Lakukan Monitoring 30 Menit, Hasil Rapid Tes Peserta UTBK Berubah Jadi Reaktif

Pemkot Surabaya telah memberikan layanan rapid test gratis kepada peserta UTBK. Setiap peserta yang reaktif langsung di swab dan diisolasi di hotel.

Surabaya, Bhirawa
Jagat dunia media sosial sempat dibuat heboh. Pasalnya salah satu peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), yang mengikuti tes di Universitas Airlangga (Unair) mengaku hasil rapid testnya yang awalnya non reaktif mendadak ditukar oleh panitia UTBK menjadi reaktif, sesaat sebelum masuk ruangan ujian, Selasa (7/7).
Terkait hal itu, Ketua Pusat UTBK Universitas Airlangga (Unair), Junaidi Khotib menegaskan tidak ada hasil rapit tes yang tertukar. Akan tetapi memang hasil rapid tes Daffa diketahui setelah 30 menit. Meski menurut keterangan, alat rapid tes akan menunjukan hasil setelah 10 menit, namun pihak Unair tetap mengamati selama 30 menit sampai hasil benar-benar akurat.
“Kami monitoring pengujian rapid secara berkala 10-15 menit sesuai dengan leaflet atau brosur pada kit diagnostik tersebut dan 30 menit. Hasil pemeriksaan menunjukkan perubahan setelah 30 menit dari non reaktif ke reaktif,” tegas, Prof Junaidi.
Dikatakan Prof Junaidi, kasus peserta UTBK dengan nomor peserta 120-381-11-0690 itu baru kali pertama terjadi. Sebab, dari pemeriksaan selama 4 hari ini dengan memeriksa 868 peserta, hanya satu case yang yang ditemukan bisa berubah (dari non reaktif menjadi reaktif) setelah 30 menit melakukan pengujian .
“Dari angka 868 tersebut yang langsung reaktif setelah 10 menit sebanyak 53 peserta dan 1 yang mengalami penundaan,” jabarnya.
Saat ditanya mengenai tidak adanya penjelasan dari petugas rapid test ketika hasil tersebut ditukar, Junaidi menyebut hal itu disebabkan miss komunikasi yang terjadi antara petugas dengan yang bersangkutan.
“Mungkin ada miss komunikasi atau penjelasan yang tidak cukup. Mungkin sudah diberi penjelasan tapi kalau orang itu kaget, gitu kan pasti ada hal-hal miss komunikasi terjadi,” imbuhnya.
Kasus Daffa, dijelaskm Prof Junaidi bermula saat Selasa, 7 Juli 2020 pukul 08.20, ia melakukan uji rapid test di Kampus B Unair sebagai persyaratan untuk mengikuti UTBK. Setelah 15 menit, Daffa menerima hasil non-reaktif. Yang bersangkutan kemudian meninggalkan lokasi karena terjadwal untuk tes di sesi kedua pada.
“Jam 09.00, petugas test menemukan perkembangan yang berubah, dimana reaksi tes yang bersangkutan berubah menjadi reaktif. Jadi normalnya hasil rapid test bisa keluar dalam waktu 10-15 menit. Sama halnya dengan rapid test yang dilakukan oleh Daffa, hasilnya keluar dalam waktu 10-15 menit. Namun panitia juga tidak menyangka bahwa 30 menit setelahnya hasil rapid tes itu berubah menjadi reaktif,” kata Prof Junaedi
Di sesi kedua, Daffa menunjukkan menunjukkan hasil uji rapid test yang ia peroleh selasa pagi ke pengawas ujian. Pihaknya pun mengganti surat yang tadinya non reaktif menjadi reaktif. Prof Junaidi juga mengakui bahwa pihaknya sempat menghibjnhi
“Kami sudah komunikasikan, kami minta untuk isolasi mandiri terlebih dahulu. Untuk jadwal ujian masih bisa di reschedule. Kami juga fasilitasi untuk tahap kedua ujian,” tutupnya.
Prof Junaidi menegaskan bahwa segala bentuk keputusan panitia dilakukan berdasarkan prosedur protokol pencegahan Covid-19 dan aturan yang dikeluarkan LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi). Perubahan status rapid test Daffa murni berdasarkan hasil tes di lapangan, di lobby MM Sekolah Pascasarjana. [ina]

Tags: