Lampu Penerangan Jembatan Merah Diganti Gaya Tempo Dulu

Teknisi dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya melakukan pemasangan lampu penerangan beserta tiang bergaya tempo di Jembatan Merah. [gegeh/bhirawa]

Teknisi dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya melakukan pemasangan lampu penerangan beserta tiang bergaya tempo di Jembatan Merah. [gegeh/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya berencana mengganti seluruh lampu penerangan dengan Light Emitting Diode (LED). Selain hemat energi, penggunaan lampu LED juga diyakini mampu menghemat anggaran APBD untuk biaya pemakaian listrik. Bahkan, DKP telah menyiapkan 100 lampu hias hemat energi untuk mempercantik Kota Metropolitan.
Seperti di Jembatan Merah, ada delapan lampu penerangan di Jembatan Merah diganti. Mulai dari bola lampu, tiang, hingga kabelnya. Maklum, Hal ini dalam rangka persiapan Konferensi UN Habitat yang berlangsung 25-27 Juli mendatang karena Surabaya menjadi tuan rumah.
”Ada 100 lampu hias hemat energi yang siap kami pasang untuk warga Surabaya biar kotanya tambah baik dan indah,” kata Kepala DKP Kota Surabaya, Chalid Buchari saat dikonfirmasi Bhirawa, Rabu (18/5) kemarin.
Salah satunya, melakukan peremajaan di beberapa jembatan dengan memasang lampu hias bergaya tempo dulu. Dengan mengganti tiang, kabel, beserta bola lampunya di Jembatan Merah yang menjadi kawasan komersial dan jalan satu-satunya yang menghubungkan Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya.
”Jadi, nanti kalau malam di Jembatan Merah terlihat nyala yang biasanya berwarna kuning sekarang berubah menjadi abu-abu. Bola lampunya yang awalnya hanya satu sekarang ada tiga di setiap tiangnya,” ujarnya.
Menurut Chalid, ada delapan tiang lampu yang diganti di Jembatan legendaris ini. Tiang lampu yang baru ini lebih ramping dan bertekstur jadul. Hal ini dikarenakan mengikuti nuansa tempo dulu. ”Kami memang cari nuansa tempoe doeloe. Ini juga dalam persiapan UN Habitat,” terangnya.
Tak hanya penerangan jalan, DKP juga telah mendekorasi taman-taman yang ada. Salah satunya, taman Jayengrono yang ada di depan Jembatan merah Plaza (JMP) memiliki air mancur menari diiringi musik. ”Kalau musiknya diputar, air mancurnya bisa melenggak-lenggok mengikuti irama musik,” jelasnya.
Diharapkan dengan adanya pemasangan lampu hias itu tentu saja untuk menambah keindahan kota Surabaya saat malam. Caranya, pihak DKP dengan pemasangan lampu hias tersebut yang bertujuan agar mampu membuat masyarakat Surabaya menikmati keindahan kota saat malam hari.
Saat ditanya, apakah tak khawatir dengan adanya tangan jahil? Chalid mengatakan, ”Kalau masyarakat sudah melihat lampu tersebut baik, maka diharapkan otomatis bisa turut menjaga juga, dan jika ada tangan jahil tentunya kami akan bekerjasama dengan Satpol PP, pihak kepolisian, koramil, sangat membantu kita,” pungkasnya.
Dikatakan Chalid, pihaknya akan berusaha melihat seberapa besar animo masyarakat tentang keidahan pemasangan lampu hias itu. ”Kami kan pasang dulu dan juga akan melihat bagaimana animo masyarakat melihat adanya keindahan saat malam melintas di jembatan,” paparnya. [geh]

Tags: