Lalulintas Waspada Cuaca

Patut waspada berlalulintas di darat, maupun di laut. Tanda-tanda musim sudah menunjukkan intensitas hujan semakin kerap mengguyur. Se-antero Jawa dan Bali harus waspada cuaca buruk. Hujan disertai angin kencang bisa tiba-tiba menyergap kawasan lokal, pada siang, sore atau malam hari. Beberapa daerah di Jawa Timur berstatus awas cuaca. Pada akhir pekan kedua Januari (tahun 2020) ini biasa pula ditandai dengan rob, meluapnya air laut ke arah muara.
Walau sebenarnya, musim hujan masih akan berlangsung sampai 20 pekan mendatang. Tetapi beberapa kawasan, terutama kawasan kepulauan, bisa didatangi ombak besar menggerus talud pantai. Tambatan perahu juga bisa tercerabut. Syahbandar perlu menegaskan larangan melaut pada cuaca tak menentu. Begitu pula jalan tol, hujan deras dan angin kencang (sampai 65 kilometer per-jam) bisa “mengangkat” mobil, bagai tak menyentuh aspal.
Sudah terjadi pada ruas tol Pandaan – Malang, dan ruas Sidoarjo – Surabaya, banyak pohon tumbang. Beberapa tiang listrik roboh. Beberapa gardu induk listrik dimatikan. Sehingga pembayaran tol dilakukan secara tunai. Menyebabkan kemacetan panjang. Sehingga senantiasa perlu kewaspadaan di jalan. BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) telah menyampaikan informasi cuaca yang kurang bersahabat. Yakni, angin kencang, disertai hujan deras dan petir.
Angin kencang juga terjadi di perairan. Permukaan laut diperkirakan bakal “diaduk” dengan ombak besar. Hal itu disebabkan tekanan udara masuk lebih besar dibanding yang keluar dari laut. Nelayan seyogianya tidak melaut (beristirahat) sambil memperbaiki jaring dan perahu. Cuaca terang di tengah laut bisa berubah seketika menjadi gelap. Sudah menjadi pembawaan musim hujan, berlangsung sampai Pebruari.
Kewaspadaan terutama pada kawasan kepulauan. Di Jawa Timur, kewaspadaan ekstra mesti dilakukan pada rute pelayaran Kalianget – Kangean. Serta seluruh pulau-pulau di timur kabupaten Sumenep (Madura). Begitu pula kepulauan Masalembo (berjarak 112 mil dari Kalianget). Juga di seluruh pulau Bawean (kabupaten Gresik). Nelayan maupun armada pelayaran seyogianya mematuhi “komando” Syahbandar. Terutama pada rute ramai di selat Bali.
Berdasar catatan BNPB, setidaknya terdapat 315 kabupaten dan kota berada di daerah bahaya. Dampak banjir (tingkat sedang dan parah) selalu mengintai pada musim hujan. Meng-akibatkan sekitar 63,7 juta jiwa penduduk berisiko terdampak banjir. Berdasar mapping kebencanaan, tanah longsor juga mengancam 274 kabupaten. Sebanyak 40 juta lebih penduduk berisiko terpapar dampak, terutama di daerah rawan kawasan perbukitan.
Maka seyogianya, Pemerintah daerah (propinsi, serta kabupaten dan kota) menyusun mapping kebencanaan berdasar kondisi terbaru. Beberapa daerah yang dilalui sungai besar (tanggungjawab Balai Besar Wilayah Sungai) telah memperoleh program perbaikan lingkungan. Dengan cara konvensional berupa normalisasi, dan beton plengseng sungai, sampai tanggul. Juga dengan teknologi back to nature, dengan program tutupan vegetatif. Hasilnya cukup baik, mengurangi tingkat keparahan dan sebaran banjir.
Antaralain kabupaten Bojonegoro (yang dialiri sungai Bengawan Solo), sudah jarang banjir. Tetapi potensi ancaman banjir seolah beralih tempat. Kawasan baru banjir terindikasi inharent dengan menyusutnya daya dukung alam. Antaralain alih fungsi lahan menjadi kawasan industri, dan permukiman. Beberapa daerah telah menjadi pengawasan seksama BNPB (dan BPBD Propinsi, serta BPBD kabupaten dan kota). Diantaranya, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Ngawi, Kota Mojokerto, Bojonegoro, dan Sampang (Madura).
Teknologi perbaikan lingkungan hidup sedunia telah merekomendasikan melalui program kembali merawat alam. Mencegah banjir (dan longsor), dilakukan dengan penanaman pohon, memperbanyak hutan kota. Juga penanaman tutupan vegetatif di sepanjang bantaran sungai. Serta kukuh menegakkan peraturan tata-ruang.
——— 000 ———

Rate this article!
Lalulintas Waspada Cuaca,5 / 5 ( 1votes )
Tags: