Hosni, kemampuan Laily Inayah dalam mengolah kain sederhana menjadi masker dirasa sangat bermanfaat dan berguna ditengah serbuan virus corona saat ini. Untuk itu, sambung Hosni, dirinya meminta warga dan masyarakat untuk selalu mematuhi himbauan pemerintah agar terhindar dari virus corona. “Menyikapi sebaran virus corona ini, saya bersama siswa juga akan berupaya keras mengikuti himbauan pemerintah agar bertindak sesuai dengan SOP yang ada,” pungkas Hosni. [sawawi]

Tags: